RadarBali.com – Di tahun 2006, Jogjakarta diguncang gempa cukup dahsyat. Mendapatkan musibah bencana alam, PSIM Mataram Jogjakarta yang baru saja menjuarai Divisi 1 Liga Indonesia dan berhak promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia.
Tapi dengan gempa bumi sedahsyat itu, mau tidak mau PSIM mengundurkan diri dari kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
Mundurnya PSIM, praktis juga sistem degradasi dihapuskan sementara waktu. Keputusan itu bisa dilakukan karena adanya force majeure.
Apakah di Liga 1 musim ini akan terjadi hal serupa seperti di Liga Djarum 2006 setelah Gunung Agung berstatus awas dan sewaktu-waktu bisa saja terjadi erupsi?
Jelas semua pihak tidak menginginkan hal tersebut. Mulai dari elemen suporter, manajemen klub, bahkan PSSI tidak ingin ada hal yang buruk terjadi.
Misalnya saja erupsi benar-benar terjadi, praktis Bali United yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar harus mencari solusi alternatif untuk meneruskan kompetisi yang masih menyisakan delapan pertandingan.
Opsi yang paling masuk akal seandainya ada hal yang tidak diinginkan adalah mencari home base alternative yang baru.
Tetapi Owner Bali United Pieter Tanuri masih enggan untuk memikirkan hal tersebut.
“Tidak dan belum ada kepikiran kesana (pencarian alternatif stadion baru, Red) karena kami masih sama-sama dengan rakyat Bali. Kami selalu berdoa agar tidak ada erupsi dan saya punya keyakinan kalau erupsi tidak terjadi. Tetapi kami juga tidak mau berandai-andai. Kami dari Bali dan tetap akan di Bali,” ucapnya.
Sebagai Anggota Exco PSSI, Pieter jelas tahu apakah ada keputusan dari PSSI jika seandainya terjadi erupsi Gunung Agung dan Liga 1 harus dihentikan atau tidak.
Kakak kandung CEO Bali United Yabes Tanuri itu menepis hal tersebut. “Tidak mungkin PSSI menghentikan (Liga 1, red). Kalau sudah ada sesuatu baru PSSI dan kami bisa bertindak,” ucapnya.
Pieter sendiri masih sangat berharap status awas Gunung Agung terus menurun dan tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Yang saya khawatirkan, status Gunung Agung seperti ini akan berlangsung lama. Seperti Sinabung yang terus menerus erupsi. Tetapi kehendak Tuhan siapa yang tahu. Saya berharap cepat selesai,” ucap pria 54 tahun itu.