DENPASAR – Respons adem ayem manajemen Bali United dalam bursa transfer musim 2019, membuat kalangan suporter bertanya-tanya. Ada sebenarnya?
Apakah manajemen akan membuat kejutan seperti sebelum-sebelumnya, atau ada maksud lain. Yang jelas, minimnya agresivitas manajemen membuat suporter khawatir.
Mereka tahu, tim-tim Liga 1 mulai serius mempersiapkan skuadnya musim depan dengan mendatangkan pemain papan atas tanah air.
Di satu sisi, Bali United baru mendatangkan eks Bhayangkara FC, Paulo Sergio yang dua musim sebelumnya menjadi tandem apik striker IIija Spasojevic.
Ketua Umum Semeton Dewata Bulldog Ketut Subudi mengatakan, suporter yang loyal sebenarnya sangat paham bahwa sepak bola tidak bisa lepas dari kepentingan bisnis.
Namun kalau ada pemain lokal Indonesia yang memiliki daya jelajah dan kualitas bagus meski dengan harga yang mahal khususnya barisan belakang, semestinya itu jadi prioritas.
Sebagai catatan, musim 2018, lini belakang Bali United begitu keropos. Apalagi setelah ditinggal Ahn Byung Keon. Gol demi gol bersarang ke gawang Wawan Hendrawan.
Mohammadou N’Diaye yang didatangkan dari Sriwijaya FC tak mampu menambal lubang di lini belakang. Terpaksa, N’Diaye dilepas.
“Karena sejauh ini pemain lokal berkualitas belum ada di Bali United. Jangan terlalu lama menentukan pilihan, yang penting ada target.
Kalau masih lambat gimana akan bersaing dengan tim lain yang sudah lebih dulu mendatangkan pemain dan pelatih berkualitas,” kata Subudi.
Sebagai suporter, pihaknya berharap manajemen Bali United bisa sesegera mungkin memiliki bayangan pemain dan pelatih untuk musim depan.
Apalagi latihan perdana Bali United sudah terjadwal. Tepatnya, pada 15 Januari mendatang, skuad Serdadu Tridatu kembali berlatih untuk menghadapi musim depan.