26 C
Jakarta
21 September 2024, 1:46 AM WIB

Dispar Gianyar Siapkan Pinjaman Lunak untuk 1.894 Hotel dan Restoran

GIANYAR – Hotel dan restoran di Gianyar tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. Hingga Februari 2021, Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Gede Putrawan,

belum menerima laporan ada hotel dan restoran yang hendak dijual karena terkena dampak Covid-19. Agar bisa bertahan, pemerintah berencana menyediakan pinjaman lunak.

Sebagai catatan, berdasar data Dinas Pariwisata Gianyar, jumlah hotel dan restoran di Gianyar mencapai 1.894 buah.

“Sampai saat ini belum ada laporan. Kalau mau dijual, kami terima laporan, terutama untuk memutuskan pembayaran pajak (hotel dan restoran, red),” ujar AA Gde Putrawan.

Dalam situasi sepi kunjungan, berpengaruh pada biaya operasional. “Pengusaha tidak cuma bayar gaji karyawan. Yang pasti adalah biaya operasional. Misalnya bayar listrik, kolam renang, apa mau dikuras atau bagaimana?,” jelasnya.

Meski belum mendapat laporan hotel dan restoran dijual, namun pihaknya memperkirakan semua pengusaha punya ancang-ancang. Para pengusaha juga berpikir berkali lipat.

“Karena semakin panjang (situasi Covid, red) pengusaha berpikir rasional. Kalau tetap, berarti bayar operasional tiap bulan sekian, kali sekian bulan,” ujar Putrawan memperhitungkan.

Lanjut dia, apabila pengusaha bertahan dengan dana dingin, tentunya harus bisa digunakan sekian bulan ke depan.

“Kalau tidak punya (dana dingin, red), kembali pinjaman. Perkalian mereka yang memutuskan dijual atau tidak,” jelasnya.

Disamping itu, yang jadi pertanyaan besar ketika hotel dan restoran hendak dijual. “Kalau dijual, pembelinya siapa? Karena situasi tidak menentu. Kalau bisa diprediksi di bulan ini.

Akan tetapi, finish (covid berahir, red) kapan berakhir tidak menentu. Pengusaha sekarang ragu dalam eksekusi (ambil keputusan, red),” ungkapnya.

Terkait nasib hotel dan restoran yang sepi, pemerintah pusat sudah mengambil kebijakan. “Kemarin (tahun 2020) sudah berikan hibah pariwisata,” jelasnya.

Sesuai rencana, tahun 2021, pengusaha akan diberikan pinjaman. “Sekarang rencana pinjaman lunak tanpa bunga. Itu supaya bisa bertahan,” ungkapnya.

Akan tetapi, kembali jadi pertanyaan bagi Putrawan, siapa pengusaha yang berani meminjam dalam situasi yang belum pasti.

“Kalau meminjam, tidak ada tamu. Berat. Kecuali bisa dikasih pinjam tahun ini, dibayar cicilannya belakangan, nah, itu mungkin bisa,” pungkasnya. 

GIANYAR – Hotel dan restoran di Gianyar tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. Hingga Februari 2021, Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Gede Putrawan,

belum menerima laporan ada hotel dan restoran yang hendak dijual karena terkena dampak Covid-19. Agar bisa bertahan, pemerintah berencana menyediakan pinjaman lunak.

Sebagai catatan, berdasar data Dinas Pariwisata Gianyar, jumlah hotel dan restoran di Gianyar mencapai 1.894 buah.

“Sampai saat ini belum ada laporan. Kalau mau dijual, kami terima laporan, terutama untuk memutuskan pembayaran pajak (hotel dan restoran, red),” ujar AA Gde Putrawan.

Dalam situasi sepi kunjungan, berpengaruh pada biaya operasional. “Pengusaha tidak cuma bayar gaji karyawan. Yang pasti adalah biaya operasional. Misalnya bayar listrik, kolam renang, apa mau dikuras atau bagaimana?,” jelasnya.

Meski belum mendapat laporan hotel dan restoran dijual, namun pihaknya memperkirakan semua pengusaha punya ancang-ancang. Para pengusaha juga berpikir berkali lipat.

“Karena semakin panjang (situasi Covid, red) pengusaha berpikir rasional. Kalau tetap, berarti bayar operasional tiap bulan sekian, kali sekian bulan,” ujar Putrawan memperhitungkan.

Lanjut dia, apabila pengusaha bertahan dengan dana dingin, tentunya harus bisa digunakan sekian bulan ke depan.

“Kalau tidak punya (dana dingin, red), kembali pinjaman. Perkalian mereka yang memutuskan dijual atau tidak,” jelasnya.

Disamping itu, yang jadi pertanyaan besar ketika hotel dan restoran hendak dijual. “Kalau dijual, pembelinya siapa? Karena situasi tidak menentu. Kalau bisa diprediksi di bulan ini.

Akan tetapi, finish (covid berahir, red) kapan berakhir tidak menentu. Pengusaha sekarang ragu dalam eksekusi (ambil keputusan, red),” ungkapnya.

Terkait nasib hotel dan restoran yang sepi, pemerintah pusat sudah mengambil kebijakan. “Kemarin (tahun 2020) sudah berikan hibah pariwisata,” jelasnya.

Sesuai rencana, tahun 2021, pengusaha akan diberikan pinjaman. “Sekarang rencana pinjaman lunak tanpa bunga. Itu supaya bisa bertahan,” ungkapnya.

Akan tetapi, kembali jadi pertanyaan bagi Putrawan, siapa pengusaha yang berani meminjam dalam situasi yang belum pasti.

“Kalau meminjam, tidak ada tamu. Berat. Kecuali bisa dikasih pinjam tahun ini, dibayar cicilannya belakangan, nah, itu mungkin bisa,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/