34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:27 PM WIB

Buka Direct Flight Ethiopia – Bali, Jajaki Program Sister City

DENPASAR – Di tengah pandemi, perekonomian global semakin tertatih-tatih. Tak terkecuali dengan Indonesia, dan Bali khususnya.

Dalam kondisi demikian, angin segar datang dari Ethiopia, negera yang ada di Afrika Timur. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Ethiopia telah terjalin sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955 di Bandung.

Saat ini kerjasama dua negara dalam bidang ekonomi khususnya pariwisata kian digalakkan. Hal tersebut terungkap saat Gubernur Bali Wayan Koster menerima audensi Duta Besar

Republik Demokratik Federal Ethiopia Prof. Admasu Tsegaye di ruang kerja kediaman Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, kemarin.

Dalam lawatannya ke Bali, Prof Admasu Tsegaye menyatakan kepada Gubernur Koster bahwa Provinsi Bali menjadi satu provinsi tujuan kerjasama oleh negaranya bersama DKI Jakarta.

Kerjasama yang sudah yang dibangun dan berjalan saat ini yakni penerbangan langsung (direct flight) Ethiopia – Jakarta. Dan untuk Bali izinnya sudah keluar, menyusul tahap koordinasi lanjutan untuk segera direalisasikan. 

“Ethiopia merupakan pusat politik di Afrika, sehingga kerjasama dengan Ethiopia akan membuka peluang kerjasama dengan bangsa – bangsa lain di Afrika.

Itulah harapan kehadiran kami di sini, semoga bisa terjalin kerjasama yang lebih intens,” ujarnya seraya menjelaskan kerjasama yang ingin dibangun di antaranya perdagangan, investasi, industri dan terutama sektor pariwisata. 

“Selain menjajagi kemungkinan potensi-potensi sektor tersebut, khusus untuk Bali kami ingin menjalin program sister city, dengan fokus pariwisata antara kota di Ethiopia dengan Bali.

Peluang ini bisa dilihat dari potensi – potensi pariwisata yang berbeda, sehingga tidak akan melahirkan kompetisi antar kedua pihak,” ungkapnya yang kala itu turut didampingi Menteri Politik Kerjasama Ekonomi dan Urusan ASEAN Ethiopia Gatluak Tut Khot. 

Menanggapi hal tersebut, Koster mengapresiasi atas jalinan kerjasama tersebut yang bisa segera terwujud.

Terutama terkait pandemi Covid – 19, yang diharapkan dapat membantu pemulihan pariwisata Bali pasca pandemi. 

“Semoga program direct flight Ethiopia – Bali bisa segera diwujudkan. Tentu kami akan membuka kran kerjasama selebar – lebarnya,

terutama dalam upaya kami memulihkan sektor pariwisata yang menjadi tumpuan utama masyarakat kami, ” kata Gubernur Koster. 

Selanjutnya jalinan komunikasi pun diharapkan lebih efektif dengan dibukanya Konsulat untuk Ethiopia di Bali. 

“Semoga jalinan yang sudah terbangun baik dengan negara kami Indonesia, bisa lebih baik dengan adanya kerjasama dengan Provinsi Bali. Dan tentunya bisa saling menguntungkan untuk kedua pihak,” tandasnya mengakhiri pertemuan. 

DENPASAR – Di tengah pandemi, perekonomian global semakin tertatih-tatih. Tak terkecuali dengan Indonesia, dan Bali khususnya.

Dalam kondisi demikian, angin segar datang dari Ethiopia, negera yang ada di Afrika Timur. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Ethiopia telah terjalin sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955 di Bandung.

Saat ini kerjasama dua negara dalam bidang ekonomi khususnya pariwisata kian digalakkan. Hal tersebut terungkap saat Gubernur Bali Wayan Koster menerima audensi Duta Besar

Republik Demokratik Federal Ethiopia Prof. Admasu Tsegaye di ruang kerja kediaman Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, kemarin.

Dalam lawatannya ke Bali, Prof Admasu Tsegaye menyatakan kepada Gubernur Koster bahwa Provinsi Bali menjadi satu provinsi tujuan kerjasama oleh negaranya bersama DKI Jakarta.

Kerjasama yang sudah yang dibangun dan berjalan saat ini yakni penerbangan langsung (direct flight) Ethiopia – Jakarta. Dan untuk Bali izinnya sudah keluar, menyusul tahap koordinasi lanjutan untuk segera direalisasikan. 

“Ethiopia merupakan pusat politik di Afrika, sehingga kerjasama dengan Ethiopia akan membuka peluang kerjasama dengan bangsa – bangsa lain di Afrika.

Itulah harapan kehadiran kami di sini, semoga bisa terjalin kerjasama yang lebih intens,” ujarnya seraya menjelaskan kerjasama yang ingin dibangun di antaranya perdagangan, investasi, industri dan terutama sektor pariwisata. 

“Selain menjajagi kemungkinan potensi-potensi sektor tersebut, khusus untuk Bali kami ingin menjalin program sister city, dengan fokus pariwisata antara kota di Ethiopia dengan Bali.

Peluang ini bisa dilihat dari potensi – potensi pariwisata yang berbeda, sehingga tidak akan melahirkan kompetisi antar kedua pihak,” ungkapnya yang kala itu turut didampingi Menteri Politik Kerjasama Ekonomi dan Urusan ASEAN Ethiopia Gatluak Tut Khot. 

Menanggapi hal tersebut, Koster mengapresiasi atas jalinan kerjasama tersebut yang bisa segera terwujud.

Terutama terkait pandemi Covid – 19, yang diharapkan dapat membantu pemulihan pariwisata Bali pasca pandemi. 

“Semoga program direct flight Ethiopia – Bali bisa segera diwujudkan. Tentu kami akan membuka kran kerjasama selebar – lebarnya,

terutama dalam upaya kami memulihkan sektor pariwisata yang menjadi tumpuan utama masyarakat kami, ” kata Gubernur Koster. 

Selanjutnya jalinan komunikasi pun diharapkan lebih efektif dengan dibukanya Konsulat untuk Ethiopia di Bali. 

“Semoga jalinan yang sudah terbangun baik dengan negara kami Indonesia, bisa lebih baik dengan adanya kerjasama dengan Provinsi Bali. Dan tentunya bisa saling menguntungkan untuk kedua pihak,” tandasnya mengakhiri pertemuan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/