RadarBali.com – Lebih dari dua jam, sore kemarin (24/9) Bupati Karangasem Ida Gusti Ayu Mas Sumatri tampak serius rapat di Posko Dinas Sosial di Posko Tanah Ampo, Karangasem.
Beberapa personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Dinas Sosial, satu per satu dimintai laporannya.
“Memang kami sempat bingung dengan adanya 126 titik pengungsian yang tersebar,” aku IGA Mas Sumatri kepada Jawa Pos Radar Bali usai koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) di Posko Tanah Ampo.
Yang membuatnya bingung, bagaimana distribusi kompor, makanan, sebab para mengungsi tersebar di beberapa kabupaten. Solusinya? “Kami buat bagaimana biar logistik itu tepat sasaran,” tegasnya.
Katanya, nilai logistik memang mahal. Namun, bantuan dari pemerintah pusat dan parpol mengalir. Begitu juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali maupun kabupaten kota se-Bali.
“Kami sebagai kepala daerah saling tolong menolong,” katanya bangga. Menurutnya, bantuan itu sangat luar biasa. “Membantu orang susah itu kan karma baik” paparnya.
Terkait evakuasi warga, IGA Mas belajar dari erupsi Gunung Agung pada 1963 lalu. “Saat itu banyak korban karena banyak warga enggan dievakuasi,” bebernya.
Saat ini bagaimana? “Sejauh ini belum ada yang menolak dievakuasi. Tapi, kalau ada yang menolak, akan kami paksa,” tegasnya.
Warga yang menolak umumnya karena masih punya ternak hingga harta benda lainnya. “Target kami, jangan sampai jatuh korban,” harap Bupati.
Untuk koordinasi keamanan, dibantu Kapolres dan Dandim Karangasem. Pantauan Jawa Pos Radar Bali sore kemarin di Posko Tanah Ampo, relawan distribusikan sembako ke Abang dan Rendang.
Aktivitas gudang logistik maupun dapur umum sibuk sekali. Ratusan relawan PMI se-Bali dan juga lembaga lain bah membau bongkar muat logistik maupun obat-obatan. (djoko heru setiawan)