DENPASAR – BPR punya fasilitas kartu ATM? Kenapa nggak. Ini masalah klasik kita sebagai lembaga BPR. Banyak hambatan/tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkannya.
Pertama, tantangan biaya infrastruktur pembangunan ATM – nya. Biayanya nggak sedikit. Besar banget..
Kedua, tantangan secara regulasi, BPR tidak mudah mewujudkan sistem ATM secara mandiri.
Kesimpulannya, butuh extra effort mewujudkan sistem ATM secara mandiri bagi industri BPR.
Tantangan ini dirasakan betul oleh saya dan keluarga besar BPR KAS. Kami rindu, nasabah BPR KAS memiliki kartu ATM yang memudahkan melakukan transaksi tarik tunai, transfer antar bank maupun transaksi pembayaran Listrik, air, telpon, dll.
Selama 2 tahun terakhir kami berusaha mencari cara mewujudkan itu. Berbagai ide kreatif kami coba, mengingat kami sadar akan kemampuan modal dan infrastruktur kami terbatas.
Untuk diketahui, BPR KAS adalah lembaga keuangan yang baru lahir 3 tahun lalu. Assetnya saja baru Rp 150 miliar, termasuk size kecil untuk Bali, SDM-nya terbatas.
Tapi, apakah itu membatasi kami untuk bergerak maju? Tentu tidak. Orang bijak bilang, “Idea and creativity are great, but execution is what makes your company succeed”
Singkat cerita, kami akhirnya dapat partner untuk wujudkan mimpi kami, memiliki kartu ATM sendiri, yang bisa terhubung dengan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Awal tahun 2020, akan merilis kartu ATM BPR KAS. Benang merah dari kejadian tersebut diatas adalah, kebanyakan kita punya banyak ide kreatif untuk meningkatkan/mengembangkan bisnis kita, tapi sedikit yang mengeksekusi ide kreatif tersebut.
Kenapa? Karena kebanyakan kita tidak siap membayar “harganya”. Kita takut gagal. Kita takut menghadapi masalah/resiko.
Kemudian kebanyakan kita, lebih fokus menghitung kekurangan/keterbatasan kita, ketimbang fokus mencari jalannya.
Jadi, yuk jalani saja dulu prosesnya, hasil akhirnya pasti akan kita dapat. Hanya waktunya yang kita ngak tahu apakah akan segera kita dapat atau nanti. Salam Perjuangan. (rba)