34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:38 PM WIB

Always Be Relevant

DENPASAR – Siapa yang tak kenal Gojek? Seluruh Indonesia pasti tahu tentang perusahaan tersebut.

Anak saya yang baru umur 5 tahun saja, saat menginginkan suatu makanan, bisa bilang, “Pa, gojekin aja soupnya!”

Tapi tahukah, Gojek pada saat berdiri tahun 2010 hanyalah perusahaan layanan pemesanan ojek motor melalui call-center.

Setelah 9 tahun berdiri, perusahaan tersebut memiliki 22 jenis layanan, 2 juta pengemudi ojek dan 155 juta pengguna aplikasi.

Luar biasa bukan? Apa sih yang membuatnya terus berkembang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya tertarik apa yang disampaikan Founder Gojek, Nadiem Makarim saat perubahan logo Gojek.

“Hadirnya Gojek untuk membantu memudahkan kehidupan orang banyak melalui teknologi.”

Orang banyak adalah calon konsumen yang menunggu pertolongan kita sebagai pengusaha.

Saya percaya, pertama kali kita membangun sebuah usaha, pasti dilatar belakangi peluang untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Baik itu berupa kebutuhan barang, maupun kebutuhan jasa.

Pada fase awal usaha kita berdiri, ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika kita salah mengindentifikasi kebutuhan calon konsumen, maka kebangkrutan akan cepat terjadi.

Kedua, jika kita tepat mengidentifikasi kebutuhan calon konsumen, maka usaha akan berkembang.

Saat ini, masalah yang sering dihadapi pengusaha UMKM adalah, perkembangan usaha cenderung stagnan dan menurun.

Dulu volume penjualan produk laris manis, saat ini cenderung menurun drastis. Dulu persentase profit margin tebal, saat ini tipis.

Dulu pesaing dengan produk sejenis tidak banyak, saat ini pesaing banyak sekali. Jika ketemu situasi begini,

dan kita tidak bereaksi cepat, secara jangka panjang perusahaan kita akan bangkrut. Jadi apa yang harus kita lakukan?

Selalu menjadi relevan bagi konsumen adalah solusinya. Yang saya maksud selalu menjadi relevan :

Pertama; Kita sebagai pengusaha jangan pernah berpuas diri, akan keberhasilan produk yang kita jual hari ini.

Kita harus terus menerus mawas diri untuk menilai apakah produk yang kita jual, masih sangat bermanfaat dan memudahkan hidup bagi

orang banyak (konsumen) atau tidak? Jika tidak, segeralah cari tahu atau ciptakan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini.

Kedua; Kita sebagai pengusaha harus melakukan evaluasi secara konsisten akan strategi usaha. Strategi yang kita implementasikan saat ini,

melalui berbagai proses pemasaran produk, mungkin telah membawa kita pada titik keberhasilan.

Jangan berpuas diri, mungkin saja besok strategi tersebut sudah tidak relevan dalam menggaet konsumen, teruslah lakukan evaluasi.

Temukanlah strategi baru, apalagi saat ini kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi, untuk terus mengembangkan usaha.

Yuk para pengusaha UMKM Bali, berupaya untuk selalu menjadi relevan, dalam menghasilkan/menjual produk.

Serta selalu menjadi relevan dalam menciptakan strategi, demi menjaga/meningkatkan jumlah konsumen kita. Salam Perjuangan! (rba)

DENPASAR – Siapa yang tak kenal Gojek? Seluruh Indonesia pasti tahu tentang perusahaan tersebut.

Anak saya yang baru umur 5 tahun saja, saat menginginkan suatu makanan, bisa bilang, “Pa, gojekin aja soupnya!”

Tapi tahukah, Gojek pada saat berdiri tahun 2010 hanyalah perusahaan layanan pemesanan ojek motor melalui call-center.

Setelah 9 tahun berdiri, perusahaan tersebut memiliki 22 jenis layanan, 2 juta pengemudi ojek dan 155 juta pengguna aplikasi.

Luar biasa bukan? Apa sih yang membuatnya terus berkembang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya tertarik apa yang disampaikan Founder Gojek, Nadiem Makarim saat perubahan logo Gojek.

“Hadirnya Gojek untuk membantu memudahkan kehidupan orang banyak melalui teknologi.”

Orang banyak adalah calon konsumen yang menunggu pertolongan kita sebagai pengusaha.

Saya percaya, pertama kali kita membangun sebuah usaha, pasti dilatar belakangi peluang untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Baik itu berupa kebutuhan barang, maupun kebutuhan jasa.

Pada fase awal usaha kita berdiri, ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika kita salah mengindentifikasi kebutuhan calon konsumen, maka kebangkrutan akan cepat terjadi.

Kedua, jika kita tepat mengidentifikasi kebutuhan calon konsumen, maka usaha akan berkembang.

Saat ini, masalah yang sering dihadapi pengusaha UMKM adalah, perkembangan usaha cenderung stagnan dan menurun.

Dulu volume penjualan produk laris manis, saat ini cenderung menurun drastis. Dulu persentase profit margin tebal, saat ini tipis.

Dulu pesaing dengan produk sejenis tidak banyak, saat ini pesaing banyak sekali. Jika ketemu situasi begini,

dan kita tidak bereaksi cepat, secara jangka panjang perusahaan kita akan bangkrut. Jadi apa yang harus kita lakukan?

Selalu menjadi relevan bagi konsumen adalah solusinya. Yang saya maksud selalu menjadi relevan :

Pertama; Kita sebagai pengusaha jangan pernah berpuas diri, akan keberhasilan produk yang kita jual hari ini.

Kita harus terus menerus mawas diri untuk menilai apakah produk yang kita jual, masih sangat bermanfaat dan memudahkan hidup bagi

orang banyak (konsumen) atau tidak? Jika tidak, segeralah cari tahu atau ciptakan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini.

Kedua; Kita sebagai pengusaha harus melakukan evaluasi secara konsisten akan strategi usaha. Strategi yang kita implementasikan saat ini,

melalui berbagai proses pemasaran produk, mungkin telah membawa kita pada titik keberhasilan.

Jangan berpuas diri, mungkin saja besok strategi tersebut sudah tidak relevan dalam menggaet konsumen, teruslah lakukan evaluasi.

Temukanlah strategi baru, apalagi saat ini kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi, untuk terus mengembangkan usaha.

Yuk para pengusaha UMKM Bali, berupaya untuk selalu menjadi relevan, dalam menghasilkan/menjual produk.

Serta selalu menjadi relevan dalam menciptakan strategi, demi menjaga/meningkatkan jumlah konsumen kita. Salam Perjuangan! (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/