33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:18 PM WIB

Investasi Terjun Bebas, Sulit PAD Buleleng Capai Target saat Covid-19

SINGARAJA – Investasi di Buleleng sempat mengalami peningkatan sebelum merebak pandemi Covid-19 di Bali.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan mencacat nilai investasi tahun 2018 lalu menyentuh diangka Rp 13 triliun. Kemudian kembali naik di tahun 2019 menjadi Rp 51 trilun.

Penyabab naiknya angka investasi di Buleleng karena adanya proyek infrastruktur jalan sarana infrastruktur jalan terutama jalan penghubung dari selatan (Denpasar) ke utara (Buleleng).

Kemudian kondisi alam di Buleleng yang memungkinkan masih ada ruang pembangunan akomodasi pariwisata dan letak geografis alam Buleleng yang segara gunung, memungkinkan investasi bertambah.

Dengan bertambahnya investasi, pendapatan asli daerah pun naik drastis. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Buleleng I Made Kuta

menyebut target-target PAD pada tahun 2018 dan 2019 lalu melampaui apa sudah ditarget pemerintah daerah.

Saat itu target PAD tahun 2018 targetnya Rp 7,5 miliar dan terlampaui diangka Rp 9 miliar. Kemudian pada tahun 2019 mencapai Rp 9 miliar terlampaui sekitar Rp 11 miliar.

Namun sayang setelah ada Covid-19 ini dampaknya sangat terasa. “Terbukti hingga memasuki bulan kelima Mei ini, angka investasinya terjun bebes, bahkan hingga ke angka yang paling rendah. Turun mencapai 90 persen,” ungkapnya.

Dia menjelaskan tahun 2018 dan 2019 lalu nilai investasi mencapai triliun. Mereka mayoritas berinvestasi di sektor pariwisata setelah pemerintah gencar membangun proyek shortcut.

Hanya saja untuk tahun 2020 ini, Made Kuta mengaku tak mempunyai pilihan ataupun target karena kondisi riil pasar dihantam oleh pandemi Covid-19.

Kendati banyak pihak yang masih melakukan kemungkinan membuka peluang investasi, namun Made Kuta meminta semua pihak untuk stand by dahulu sebelum pandemi Covid-19 ini berlalu.

“Untuk nilai investasi besar berada daerah Wanagiri, Munduk, Banyuatis yang berada di daerah pegunungan. Lantaran banyak pembangunan hotel, villa, dan restaurant.

Sedangkan wilayah pesisir berada di daerah Gerokgak Buleleng barat dengan investasi industri, nantinya akan adanya pembangunan pabrik pakan ternak,” terangnya.  

Situasi ditengah covid-19 menurut Kuta tentu akan mengkoreksi target PAD yang telah ditetapkan. Tahun 2020 DPMPTSP Buleleng target PAD menyentuh diangka Rp 10 miliar.

“Kami memperkirakan target PAD tersebut tidak terpenuhi, karena kondisi Covid-19 yang membuat segala sektor perekonomian lumpuh totol,” pungkasnya.

SINGARAJA – Investasi di Buleleng sempat mengalami peningkatan sebelum merebak pandemi Covid-19 di Bali.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan mencacat nilai investasi tahun 2018 lalu menyentuh diangka Rp 13 triliun. Kemudian kembali naik di tahun 2019 menjadi Rp 51 trilun.

Penyabab naiknya angka investasi di Buleleng karena adanya proyek infrastruktur jalan sarana infrastruktur jalan terutama jalan penghubung dari selatan (Denpasar) ke utara (Buleleng).

Kemudian kondisi alam di Buleleng yang memungkinkan masih ada ruang pembangunan akomodasi pariwisata dan letak geografis alam Buleleng yang segara gunung, memungkinkan investasi bertambah.

Dengan bertambahnya investasi, pendapatan asli daerah pun naik drastis. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Buleleng I Made Kuta

menyebut target-target PAD pada tahun 2018 dan 2019 lalu melampaui apa sudah ditarget pemerintah daerah.

Saat itu target PAD tahun 2018 targetnya Rp 7,5 miliar dan terlampaui diangka Rp 9 miliar. Kemudian pada tahun 2019 mencapai Rp 9 miliar terlampaui sekitar Rp 11 miliar.

Namun sayang setelah ada Covid-19 ini dampaknya sangat terasa. “Terbukti hingga memasuki bulan kelima Mei ini, angka investasinya terjun bebes, bahkan hingga ke angka yang paling rendah. Turun mencapai 90 persen,” ungkapnya.

Dia menjelaskan tahun 2018 dan 2019 lalu nilai investasi mencapai triliun. Mereka mayoritas berinvestasi di sektor pariwisata setelah pemerintah gencar membangun proyek shortcut.

Hanya saja untuk tahun 2020 ini, Made Kuta mengaku tak mempunyai pilihan ataupun target karena kondisi riil pasar dihantam oleh pandemi Covid-19.

Kendati banyak pihak yang masih melakukan kemungkinan membuka peluang investasi, namun Made Kuta meminta semua pihak untuk stand by dahulu sebelum pandemi Covid-19 ini berlalu.

“Untuk nilai investasi besar berada daerah Wanagiri, Munduk, Banyuatis yang berada di daerah pegunungan. Lantaran banyak pembangunan hotel, villa, dan restaurant.

Sedangkan wilayah pesisir berada di daerah Gerokgak Buleleng barat dengan investasi industri, nantinya akan adanya pembangunan pabrik pakan ternak,” terangnya.  

Situasi ditengah covid-19 menurut Kuta tentu akan mengkoreksi target PAD yang telah ditetapkan. Tahun 2020 DPMPTSP Buleleng target PAD menyentuh diangka Rp 10 miliar.

“Kami memperkirakan target PAD tersebut tidak terpenuhi, karena kondisi Covid-19 yang membuat segala sektor perekonomian lumpuh totol,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/