SINGARAJA – Kasus positif yang bersumber dari Orang Tanpa Gejala (OTG) masih mendominasi di Kabupaten Buleleng.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng pun meminta agar masyarakat mewaspadai hal tersebut. Sehingga kasus covid-19 tak menyebar lebih masif lagi.
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, hingga kini ada 85 warga Buleleng yang berstatus OTG. Mereka telah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Dari puluhan warga tersebut, sebanyak 4 orang diantaranya tengah menjalani isolasi di RS Pratama Giri Emas. Sementara sisanya telah dinyatakan sembuh.
Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan, kasus OTG sangat mendominasi dalam hal penularan Covid-19 di Buleleng.
Dari 102 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif covid, sebanyak 85 orang berasal dari kelompok OTG. Itu artinya 83,3 persen kasus berstatus OTG.
“Ini memang yang paling dominan. Ini kebanyakan kami temukan dari hasil kontak erat dengan PDP yang terkonfirmasi sebelumnya,” ungkap Suyasa.
Ia mencontohkan tambahan tiga kasus terkonfirmasi yang diumumkan pada Senin (6/7) lalu. “Itu semuanya kan keluarga dari kasus terkonfirmasi positif di Denpasar.
Kami telusuri, secara fisik kondisinya terlihat sehat. Tidak bergejala apapun. Tapi setelah kami swab, ternyata positif. Ini turut menyulitkan deteksi siapa saja yang memiliki virus di tubuhnya,” imbuhnya.
Mengantisipasi semakin merebaknya kasus positif di Buleleng, Suyasa pun meminta agar masyarakat lebih mentaati protokol kesehatan.
Seperti menggunakan masker maupun mencuci tangan dengan air mengalir secara berkala. Sebab, menurut Suyasa, semua orang berpotensi menjadi OTG tanpa disadari.
“Harus ada kesadaran yang dibangun. Jangan sampai kita tertular covid, juga jangan sampai orang lain tertular covid dari kita. Bisa jadi kita tanpa gejala. Karena kita semua potensi menjadi OTG tanpa kita tahu,” imbuhnya.
Selain itu, Suyasa menyatakan gugus tugas akan terus melakukan rapid test secara acak, di lokasi-lokasi yang padat aktifitas.
Sehingga OTG bisa dideteksi dengan maksimal. Upaya itu juga diharapkan bisa menekan potensi kemunculan klaster penularan di Buleleng.