29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:09 AM WIB

Sempat Karantina Desa, Begitu Kasus Reda Langsung Bayar Kaul

Desa Bondalem sempat menyita perhatian publik pada Mei lalu. Saat itu desa ini harus dikarantina selama 14 hari, karena penyebaran covid-19 yang begitu masif.

Kini desa sudah berhasil menekan kasus, hingga kembali nihil kasus. Pihak desa pun langsung menggelar upacara naur sesangi di padmasana kantor desa.

 

 

EKA PRASETYA, Bondalem

SUARA genta terdengar bertalu-talu. Ida Bhawati Suarsana, rohaniawan yang memimpin upacara tersebut, terlihat sangat khusyuk.

Sejumlah sutra juga dibuat sibuk, membantu prosesi itu. Pagi itu di areal padmasana Kantor Perbekel Bondalem, tengah dilangsungkan upacara naur sesangi.

Upacara sengaja digelar, karena di desa ini tak terjadi lagi penambahan kasus terkonfirmasi positif covid-19.

Upaya itu tak mudah. Kasus pertama di Desa Bondalem ditemukan pada bulan Mei lalu. Setelah dilakukan tracing, tak kurang dari 18 orang lainnya dinyatakan terkonfirmasi positif.

Pasar Desa Bondalem ditengarai menjadi klaster penyebaran. Sementara episentrum persebaran ada di Banjar Dinas Celagi Batur, Desa Bondalem.

Dampaknya Pemkab Buleleng saat itu memutuskan melakukan karantina wilayah di Desa Bondalem. Selama 14 hari penuh warga di Desa Bondalem dilarang beraktivitas ke luar desa.

Warga dari luar Desa Bondalem pun dilarang masuk. Aktivitas kala itu benar-benar lumpuh. Berkaca dari masalah tersebut, pihak desa dinas bersama desa adat bahu membahu menekan penyebaran covid-19.

Relawan desa dan satgas gotong royong dikerahkan guna melakukan edukasi dan langkah pencegahan. Hasilnya sejak sepekan lalu tak ditemukan lagi kasus baru di Desa Bondalem.

Perbekel Bondalem Gede Ngurah Sadhu Adnyana mengatakan, sejak sepekan lalu di Bondalem sudah nihil kasus terkonfirmasi baru.

Sejak karantina desa diberlakukan di Bondalem, selalu ditemukan kasus baru. Dalam sepekan selalu ditemukan penambahan 1-2 kasus.

“Setelah karantina desa itu kasusnya memang langsung landai. Tapi, tetap masih ada. Baru keluar satu, ada tambah kasus lagi. Syukurnya seminggu ini sudah benar-benar nihil kasus,” kata Sadhu Adnyana.

Catatan pihak desa, hingga kini setidaknya ada 48 orang warga Bondalem yang sempat dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.

Syukurnya seluruh warga berhasil sembuh. Tak seorang pun dinyatakan meninggal dunia. Sebelumnya pihak desa sempat was-was karena ada beberapa warga berstatus lansia yang harus dirawat karena terkonfirmasi positif covid-19.

Bahkan, ada pula yang harus dirawat selama sebulan lebih di rumah sakit. Menurutnya, selama ini pihak desa selalu menyampaikan pesan-pesan penerapan protokol kesehatan pada warga.

Selama 8 bulan terakhir, para relawan dan aparat desa terus menggencarkan kampanye penerapan protokol kesehatan.

“Masyarakat juga semakin waspada. Peristiwa karantina (desa) yang bulan Mei itu benar-benar memberikan pelajaran pada kami. Bahwa virus ini tidak bisa diremehkan,” katanya.

Sementara itu, Kelian Desa Adat Bondalem Jro Made Pendar mengungkapkan, pihaknya selalu mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh desa dinas.

Desa adat sendiri melakukan upaya-ipaya dari sisi niskala. Ritual nyejer daksina misalnya, tak pernah putus dilakukan.

Terakhir pada Sabtu (12/12) lalu, desa adat juga menggelar upacara meayu-ayu. Lewat upacara ini, prajuru adat memohon agar Ida Sang Hyang Widhi Wasa, memberikan anugerah pada seluruh krama.

Selain itu para prajuru juga mengucapkan rasa syukur pada Tuhan, karena tak ada lagi kasus terkonfirmasi positif di Bondalem.

Selanjutnya pada Senin (14/12) desa adat juga menggelar upacara nangluk merana. Upacara ini diharapkan dapat menetralisir segala potensi wabah yang terjadi di wewidangan Desa Adat Bondalem.

Pendar mengungkapkan, desa adat hingga kini masih tidak menyelenggarakan upacara dewa yadnya. Pertimbangannya, jumlah krama di Desa Bondalem mencapai belasan ribu.

Sehingga bila dilakukan piodalan, maka rentan terjadi kerumunan. Selain itu kegiatan manusa yadnya dan pitra yadnya, dibatasi.

“Upacara dewa yadnya saja tidak dilaksanakan. Tentu sangat tidak etis kalau manusa yadnya dan pitra yadnya diselenggarakan besar-besaran.

Selalu kami awasi agar upacara dilangsungkan secara sederhana, dengan tetap memerhatikan penerapan protokol kesehatan,” jelasnya.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga turut hadir dalam upacara naur sesangi yang dilangsungkan di Bondalem.

Bupati Agus menyumbang enam ekor babi guling untuk upacara tersebut. Saat karantina desa berlangsung,

Bupati Agus memang sempat mengucapkan janji akan menyumbangkan babi guling, apabila Bondalem berhasil bebas dari kasus terkonfirmasi positif covid-19.

Dan, Bupati Agus mengatakan, janji itu sebenarnya terucap secara tak sengaja. Dirinya saat itu jengah, karena Desa Bondalem harus dikarantina.

Padahal pemerintah kala itu sudah berusaha semaksimal mungkin, agar covid-19 tidak menyebar secara masif. Karena janji sudah terucap, maka janji itu pun harus ia tepati.

“Waktu itu saya khawatir betul. Saat itu posisinya berserah dan kembali kepada Tuhan untuk memohon kesembuhan untuk warga Bondalem. Upaya pencegahan dan penanganan secara nyata juga tetap dilanjutkan,” katanya.

Menurut Bupati Agus, kini aparat desa dan warga di Bondalem memiliki tantangan besar. Yakni menjaga kondisi desanya tetap bebas dari covid-19.

Tugas ini cukup berat mengingat kasus penularan mengalami peningkatan yang cukup tinggi di Indonesia. Bahkan, dua kabupaten di Bali kini kembali ke zona merah.

“Tentu tantangan kedepan yang lebih berat. Bagaimana caranya biar tidak ada kasus baru lagi di Bondalem. Apalagi sampai memicu klaster.

Saya ingatkan agar protokol kesehatan itu tetap dilakukan, karena itu jadi kunci pencegahan covid,” tukasnya. (*)

Desa Bondalem sempat menyita perhatian publik pada Mei lalu. Saat itu desa ini harus dikarantina selama 14 hari, karena penyebaran covid-19 yang begitu masif.

Kini desa sudah berhasil menekan kasus, hingga kembali nihil kasus. Pihak desa pun langsung menggelar upacara naur sesangi di padmasana kantor desa.

 

 

EKA PRASETYA, Bondalem

SUARA genta terdengar bertalu-talu. Ida Bhawati Suarsana, rohaniawan yang memimpin upacara tersebut, terlihat sangat khusyuk.

Sejumlah sutra juga dibuat sibuk, membantu prosesi itu. Pagi itu di areal padmasana Kantor Perbekel Bondalem, tengah dilangsungkan upacara naur sesangi.

Upacara sengaja digelar, karena di desa ini tak terjadi lagi penambahan kasus terkonfirmasi positif covid-19.

Upaya itu tak mudah. Kasus pertama di Desa Bondalem ditemukan pada bulan Mei lalu. Setelah dilakukan tracing, tak kurang dari 18 orang lainnya dinyatakan terkonfirmasi positif.

Pasar Desa Bondalem ditengarai menjadi klaster penyebaran. Sementara episentrum persebaran ada di Banjar Dinas Celagi Batur, Desa Bondalem.

Dampaknya Pemkab Buleleng saat itu memutuskan melakukan karantina wilayah di Desa Bondalem. Selama 14 hari penuh warga di Desa Bondalem dilarang beraktivitas ke luar desa.

Warga dari luar Desa Bondalem pun dilarang masuk. Aktivitas kala itu benar-benar lumpuh. Berkaca dari masalah tersebut, pihak desa dinas bersama desa adat bahu membahu menekan penyebaran covid-19.

Relawan desa dan satgas gotong royong dikerahkan guna melakukan edukasi dan langkah pencegahan. Hasilnya sejak sepekan lalu tak ditemukan lagi kasus baru di Desa Bondalem.

Perbekel Bondalem Gede Ngurah Sadhu Adnyana mengatakan, sejak sepekan lalu di Bondalem sudah nihil kasus terkonfirmasi baru.

Sejak karantina desa diberlakukan di Bondalem, selalu ditemukan kasus baru. Dalam sepekan selalu ditemukan penambahan 1-2 kasus.

“Setelah karantina desa itu kasusnya memang langsung landai. Tapi, tetap masih ada. Baru keluar satu, ada tambah kasus lagi. Syukurnya seminggu ini sudah benar-benar nihil kasus,” kata Sadhu Adnyana.

Catatan pihak desa, hingga kini setidaknya ada 48 orang warga Bondalem yang sempat dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.

Syukurnya seluruh warga berhasil sembuh. Tak seorang pun dinyatakan meninggal dunia. Sebelumnya pihak desa sempat was-was karena ada beberapa warga berstatus lansia yang harus dirawat karena terkonfirmasi positif covid-19.

Bahkan, ada pula yang harus dirawat selama sebulan lebih di rumah sakit. Menurutnya, selama ini pihak desa selalu menyampaikan pesan-pesan penerapan protokol kesehatan pada warga.

Selama 8 bulan terakhir, para relawan dan aparat desa terus menggencarkan kampanye penerapan protokol kesehatan.

“Masyarakat juga semakin waspada. Peristiwa karantina (desa) yang bulan Mei itu benar-benar memberikan pelajaran pada kami. Bahwa virus ini tidak bisa diremehkan,” katanya.

Sementara itu, Kelian Desa Adat Bondalem Jro Made Pendar mengungkapkan, pihaknya selalu mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh desa dinas.

Desa adat sendiri melakukan upaya-ipaya dari sisi niskala. Ritual nyejer daksina misalnya, tak pernah putus dilakukan.

Terakhir pada Sabtu (12/12) lalu, desa adat juga menggelar upacara meayu-ayu. Lewat upacara ini, prajuru adat memohon agar Ida Sang Hyang Widhi Wasa, memberikan anugerah pada seluruh krama.

Selain itu para prajuru juga mengucapkan rasa syukur pada Tuhan, karena tak ada lagi kasus terkonfirmasi positif di Bondalem.

Selanjutnya pada Senin (14/12) desa adat juga menggelar upacara nangluk merana. Upacara ini diharapkan dapat menetralisir segala potensi wabah yang terjadi di wewidangan Desa Adat Bondalem.

Pendar mengungkapkan, desa adat hingga kini masih tidak menyelenggarakan upacara dewa yadnya. Pertimbangannya, jumlah krama di Desa Bondalem mencapai belasan ribu.

Sehingga bila dilakukan piodalan, maka rentan terjadi kerumunan. Selain itu kegiatan manusa yadnya dan pitra yadnya, dibatasi.

“Upacara dewa yadnya saja tidak dilaksanakan. Tentu sangat tidak etis kalau manusa yadnya dan pitra yadnya diselenggarakan besar-besaran.

Selalu kami awasi agar upacara dilangsungkan secara sederhana, dengan tetap memerhatikan penerapan protokol kesehatan,” jelasnya.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga turut hadir dalam upacara naur sesangi yang dilangsungkan di Bondalem.

Bupati Agus menyumbang enam ekor babi guling untuk upacara tersebut. Saat karantina desa berlangsung,

Bupati Agus memang sempat mengucapkan janji akan menyumbangkan babi guling, apabila Bondalem berhasil bebas dari kasus terkonfirmasi positif covid-19.

Dan, Bupati Agus mengatakan, janji itu sebenarnya terucap secara tak sengaja. Dirinya saat itu jengah, karena Desa Bondalem harus dikarantina.

Padahal pemerintah kala itu sudah berusaha semaksimal mungkin, agar covid-19 tidak menyebar secara masif. Karena janji sudah terucap, maka janji itu pun harus ia tepati.

“Waktu itu saya khawatir betul. Saat itu posisinya berserah dan kembali kepada Tuhan untuk memohon kesembuhan untuk warga Bondalem. Upaya pencegahan dan penanganan secara nyata juga tetap dilanjutkan,” katanya.

Menurut Bupati Agus, kini aparat desa dan warga di Bondalem memiliki tantangan besar. Yakni menjaga kondisi desanya tetap bebas dari covid-19.

Tugas ini cukup berat mengingat kasus penularan mengalami peningkatan yang cukup tinggi di Indonesia. Bahkan, dua kabupaten di Bali kini kembali ke zona merah.

“Tentu tantangan kedepan yang lebih berat. Bagaimana caranya biar tidak ada kasus baru lagi di Bondalem. Apalagi sampai memicu klaster.

Saya ingatkan agar protokol kesehatan itu tetap dilakukan, karena itu jadi kunci pencegahan covid,” tukasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/