SINGARAJA – Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Buleleng mencapai 1,02 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Peningkatan laju pertumbuhan penduduk itu ditengarai tak lepas dari kondisi pandemi covid-19. Sehingga banyak penduduk Buleleng yang memilih pulang kampung, sekaligus mengubah alamat domisili mereka.
Hal itu terungkap saat Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan hasil sensus penduduk yang dilangsungkan pada tahun 2020 lalu.
Mengacu data BPS Kabupaten Buleleng, jumlah penduduk di Kabupaten Buleleng mencapai angka 791.813 jiwa.
Jumlah itu meningkat 167.688 jiwa bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tercatat pada sensus penduduk tahun 2010 lalu. Saat itu jumlah penduduk di Buleleng mencapai 624.125 jiwa.
Kepala BPS Buleleng Made Bimbo Abdi Suardika mengatakan, peningkatan jumlah penduduk itu ditengarai karena kondisi pandemi covid-19.
Banyak masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup di wilayah Bali Selatan, memilih pulang kampung. Mereka juga memilih mengubah alamat domisili, karena kondisi ekonomi yang belum menentu.
“Kalau kondisinya masih normal, tidak pandemi, mungkin saja komposisi jumlah penduduk kabupaten/kota yang ada di Bali akan berbeda.
Karena ini kondisi pandemi, penduduk cenderung memilih kembali ke kampung halaman dan mencari penghidupan di kampung,” kata Bimbo.
Bimbo mengatakan, sensus penduduk dilakukan melalui metode kombinasi. Yakni melalui sensus secara daring, serta wawancara langsung.
Sensus dari dilaksanakan dalam kurun waktu Februari hingga Mei 2020. Partisipasi masyarakat dalam proses sensus daring pun cukup tinggi, mencapai 37 persen dari total seluruh penduduk yang terdata BPS.
Sementara itu Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG mengatakan, hasil sensus penduduk akan menjadi acuan pemerintah dalam penyusunan program.
Data itu akan digunakan sebagai acuan dalam program-program yang akan diimplementasikan pada tahun 2021 ini.
Wabup Sutjidra menyebut ada beberapa program yang akan diluncurkan pemerintah. Diantaranya penanganan kesehatan, pemulihan sektor ekonomi, serta program jaring pengaman sosial.
“Semuanya difokuskan ulang ke sana. Bahkan setelah ini sesuai instruksi pemerintah pusat, anggaran difokuskan ulang ke vaksinasi massal. Semuanya untuk masyarakat,” kata Sutjidra.