NEGARA – Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengeksplorasi Jembrana untuk pengembangan wilayah.
Kunjungan “balasan” yang dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake, didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba mendatangi
sejumlah tempat di Jembrana untuk menggali dan mengembangkan potensi, sehingga bisa membuat Jembrana sebagai pintu masuk Pulau Dewata lebih maju lagi.
Kunjungan pertama rombongan Kemenko Maritim dan Investasi ke Jembrana diawali dari Pelabuhan Gilimanuk.
Melalui kunjungan tersebut, pihak Kemenko berharap dapat menentukan lokasi yang perlu diprioritaskan untuk dibahas lebih lanjut nantinya.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake Ayodhia menjelaskan, kunjungan kerja ke Jembrana tindak lanjut dari pertemuan
dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan pertemuan Bupati Jembrana di Jakarta untuk pengembangan wilayah Jembrana.
Dimulai dari Pelabuhan Gilimanuk sebagai salah satu pintu masuk Bali melalui jalur darat, Ayohia menyebut setelah melihat langsung secara fisik Pelabuhan Gilimanuk perlu dibenahi.
“Publik service, sistem sudah ada digitalisasi. Misal pembelian tiket online, jadi merupakan kemajuan,” ujarnya.
Setelah melihat langsung Pelabuhan Gilimanuk, Ayodhia menegaskan prioritas yang perlu dibenahi adalah pembenahan fisik pelabuhan agar mencerminkan karakteristik dan ikon Bali sebagai pintu karena sebagai pintu masuk melalui jalur darat.
“Selain tampilan fisik pelabuhan yang mencerminkan ikon Bali, tentunya harus ada manfaat bagi masyarakat secara ekonomi. Keterlibatan masyarakat dalam kawasan, tetapi tertata dengan baik,” terangnya.
Mengenai Pelabuhan Gilimanuk sebagai pintu masuk Bali, Bupati Tamba berharap dari segi desain dan penataan mencerminkan ikon Bali.
Sehingga, meminta pada PT. ASDP Indonesia Ferry sebagai pengelola pelabuhan agar membangun pelabuhan yang mencerminkan karakteristik Bali.
Harapannya, Pelabuhan Gilimanuk dibangun lebih bagus dengan memperhatikan desain yang mencerminkan Bali sebagai destinasi wisata.
“Padahal orang datang ke Bali ekspektasinya saat masuk wilayah Bali yang megah dan indah karena disebut sebagai pulau surga. Tapi, kenyataannya tiba di Pelabuhan Gilimanuk kumuh,” ungkap Bupati Tamba.
Bupati Tamba juga sudah membicarakan sejumlah upaya kerjasama dengan pengelola pelabuhan agar ada kontribusi kepada pemerintah kabupaten Jembrana.
Salah satu yang dibahas adalah komersial area di Pelabuhan Gilimanuk yang diatur oleh pemerintah kabupaten sehingga bernilai bagi perekonomian.
Dalam perencanaannya nanti harus menjadi kawasan yang luar biasa peningkatannya, sehingga masyarakat bisa merasakan dampak dari pengembangan kawasan tersebut.