RadarBali.com – Ada sejumlah cara untuk mengendalikan perekonomian di Indonesia. Caranya pun cukup simpel. Cukup dikendalikan melalui smartphone.
Melalui aplikasi berbasis android yang di beri nama Sihati (Sistem Informasi Harga dan Produk Komoditi), sistem perekonomian nasional bisa diketahui secara realtime.
“Aplikasi ini relatif bisa mengontrol, karena dengan saya membuka aplikasi ini, saya bisa memonitoring harga pasar termasuk juga melakukan virtual meeting,” ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat pelatihan wartawan ekonomi di Bank Indonesia kemarin.
Aplikasi yang berkolaborasi dengan Bank Indonesia ini diklaim sebagai aplikasi yang sangat mudah untuk mengontrol harga di masyarakat.
“Bila ada lonjakan harga, maka dengan mudah dapat dicari tahu penyebabnya. Saya harap semua pemimpin daerah menggunakan teknologi ini. Caranya mudah, besok temui BI, sehari aplikasi bisa jadi,” ujarnya lantas tersenyum.
Persoalan inflansi memang menjadi momok yang menakutkan sebab menimbulkan dampak yang signifikan di masyarakat.
“Maka dari itu, Inflasi perlu diturunkan dan di kontrol karena mempengaruhi daya beli masyarakat,” kata Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Bank Indonesia.
Bahkan, berdasar data yang disampaikan, bila harga beras naik 10 persen, maka dapat menambah kemiskinan 1,2 juta orang.
“Iya memang benar seperti ini. Komoditas beras ini menyumbang 20 persen kemiskinan. Sedangkan rokok di nomor urut dua dengan menyumbang 11 persen angka kemiskinan,” ungkapnya.
Sementara itu, Yoga Affandi sebagai Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter menegaskan, Bank Indonesia berdasar UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia punya mandate tunggal memelihara kestabilan nilai rupiah (inflasi dan nilai tukar).
“Dalam dua tahun terakhir ini, Inflasi semakin terkendali sesuai dengan target,” klaimnya. Hingga bulan Oktober 2017, inflasi IHK tetap rendah dan stabil mencapai 2,67 persen (ytd), atau 3,58 persen (yoy) disumbang oleb kelompok inti dan volatile food.
Sementara itu inflasi administered prices meningkat seiring kebijakan subsidi tepat sasaran pada komoditas listrik