SINGARAJA, Radar Bali – Banyak masyarakat yang menggantungkan biaya pelayanan kesehatannya pada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.
Sejak Program JKN diselenggarakan pada tahun 2014, BPJS Kesehatan telah banyak membiayai kasus katastropik, salah satunya adalah tindakan hemodialisis atau yang lebih dikenal dengan cuci darah untuk pasien penderita gagal ginjal.
Ginjal merupakan salah satu organ dalam tubuh yang mempunyai peran vital dan tak tergantikan. Secara sederhana gagal ginjal merupakan kondisi di mana ginjal tidak lagi dapat menjalankan fungsi normalnya sehingga menyebabkan gangguan fungsi tubuh.
Nyoman Rabiasa, 52, adalah peserta JKN yang berasal dari Busungbiu, Buleleng. Ia menderita gagal ginjal sejak tiga tahun yang lalu dan memerlukan penanganan cuci darah agar fisiknya tetap terjaga.
Dirinya tidak pernah menduga akan mengalami gagal ginjal yang memerlukan biaya penanganan sangat mahal. Dulu ia adalah seorang karyawan bank swasta. Namun semenjak terkena gagal ginjal, kini ia sudah tidak bisa bekerja lagi.
“Saya di diagnosa mengalami gagal ginjal. Saat ini saya rutin untuk melakukan cuci darah satu minggu dua kali agar ginjal saya tetap terkontrol.
Dulu sebelum cuci darah, kondisi tubuh saya sangat lemas, cepat letih dan tidak bersemangat. Beruntung saya segera mendapat penanganan cuci darah yang dijamin penuh BPJS Kesehatan,” tuturnya, ketika sedang melakukan cuci darah di RSU Kertha Usada Singaraja, Rabu (24/8/2022).
Ia pun menceritakan perjuangannya untuk mendapatkan pelayanan cuci darah ke RSU Kertha Usada Singaraja yang jarak rumah dengan rumah sakit tersebut tidaklah dekat dengan didampingi sang istri, I Gusti Ayu Suardiasih, 54.
Menurutnya, istrinya sangat setia menemaninya berobat. Melihat semangat istrinya yang pantang menyerah, Nyoman pun ikut bersemangat menjalani cuci darah.
“Dalam kondisi sakit seperti ini saya dan istri harus menempuh perjalanan panjang dengan menaiki sepeda motor, tapi saya tetap semangat. Selain karena melihat semangat istri saya, juga karena saya sudah terdaftar sebagai peserta JKN.
Itu artinya biaya cuci darah saya dijamin BPJS Kesehatan dan saya tidak perlu memikirkan biayanya lagi. Kini saya merasa separuh hidup saya bergantung pada JKN,” imbuhnya.
Ia pun dengan penuh semangat menceritakan pengalamannya saat memperoleh penanganan cuci darah di RSU Kertha Usada Singaraja.
“Selama saya menjalani cuci darah di RSU Kertha Usada Singaraja, saya memperoleh pelayanan sangat baik, tidak ada perbedaan pelayanan yang saya rasakan antara pasien umum dengan pasien peserta JKN.
Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan ini sangat membantu banyak orang yang sedang sakit seperti saya. Betapa senangnya saya menjadi peserta JKN,” ujarnya sambil tersenyum.
Nyoman begitu sapaan akrabnya pun mengaku beruntung karena telah menjadi peserta JKN. Pasalnya seluruh biaya cuci darah yang ia dapat sepenuhnya dijamin BPJS Kesehatan.
Ia mengaku tidak sanggup jika harus membayar biaya pelayanan kesehatan sendiri, karena ia tahu untuk sekali cuci darah itu biayanya sangatlah mahal.
“Uang dari mana saya dapatkan untuk melanjutkan pengobatan. Saya sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi dan istri saya yang kesehariannya hanya berjualan lauk saja.
Dengan penghasilan yang tidak menentu, uang yang di dapat istri saya hanya cukup untuk menyambung hidup saja. Hal yang membuat saya tetap semangat dan bahagia adalah bisa melihat dan berkumpul bersama anak dan istri. Selain karena itu, yang membuat saya tetap semangat juga karena adanya Program JKN ini.,” ucapnya.
Menurut Nyoman, Program JKN adalah program pemerintah yang sangat besar manfaatnya dalam membantu warga masyarakat yang sedang sakit. Berkat Program JKN banyak masyarakat mempunyai harapan hidup yang lebih panjang seperti dirinya.
“Saya tidak perlu khawatir akan biaya besar untuk cuci darah yang saya jalani, karena semua biaya dijamin BPJS Kesehatan. Saya telah merasakan manfaat besar dari Program JKN.
Jika saya hitung-hitung, mungkin sudah ratusan juta rupiah biaya yang telah dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk pelayanan kesehatan yang saya peroleh. Berkat JKN saya masih mempunyai kesempatan hidup dan menikmati kebersamaan bersama keluarga tercinta,” tambahnya. (rba/han)