25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 7:12 AM WIB

Begini Dampak Cuaca Buruk di Selat Bali Sebelum Pelabuhan Ditutup

RadarBali.com – Cuaca buruk yang melanda Selat Bali hingga Kamis (3/8) pagi membuat kapal yang berlayar bergoyang cukup keras.

Goyangan kapal tersebut membuat banyak penumpang yang ketakutan. “Saat saya nyebrang tadi pagi kapal bergoyang sangat keras. Saya takut juga apalagi masih gelap,” ujar Ali, penumpang asal Banyuwangi.

Wibowo, penumpang asal Banyuwangi yang menyebrang ke Bali juga mengaku khawatir saat berada di atas kapal karena kapal bergoyang keras.

“Turun dari kapal kepala saya masih pusing,” ujarnya. Kerasnya goyangan kapal juga membuat sebuah truk colt diesel yang dimuat kapal motor penumpang (KMP) Pelangi Nusantara roboh.

 Truk N 8572 UK yang memuat 6 ton bawang putih yang dikemudikan Dwi Adi Susanto, 35, asal Dusun/Desa Mulyosari, Sumber Manjing Wetan, Malang, dengan tujuan Klungkung itu roboh sekitar pukul 06.10.

Saat itu  KMP Pelangi Nusantara yang dinahkodai Ahmad Agus Buhari akan bersandar di dermaga Movile Brigde (MB) II Pelabuhan Gilimanuk.

Karena ombak besar kapal oleng dan  truk  tersebut roboh. Setelah kapal selesai bongkar, kemudian kembali ke pelabuhan Ketapang  untuk mengevakuasi truk yang terguling.

Setelah sempat mereda, cuaca buruk kembali terjadi memasuki sore. Karena angin kencang dengan kecepatan sekitar 20 knot dan gelombang tinggi antara 1 sampai 2 meter membahayakan pelayaran kapal, UPP ke Bali menutup penyeberangan.

Penutupan dilakukan mulai pukul 15.00. beruntung saat penutupan dilakukan, pengguna jasa tidak ramai sehingga tidak terjadi antrean kendaraan.

Setelah satu jam tutup, pukul 16.00 penyeberangan kembali dibuka. “Penundaan ini juga karena cuaca buruk. Kita terus memantau cuaca dan jika kembali buruk dan membahayakan maka penundaan kembali dilakukan,” Made Astika.

Karena saat ini cuaca di Selat Bali tidak menentu semua nahkoda kapal dan ABK selalu berhati-hati dan berkoordinasi dengan aparat terkait di pelabuhan.

“Untuk keselamatan kepada penumpang juga agar disampaikan memakai life jaket dan tidak duduk atau berdiri di pinggir,” pintanya.

Berdasar informasi sekitar pukul 18.50 kemarin, penyeberangan kembali ditutup. Penutupan itu dilakukan setelah para nahkoda melapor kalau angin kencang yang kecepatanya mencapai 30 knot dan gelombang tinggi mencapai 3 meter membahayakan pelayaran kapal.

RadarBali.com – Cuaca buruk yang melanda Selat Bali hingga Kamis (3/8) pagi membuat kapal yang berlayar bergoyang cukup keras.

Goyangan kapal tersebut membuat banyak penumpang yang ketakutan. “Saat saya nyebrang tadi pagi kapal bergoyang sangat keras. Saya takut juga apalagi masih gelap,” ujar Ali, penumpang asal Banyuwangi.

Wibowo, penumpang asal Banyuwangi yang menyebrang ke Bali juga mengaku khawatir saat berada di atas kapal karena kapal bergoyang keras.

“Turun dari kapal kepala saya masih pusing,” ujarnya. Kerasnya goyangan kapal juga membuat sebuah truk colt diesel yang dimuat kapal motor penumpang (KMP) Pelangi Nusantara roboh.

 Truk N 8572 UK yang memuat 6 ton bawang putih yang dikemudikan Dwi Adi Susanto, 35, asal Dusun/Desa Mulyosari, Sumber Manjing Wetan, Malang, dengan tujuan Klungkung itu roboh sekitar pukul 06.10.

Saat itu  KMP Pelangi Nusantara yang dinahkodai Ahmad Agus Buhari akan bersandar di dermaga Movile Brigde (MB) II Pelabuhan Gilimanuk.

Karena ombak besar kapal oleng dan  truk  tersebut roboh. Setelah kapal selesai bongkar, kemudian kembali ke pelabuhan Ketapang  untuk mengevakuasi truk yang terguling.

Setelah sempat mereda, cuaca buruk kembali terjadi memasuki sore. Karena angin kencang dengan kecepatan sekitar 20 knot dan gelombang tinggi antara 1 sampai 2 meter membahayakan pelayaran kapal, UPP ke Bali menutup penyeberangan.

Penutupan dilakukan mulai pukul 15.00. beruntung saat penutupan dilakukan, pengguna jasa tidak ramai sehingga tidak terjadi antrean kendaraan.

Setelah satu jam tutup, pukul 16.00 penyeberangan kembali dibuka. “Penundaan ini juga karena cuaca buruk. Kita terus memantau cuaca dan jika kembali buruk dan membahayakan maka penundaan kembali dilakukan,” Made Astika.

Karena saat ini cuaca di Selat Bali tidak menentu semua nahkoda kapal dan ABK selalu berhati-hati dan berkoordinasi dengan aparat terkait di pelabuhan.

“Untuk keselamatan kepada penumpang juga agar disampaikan memakai life jaket dan tidak duduk atau berdiri di pinggir,” pintanya.

Berdasar informasi sekitar pukul 18.50 kemarin, penyeberangan kembali ditutup. Penutupan itu dilakukan setelah para nahkoda melapor kalau angin kencang yang kecepatanya mencapai 30 knot dan gelombang tinggi mencapai 3 meter membahayakan pelayaran kapal.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/