DENPASAR- Muncunya penolakan sejumlah masyarakat di Bali terhadap program nasional imunisasi Measles Rubella (MR) menuai respon.
Meski tak menampik adanya polemik di masyarakat, Dinas Kesehatan (Diskes) Bali,mengklaim bahwa masyarakat mulai melunak.
Kepala Diskes Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mengatakan terkait pemahaman masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebenarnya tidak melarang vaksin yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII).
Namun, kata Suarjaya, “penolakan” masyarakat lebih pada proses pengunduran atau penundaan imunisasi sampai sertifikasi halal MUI terbit.
“Terus terang, kepastian soal ini (sertifikasi halal) kami dari daerah juga terus menunggu. Pastinya, kami tetap menunggu pernyataan resmi dari MUI,” terangnya.
Bahkan, kata Suarjaya, meski terjadi polemik, namun hal itu diklaim tak sampai berdampak di Bali.
Terbukti, kata Suarjaya, meski baru dua minggu berjalan, cakupan imunisasi di 9 kabupaten/kota di Bali sudah mencapai 43 persen.
“ Kami selama ini masih tetap melakukan sosialisasi dan kampanye terkait pentingnya imunisasi MR.
Mulai melakukan pendekatan secara persuasif dan juga memberikan pemahaman yang jernih pada masyarakat agar tak terpengaruh dengan polemik yang ada,” katanya.
Sementara secara terpisah, Kepala Diskes Kota Denpasar, dr Luh Armini, mengatakan sampai 16 Agustus kemarin pencapaian vaksin MR di Kota Denpasar baru mencapai 40,61 persen dengan target 207.364 anak.
Dalam bulan ini hanya menyasar sekolah-sekolah. Sedangkan pada September mendatang akan menyasar posyandu.
“Bulan agustus ke sekolah-sekolah. Bulan September ke posyandu di banjar-banjar,” pungkasnya