RadarBali.com – Lama tak terdengar kabarnya, rencana pembangunan shortcut di jalur menuju Singaraja terus digeber.
Saat ini tahap yang sedang dilaksanakan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VIII Surabaya (Jawa Timur dan Bali) yakni mengetes kondisi tanah.
Pengetesan tanah dimatangkan lantaran shortcut dirancang berbentuk jembatan untuk membelah bukit berkelok.
Kondisi tanah di sepanjang jalur Singaraja selama ini memang dikenal labil. Topografi tanah bertebing rawan longsor.
Beberapa kali saat hujan lebat terjadi longsor hingga memakan korban. Kepala BBPJN Wilayah VIII, Ketut Darmawahana menjelaskan, rencana shortcut Singaraja, tes tanah yang dimatangkan fokus di lokasi 5 dan 6, dibangun dari Desa Wanagiri hingga Desa Gitgit, Sukasada dirancang berbentuk jembatan.
Shortcut 5 dan 6 membutuhkan lahan seluas 6,6 hektar. Dari pendataan yang sudah dilakukan sebelumnya, lahan shortcut ada yang dimiliki perorangan dan ada juga tanah warisan keluarga Puri Sukasada.
“Kami disuruh oleh tim jembatan untuk diadakan tes tanah tambahan. Ada 20 titik, yang dalam waktu dekat dilakukan pengetesan tambahan,” ungkap Darmawahana kepada awak media baru-baru ini.
Untuk lahan shortcut telah dikoordinasikan dengan Pemkab Buleleng. Kabar baiknya, pemkab setempat sudah berjanji untuk menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.
Dikatakan, dua shortcut yang dibangun menjadi satu itu akan dibuat sepanjang 1,2 km dalam bentuk jembatan. Darmawahana berharap tahun ini tes tanah beres semua.
“Tahun depan kami coba menganggarkan. Sementara ini anggaran yang dirancang sekitar Rp 400-an miliar,” imbuhnya.