29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:36 AM WIB

Jadi Korban Gempa Palu, Begini Pengalaman Mengerikan Atlet Klungkung…

SEMARAPURA – Lima atlet Gateball Kabupaten Klungkung yang terbang ke Palu, Sulawesi Tengah untuk mengikuti ajang kejuaraan Gateball

dalam gelaran Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 selamat dari peristiwa gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu, Jumat (28/9) lalu.

Tidak ada sedikit luka pun yang mereka dapatkan dari peristiwa tersebut. Meski begitu, peristiwa tersebut sangat membuat mereka ketakutan serta kelaparan.

Kelima atlet Klungkung yang didampingi seorang pelatih itu adalah Made Krisna Agustara, Putu Ryan Suryawan, Yande Nova Bhayuda, Gede Mertayasa, Kadek Agus Satrya Pradana.

Salah seorang atlet, Krisna yang berhasil dihubungi via telepon, mengungkapkan, ia dan rekan-rekannya serta pelatihnya sudah berada di Makassar, Sulawesi Selatan setelah dievakuasi dari Palu menggunakan Pesawat Hercules TNI AU.

Rencananya mereka tiba di Bali sekitar Selasa (2/10) mendatang. “Kami sekarang sudah berada di Makassar,” katanya.

Diungkapkannya, ia dan rekan-rekan atlet Gateball Kabupaten Klungkung beserta seorang pelatih datang ke Palu untuk mengikuti

ajang kejuaraan Gateball yang tergabung dalam gelaran Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 mulai Jumat (28/9) lalu hingga Minggu (30/9) kemarin.

“Ini kejuaraan terbuka. Kami mewakili Kabupaten Klungkung dan yang saya tahu hanya Klungkung yang berpartisipasi dari Bali.

Kami mengikuti kejuaraan ini juga sebagai ajang uji coba sebelum mengikuti Porprov Bali 2019,” bebernya.

Berangkat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dia tiba di Palu sekitar pukul 14.00. Setibanya di Palu, mereka lalu mendatangi penginapan dan beristirahat.

Sekitar pukul 16.30, baru mereka berangkat ke Lapangan Vatulemo, Kota Palu. “Kami kemudian berlatih karena keesokan hari kami mulai bertanding. Nah, saat berlatih itu lah terjadi gempa,” ungkapnya.

Syukur, pada saat itu mereka ada di lapangan luas sehingga tidak ada satu pun dari mereka yang menderita luka-luka akibat bangunan roboh.

Namun karena gempa dengan kekuatan yang begitu besar terus terjadi, mereka pun terpaksa bertahan di Lapangan Vatulemo.

“Kami waktu itu kelaparan karena tidak ada dagang makanan. Kami hanya makan roti yang kami bawa dari Bali,” katanya.

Karena lapangan sudah penuh sesak oleh pengungsi, mereka pun akhirnya diungsikan ke Kodim 1306. Keesokan harinya, baru mereka memberanikan diri kembali ke penginapan.

Namun betapa terkejutnya mereka melihat bangunan penginapan yang retak dan miring sehingga pintu pun tidak bisa terbuka.

“Akhirnya kami mengambil barang-barang kami dari dalam kamar dengan mendobrak jendela,” ujar Krisna.

Saat gempa itu terjadi, pasalnya listrik mati, begitu juga dengan air. Tidak hanya tidak makan, ia mengaku juga tidak mandi bahkan hingga Minggu (30/9) kemarin.

“Karena tidak ada air ini, tidak ada dagang makanan. Syukurnya karena kami ada di Kodim sehingga kami bisa makan tapi hanya dapat sekali dan itu berupa mie instan,” ungkapnya.

 

SEMARAPURA – Lima atlet Gateball Kabupaten Klungkung yang terbang ke Palu, Sulawesi Tengah untuk mengikuti ajang kejuaraan Gateball

dalam gelaran Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 selamat dari peristiwa gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu, Jumat (28/9) lalu.

Tidak ada sedikit luka pun yang mereka dapatkan dari peristiwa tersebut. Meski begitu, peristiwa tersebut sangat membuat mereka ketakutan serta kelaparan.

Kelima atlet Klungkung yang didampingi seorang pelatih itu adalah Made Krisna Agustara, Putu Ryan Suryawan, Yande Nova Bhayuda, Gede Mertayasa, Kadek Agus Satrya Pradana.

Salah seorang atlet, Krisna yang berhasil dihubungi via telepon, mengungkapkan, ia dan rekan-rekannya serta pelatihnya sudah berada di Makassar, Sulawesi Selatan setelah dievakuasi dari Palu menggunakan Pesawat Hercules TNI AU.

Rencananya mereka tiba di Bali sekitar Selasa (2/10) mendatang. “Kami sekarang sudah berada di Makassar,” katanya.

Diungkapkannya, ia dan rekan-rekan atlet Gateball Kabupaten Klungkung beserta seorang pelatih datang ke Palu untuk mengikuti

ajang kejuaraan Gateball yang tergabung dalam gelaran Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 mulai Jumat (28/9) lalu hingga Minggu (30/9) kemarin.

“Ini kejuaraan terbuka. Kami mewakili Kabupaten Klungkung dan yang saya tahu hanya Klungkung yang berpartisipasi dari Bali.

Kami mengikuti kejuaraan ini juga sebagai ajang uji coba sebelum mengikuti Porprov Bali 2019,” bebernya.

Berangkat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dia tiba di Palu sekitar pukul 14.00. Setibanya di Palu, mereka lalu mendatangi penginapan dan beristirahat.

Sekitar pukul 16.30, baru mereka berangkat ke Lapangan Vatulemo, Kota Palu. “Kami kemudian berlatih karena keesokan hari kami mulai bertanding. Nah, saat berlatih itu lah terjadi gempa,” ungkapnya.

Syukur, pada saat itu mereka ada di lapangan luas sehingga tidak ada satu pun dari mereka yang menderita luka-luka akibat bangunan roboh.

Namun karena gempa dengan kekuatan yang begitu besar terus terjadi, mereka pun terpaksa bertahan di Lapangan Vatulemo.

“Kami waktu itu kelaparan karena tidak ada dagang makanan. Kami hanya makan roti yang kami bawa dari Bali,” katanya.

Karena lapangan sudah penuh sesak oleh pengungsi, mereka pun akhirnya diungsikan ke Kodim 1306. Keesokan harinya, baru mereka memberanikan diri kembali ke penginapan.

Namun betapa terkejutnya mereka melihat bangunan penginapan yang retak dan miring sehingga pintu pun tidak bisa terbuka.

“Akhirnya kami mengambil barang-barang kami dari dalam kamar dengan mendobrak jendela,” ujar Krisna.

Saat gempa itu terjadi, pasalnya listrik mati, begitu juga dengan air. Tidak hanya tidak makan, ia mengaku juga tidak mandi bahkan hingga Minggu (30/9) kemarin.

“Karena tidak ada air ini, tidak ada dagang makanan. Syukurnya karena kami ada di Kodim sehingga kami bisa makan tapi hanya dapat sekali dan itu berupa mie instan,” ungkapnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/