25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:28 AM WIB

Serangan Penyakit Babi di Bila Buleleng Meluas, Babi Warga Ikut Mati

KUBUTAMBAHAN – Serangan penyakit yang menyerang babi di Desa Bila, terus meluas. Bukan hanya babi di PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS) saja yang diserang penyakit.

Babi warga yang tinggal di Banjar Dinas Kawanan, Desa Bila, juga satu persatu mati karena penyakit yang sama.

Seperti yang dialami Wayan Resten, 59. Ia memelihara dua ekor babi di rumahnya. Namun sejak Senin (24/2), babinya mulai tumbang satu persatu.

Awalnya hanya seekor saja yang mati. Belakangan seekor lainnya menyusul. Keduanya tidak mau makan. Bahkan ada yang kulitnya kemerahan seperti melepuh.

“Pakannya biasa saja. Saya campur dedak dan konsentrat. Tapi hampir dua hari nggak mau makan. Akhirnya lemas, mau berdiri juga goyah.

Sempat saya tinggal sebentar, sorenya itu mati. Kemudian yang satu lagi itu, kulitnya kemerahan seperti demam,” kata Resten saat ditemui kemarin.

Hal serupa dialami Jro Nyarikan Karini. Dari lima ekor babi yang ia pelihara, dua ekor diantaranya sudah mati. Seekor mati pada Selasa (25/2) dan seekor lainnya mati pada Jumat (28/2).

Kedua babi itu merupakan babi indukan, yang sengaja dipersiapkan untuk ternak skala rumahan. Babi-babi yang mati itu, ia kuburkan di areal perkebunan miliknya.

“Sempat saya suntik, tapi tidak ada perkembangan. Hanya mau minum saja. Akhirnya airnya itu saya campur konsentrat. Sekarang masih lagi tiga. Sengaja saya pisahkan kandangnya, biar nggak ketularan,” kata Karini.

Kondisi paling parah dialami Made Widiarta. Sebanyak 46 ekor babi miliknya, mati. Dari 46 ekor babi itu, 30 ekor diantaranya masih berupa anak babi, 14 ekor masih dalam tahap penggemukan, dan dua ekor lagi berupa indukan.

“Sekarang sisa satu indukan saja. Mudah-mudahan bertahan,” ungkapnya. Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta yang dihubungi terpisah tak menampik ada babi-babi warga yang juga ikut mati.

Sumiarta mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan terhadap babi-babi warga yang mati.

“Memang ada babi milik warga yang mati. Kami akan berikan cairan disinfektan pada warga untuk mencegah penyebaran.

Kami imbau warga yang babinya mati agar segera melapor pada petugas lapangan kami, sehingga dapat segera kami tindaklanjuti,” kata Sumiarta. 

KUBUTAMBAHAN – Serangan penyakit yang menyerang babi di Desa Bila, terus meluas. Bukan hanya babi di PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS) saja yang diserang penyakit.

Babi warga yang tinggal di Banjar Dinas Kawanan, Desa Bila, juga satu persatu mati karena penyakit yang sama.

Seperti yang dialami Wayan Resten, 59. Ia memelihara dua ekor babi di rumahnya. Namun sejak Senin (24/2), babinya mulai tumbang satu persatu.

Awalnya hanya seekor saja yang mati. Belakangan seekor lainnya menyusul. Keduanya tidak mau makan. Bahkan ada yang kulitnya kemerahan seperti melepuh.

“Pakannya biasa saja. Saya campur dedak dan konsentrat. Tapi hampir dua hari nggak mau makan. Akhirnya lemas, mau berdiri juga goyah.

Sempat saya tinggal sebentar, sorenya itu mati. Kemudian yang satu lagi itu, kulitnya kemerahan seperti demam,” kata Resten saat ditemui kemarin.

Hal serupa dialami Jro Nyarikan Karini. Dari lima ekor babi yang ia pelihara, dua ekor diantaranya sudah mati. Seekor mati pada Selasa (25/2) dan seekor lainnya mati pada Jumat (28/2).

Kedua babi itu merupakan babi indukan, yang sengaja dipersiapkan untuk ternak skala rumahan. Babi-babi yang mati itu, ia kuburkan di areal perkebunan miliknya.

“Sempat saya suntik, tapi tidak ada perkembangan. Hanya mau minum saja. Akhirnya airnya itu saya campur konsentrat. Sekarang masih lagi tiga. Sengaja saya pisahkan kandangnya, biar nggak ketularan,” kata Karini.

Kondisi paling parah dialami Made Widiarta. Sebanyak 46 ekor babi miliknya, mati. Dari 46 ekor babi itu, 30 ekor diantaranya masih berupa anak babi, 14 ekor masih dalam tahap penggemukan, dan dua ekor lagi berupa indukan.

“Sekarang sisa satu indukan saja. Mudah-mudahan bertahan,” ungkapnya. Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta yang dihubungi terpisah tak menampik ada babi-babi warga yang juga ikut mati.

Sumiarta mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan terhadap babi-babi warga yang mati.

“Memang ada babi milik warga yang mati. Kami akan berikan cairan disinfektan pada warga untuk mencegah penyebaran.

Kami imbau warga yang babinya mati agar segera melapor pada petugas lapangan kami, sehingga dapat segera kami tindaklanjuti,” kata Sumiarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/