TEMBOK-Sebanyak 300 kepala keluarga (KK) di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula mengalami krisis air bersih.
Krisis air terjadi gara-gara mesin pompa air yang digunakan untuk menyuplai air bersih ke sejumlah titik, mengalami kerusakan.
Akibatnya aparat desa harus meminta bantuan suplai air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga.
Krisis air bersih itu melanda warga yang tinggal di Banjar Dinas Ngis dan Banjar Dinas Sembung. Di kedua banjar dinas itu, sedikitnya ada 300 kepala keluarga yang bermukim.
Warga di kedua wilayah itu sudah mengalami kesulitan akses air bersih sejak sepekan terakhir.
Selama ini suplai air bersih di dua wilayah itu relatif stabil.
Hanya saja sejak sepekan terakhir warga mulai kesulitan mendapat air.
Selain terjadi penurunan debit air di sumur pompa Ngis, juga terjadi kebocoran pipa hisap di pompa induk.
Akibatnya air pun tak bisa disuplai ke rumah-rumah warga.
Aparat desa setempat akhirnya meminta bantuan suplai air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.
Penyebabnya suplai air bersih sudah benar-benar krisis, sehingga dibutuhkan suplai manual menggunakan mobil tangki.
Kemarin (2/9) BPBD Buleleng mengerahkan dua unit mobil tangki untuk menyuplai air bersih di Banjar Dinas Ngis dan Sembung.
Air di-drop pada reservoar induk yang ada di selatan desa.
Sehingga air bisa langsung mengalir ke rumah-rumah warga.
Tak tanggung-tanggung, Minggu (2/9) BPBD Buleleng menyuplai 40ribu liter air bersih ke Tembok.
Air bersih itu diambil dari sumur pompa milik PDAM Buleleng di Desa Sambirenteng.
Sebanyak 35 ribu liter disuplai ke reservoar induk, sementara 5 ribu liter lainnya disuplai ke rumah-rumah warga.
“Dari BPBD Buleleng saja ada 40 ribu liter.
Belum lagi dari PDAM Buleleng.
Kami akan suplai terus sesuai dengan kebutuhan desa.
Terlebih air ini kan kebutuhan dasar.
Jadi kami upayakan ini bisa dipenuhi segera,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Buleleng Wayan Duala Arsayasa.