28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:41 AM WIB

1.300 Tahun Gunung Agung Memberi Berkah, Bukan Bencana

RadarBali.com – Sejak dahulu Gunung Agung adalah pemberi berkah yang melimpah kepada Pulau Bali. Pertanyannya, kenapa pada tahun 1963 saat Gunung Agung erupsi timbul banyak korban?

Itu karena masyarakat salah mengantisipasi. “Ida Bethara memurti mestinya penduduk menjauhkan diri, jangan malah diam di tempat,” ujar Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beraama (FKUB) Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet

ketika memberikan pandangan tentang peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung dalam Sarasehan Damai Tokoh Pariwisata Bali di Gong Perdamaian Kertalangu.

Meski menimbulkan banyak korban, pascaperistiwa itu, Bali banyak mendapat berkah. Tanah sangat subur, pasir melimpah sehingga menjadi berkah bagi rakyat Bali.

“Jadi, tolong jangan mengartikan sebagai bencana tetapi maknai sebagai berkah dan sesuatu yang indah,” katanya.

“Saya tidak berani menyebut sebagai bencana terkait peningkatan aktivitas Gunung Agung, karena itu adalah anugerah Tuhan Yang Mahaesa,” imbuhnya.

Menurutnya, jika kita mengikuti sejarah sejak 1300 tahun, setiap Gunung Agung meletus itu adalah berkah. “Hanya saja pada 1963 itu orang Bali salah antisipasi,” paparnya.

Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet sendiri menyaksikan saat Gunung Agung meletus tahun 1963. Sejak 1300 tahun, katanya, Pura Besakih tetap utuh.

Oleh karena itu, Ida Penglinsir Agung Putra Sukahet yakin bahwa Pura Besakih akan tetap aman, apa pun yang terjadi dengan Gunung Agung.

Ida Penglingsir sangat menyayangkan gencarnya pemberitaan tentang Gunung Agung sehingga merugikan aktivitas pariwisata Bali.

Akibat pemberitaan itu, pemerintah meminta masyarakat segera menjauhi zone berbahaya sampai 12 kilometer. Padahal belum terjadi apa-apa.

Antisipasi yang salah akan sangat merugikan dunia pariwisata Bali. Oleh karena itu, dia meminta komponen dan tokoh-tokoh pariwisata agar mengcounter pemberitaan yang terlalu berlebihan terhadap Gunung Agung.

“Saya mengajak para pegiat pariwisata untuk mengampanyekan bahwa aktivitas Gunung Agung itu justru menarik sebagai atraksi jika memang erupsi.

Sampaikan kepada turis di seluruh dunia bahwa Gunung Agung bisa menjadi sangat indah, so beautiful. Hai para turis di seluruh dunia, datanglah ke Bali beramai-ramai, mari nikmati keindahan Gunung Agung.

  Jika pun memang erupsi, toh penerbangan tetap aman. Pemberitaan yang menyudutkan Bali soal Gunung Agung harus cepat-cepat dicounter

dengan diplomasi terbalik bahwa Gunung Agung tetap indah dan menarik sehingga touris tetap mau datang” paparnya.

 

RadarBali.com – Sejak dahulu Gunung Agung adalah pemberi berkah yang melimpah kepada Pulau Bali. Pertanyannya, kenapa pada tahun 1963 saat Gunung Agung erupsi timbul banyak korban?

Itu karena masyarakat salah mengantisipasi. “Ida Bethara memurti mestinya penduduk menjauhkan diri, jangan malah diam di tempat,” ujar Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beraama (FKUB) Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet

ketika memberikan pandangan tentang peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung dalam Sarasehan Damai Tokoh Pariwisata Bali di Gong Perdamaian Kertalangu.

Meski menimbulkan banyak korban, pascaperistiwa itu, Bali banyak mendapat berkah. Tanah sangat subur, pasir melimpah sehingga menjadi berkah bagi rakyat Bali.

“Jadi, tolong jangan mengartikan sebagai bencana tetapi maknai sebagai berkah dan sesuatu yang indah,” katanya.

“Saya tidak berani menyebut sebagai bencana terkait peningkatan aktivitas Gunung Agung, karena itu adalah anugerah Tuhan Yang Mahaesa,” imbuhnya.

Menurutnya, jika kita mengikuti sejarah sejak 1300 tahun, setiap Gunung Agung meletus itu adalah berkah. “Hanya saja pada 1963 itu orang Bali salah antisipasi,” paparnya.

Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet sendiri menyaksikan saat Gunung Agung meletus tahun 1963. Sejak 1300 tahun, katanya, Pura Besakih tetap utuh.

Oleh karena itu, Ida Penglinsir Agung Putra Sukahet yakin bahwa Pura Besakih akan tetap aman, apa pun yang terjadi dengan Gunung Agung.

Ida Penglingsir sangat menyayangkan gencarnya pemberitaan tentang Gunung Agung sehingga merugikan aktivitas pariwisata Bali.

Akibat pemberitaan itu, pemerintah meminta masyarakat segera menjauhi zone berbahaya sampai 12 kilometer. Padahal belum terjadi apa-apa.

Antisipasi yang salah akan sangat merugikan dunia pariwisata Bali. Oleh karena itu, dia meminta komponen dan tokoh-tokoh pariwisata agar mengcounter pemberitaan yang terlalu berlebihan terhadap Gunung Agung.

“Saya mengajak para pegiat pariwisata untuk mengampanyekan bahwa aktivitas Gunung Agung itu justru menarik sebagai atraksi jika memang erupsi.

Sampaikan kepada turis di seluruh dunia bahwa Gunung Agung bisa menjadi sangat indah, so beautiful. Hai para turis di seluruh dunia, datanglah ke Bali beramai-ramai, mari nikmati keindahan Gunung Agung.

  Jika pun memang erupsi, toh penerbangan tetap aman. Pemberitaan yang menyudutkan Bali soal Gunung Agung harus cepat-cepat dicounter

dengan diplomasi terbalik bahwa Gunung Agung tetap indah dan menarik sehingga touris tetap mau datang” paparnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/