28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:07 AM WIB

Hutan Mengering, Puluhan Kera Liar dan Babi Hutan Serbu Pura

RadarBali.com – Musim kemarau yang mengakibatkan pepohonan di hutan Taman Nasioal Bali Barat (TNBB) kekeringan membuat binatang penghuninya kekurangan sumber makanan.

Termasuk juga kawanan bojog (kera) penghuni hutan TNBB. Selain berkerumun di pinggir jalan, belakangan ini bojog-bojog liar itu mulai menyerbu pura yang ada di kawasan hutan TNBB.

Seperti yang terjadi di Pura Segara Rupek dan Pura Perapat Agung. Kedua Pura yang berlokasi tengah hutan TNBB itu belakangan ini diserbu kawanan bojog.

Kawanan bojog itu mencari makan di areal pura karena diperkirakan kekurangan makanan di hutan lantaran pepohonan yang menjadi sumber makanan mengalami kekeringan akibat musim kemarau.

Serbuan bojog tersebut membuat pemangku di pura itu mendapat kerja tambahan untuk mengusir bojog-bojog itu.

Jika tidak diusir maka  kawanan bojog itu akan merusak banten atau mengambil bekal pemedek. “JIka banten dan bekal pemedek tidak dijaga bojog-bojog itu akan mengambil banten atau bekal pemedek,” ujar IB Sutika, Penjaga Pura Prapat Agung.

Menurut Sutika di dalam pura memang sudah dipasangi kawat besi di tempat menaruh banten. Namun karena banyaknya bojog ada saja banten pemedek pemedek  diambil.

“Selain bojog, sejak musim kemarau babi hutan juga mencari makan ke areal pura karena. Kalau ada pemedek kita bagi tugas untuk menghalau bojog maupun hewan lainya itu,” ungkapnya.

Selain mengambil banten dan bekal pemedek, kawanan bojog itu juga sering mengambil barang-barang yang ditinggal di dalam mobil yang kacanya lupa ditutup.

”Lap mobil saya dibawa kabur sama bojog karena lupa menutup pintu mobil,” ujar Aji Surya pemedek asal Desa Sumber Kelampok, Gerokgak.

Serbuan bojog itu dikhawatirkan akan sangat menganggu saat upacara Pujawali di Pura Prapat Agung yang akan digelar dalam waktu dekat.

Agar sarana upakara dan banten tidak dirusak, panitia selain menugaskan petugas penghalau bojog juga nunas penyengker (memohon perlindungan niskala) kepada Ida Pandita

RadarBali.com – Musim kemarau yang mengakibatkan pepohonan di hutan Taman Nasioal Bali Barat (TNBB) kekeringan membuat binatang penghuninya kekurangan sumber makanan.

Termasuk juga kawanan bojog (kera) penghuni hutan TNBB. Selain berkerumun di pinggir jalan, belakangan ini bojog-bojog liar itu mulai menyerbu pura yang ada di kawasan hutan TNBB.

Seperti yang terjadi di Pura Segara Rupek dan Pura Perapat Agung. Kedua Pura yang berlokasi tengah hutan TNBB itu belakangan ini diserbu kawanan bojog.

Kawanan bojog itu mencari makan di areal pura karena diperkirakan kekurangan makanan di hutan lantaran pepohonan yang menjadi sumber makanan mengalami kekeringan akibat musim kemarau.

Serbuan bojog tersebut membuat pemangku di pura itu mendapat kerja tambahan untuk mengusir bojog-bojog itu.

Jika tidak diusir maka  kawanan bojog itu akan merusak banten atau mengambil bekal pemedek. “JIka banten dan bekal pemedek tidak dijaga bojog-bojog itu akan mengambil banten atau bekal pemedek,” ujar IB Sutika, Penjaga Pura Prapat Agung.

Menurut Sutika di dalam pura memang sudah dipasangi kawat besi di tempat menaruh banten. Namun karena banyaknya bojog ada saja banten pemedek pemedek  diambil.

“Selain bojog, sejak musim kemarau babi hutan juga mencari makan ke areal pura karena. Kalau ada pemedek kita bagi tugas untuk menghalau bojog maupun hewan lainya itu,” ungkapnya.

Selain mengambil banten dan bekal pemedek, kawanan bojog itu juga sering mengambil barang-barang yang ditinggal di dalam mobil yang kacanya lupa ditutup.

”Lap mobil saya dibawa kabur sama bojog karena lupa menutup pintu mobil,” ujar Aji Surya pemedek asal Desa Sumber Kelampok, Gerokgak.

Serbuan bojog itu dikhawatirkan akan sangat menganggu saat upacara Pujawali di Pura Prapat Agung yang akan digelar dalam waktu dekat.

Agar sarana upakara dan banten tidak dirusak, panitia selain menugaskan petugas penghalau bojog juga nunas penyengker (memohon perlindungan niskala) kepada Ida Pandita

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/