RadarBali.com – Kebutuhan pengungsi bermacam-macam. Bukan hanya kebutuhan makanan, ada pula kebutuhan biologis yang menuntut dipenuhi.
Pemerintah Desa Tembok, yang menampung tak kurang dari 7.000 orang pengungsi, kini tengah mempertimbangkan membuat bilik cinta.
Pengungsi yang tinggal di Desa Tembok, memang sudah cukup lama tinggal di pengungsian. Mereka sudah tinggal selama sepuluh hari di pengungsian.
Sejak datang pada 21 September lalu, aktifitas warga tak banyak bergeser dari lokasi pengungsian.
Perbekel Tembok, Dewa Komang Yudi Astara mengaku dirinya menerima beberapa usulan terkait kebutuhan itu.
Usulan tak disampaikan secara terus terang. Melainkan dengan cara bercanda. Namun hal itu langsung ditangkap, dan memang perlu diselesaikan.
“Bilik cinta ini sedang kami pikirkan. Kalau pengungsi ini tinggal dalam waktu panjang, sebulan atau dua bulan ke depan, tentu perlu. Ini manusiawi kan,” katanya.
Yudi menyatakan pemerintah desa sudah merencanakan hal tersebut. Polanya pun tengah disiapkan.
Mengingat hal itu sangat intim dan pribadi, dibutuhkan pola-pola khusus dalam penerapannya.
“Meskipun ini agak bagaimana, tapi ini kan kebutuhan juga. Kami tidak ingin hal-hal seperti ini memicu permasalahan sosial lain lagi,” demikian Perbekel Yudi