28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:55 AM WIB

Cegah Cluster Covid-19 di Pasar, Sanksi Tegas Bagi Pedagang Bandel

NEGARA – Pasar menjadi tempat yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19. Karena itu, perlu dilakukan pencegahan sejak dini agar pedagang tidak tertular virus.

Salah satunya mewajibkan pedagang yang dari luar Jembrana untuk membawa hasil rapid test dengan hasil non reaktif.

Jika tidak membawa hasil rapid test, dinas terkait akan memberikan sanksi pada pedagang. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana

I Komang Agus Adinata mengatakan, melihat perkembangan penyebaran Covid-19 pasar berpotensi besar menjadi tempat penyebaran virus.

Seperti yang terjadi di Pasar Kumbasari di Denpasar dan Pasar Galiran di Klungkung. “Kami sudah antisipasi dengan pencegahan agar pedagang dan pembeli di pasar tidak tertular virus,” kata Agus Adinata.

Selain menyediakan tempat cuci tangan di pintu-pintu masuk pasar dan imbauan menggunakan masker, serta pedagang yang berasal luar Jembrana juga wajib membawa hasil rapid test.

Menurutnya, pedagang di Jembrana yang rutin keluar daerah Jembrana untuk membeli barang dagangan, wajib melakukan rapid test. Begitu juga dengan pemasok barang dari luar Jembrana ke pasar.

Berdasar sidak rutin yang dilakukan petugas pasar, dari puluhan pedagang yang disidak masih mendapati pedagang yang tidak membawa surat rapid test, terutama pedagang dari kabupaten lain di Bali.

Terhadap pedagang yang tidak membawa hasil rapid test sudah diberikan pembinaan serta sosialisasi. Kedepan jika terus membandel, maka akan diberikan sangsi tegas.

“Pedagang agar tidak tertular virus beberapa kebijakan telah kita ambil yang pertama tentu protokol kesehatan akan kita lakukan lebih ketat lagi,” ujarnya.

Sedangkan untuk rapid test terhadap pedagang di pasar, tergantung dari perkembangan kasus. Jika ada pedagang yang positif, maka perlu dilakukan rapid test terhadap pedagang.

“Sampai saat ini tidak ada pedagang di pasar yang positif, jadi belum perlu dilakukan rapid test pada pedagang,” terangnya.

Namun, sejumlah pedagang, terutama distributor kebutuhan bahan pokok menilai rapid test terlalu mahal sehingga menyebabkan biaya meningkat.

“Biaya rapid test itu agar diringankan. Saya hampir setiap hari ke sini bawa sayur,” ujar pedagang sayur asal Banyuwangi, Jawa Timur. 

NEGARA – Pasar menjadi tempat yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19. Karena itu, perlu dilakukan pencegahan sejak dini agar pedagang tidak tertular virus.

Salah satunya mewajibkan pedagang yang dari luar Jembrana untuk membawa hasil rapid test dengan hasil non reaktif.

Jika tidak membawa hasil rapid test, dinas terkait akan memberikan sanksi pada pedagang. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana

I Komang Agus Adinata mengatakan, melihat perkembangan penyebaran Covid-19 pasar berpotensi besar menjadi tempat penyebaran virus.

Seperti yang terjadi di Pasar Kumbasari di Denpasar dan Pasar Galiran di Klungkung. “Kami sudah antisipasi dengan pencegahan agar pedagang dan pembeli di pasar tidak tertular virus,” kata Agus Adinata.

Selain menyediakan tempat cuci tangan di pintu-pintu masuk pasar dan imbauan menggunakan masker, serta pedagang yang berasal luar Jembrana juga wajib membawa hasil rapid test.

Menurutnya, pedagang di Jembrana yang rutin keluar daerah Jembrana untuk membeli barang dagangan, wajib melakukan rapid test. Begitu juga dengan pemasok barang dari luar Jembrana ke pasar.

Berdasar sidak rutin yang dilakukan petugas pasar, dari puluhan pedagang yang disidak masih mendapati pedagang yang tidak membawa surat rapid test, terutama pedagang dari kabupaten lain di Bali.

Terhadap pedagang yang tidak membawa hasil rapid test sudah diberikan pembinaan serta sosialisasi. Kedepan jika terus membandel, maka akan diberikan sangsi tegas.

“Pedagang agar tidak tertular virus beberapa kebijakan telah kita ambil yang pertama tentu protokol kesehatan akan kita lakukan lebih ketat lagi,” ujarnya.

Sedangkan untuk rapid test terhadap pedagang di pasar, tergantung dari perkembangan kasus. Jika ada pedagang yang positif, maka perlu dilakukan rapid test terhadap pedagang.

“Sampai saat ini tidak ada pedagang di pasar yang positif, jadi belum perlu dilakukan rapid test pada pedagang,” terangnya.

Namun, sejumlah pedagang, terutama distributor kebutuhan bahan pokok menilai rapid test terlalu mahal sehingga menyebabkan biaya meningkat.

“Biaya rapid test itu agar diringankan. Saya hampir setiap hari ke sini bawa sayur,” ujar pedagang sayur asal Banyuwangi, Jawa Timur. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/