SINGARAJA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng akhirnya melakukan karantina terhadap 28 kepala keluarga (KK) yang kontak secara langsung dengan pasien PDP 18.
Sebelumnya Pemkab Buleleleng telah melakukan rapid test terhadap warga Banjar Dinas Celagi Catur, Desa Bondalem, Tejakula dengan hasil 40 orang reaktif dari 128 orang yang menjalani rapid tes.
Akan tetapi setelah dilakukan tes swab hasilnya negatif. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng Gede Suyasa mengatakan, awalnya ada dua skema yang disiapkan Ketua GTTP Putu Agus Suradnyana.
Plan A akan mengarantina satu banjar dinas jika itu terjadi ada transmisi lokal pada pedagang yang dinyatakan positif corona dari hasil tes swab.
Akan tetapi kenyataan hampir seluruh pedagang Pasar Bondalem yang menjalani tes swab hasilnya negative yang kontak langsung dengan PDP 18.
“Sehingga sekarang kami hanya mengarantina 28 KK dengan 94 jiwa. Dengan memberlakukan pembatasan tidak keluar, 28 KK ini dikarantina dengan pertimbangan
mereka yang sangat berdekatan rumahnya dengan PDP 18 yang positif terjangkit virus corona,” tutur Sekda Buleleng Gede Suyasa.
Saat ini, 28 KK di Banjar Dinas Celagi Batur Bondalem sudah menjalani karantina di rumah masing-masing dengan pengawasan dilakukan oleh Satgas Covid-19 Desa Bondalem dan pihak kecamatan.
Mengenai kebutuhan sembako mereka yang melakukan karantina selama 14 hari kedepan. Pemkab Buleleng melalui Dinas Sosial telah menyalurkan sembako bagi mereka.
Sembako itu disalurkan oleh perbekel di desa. “Jadi sembako kami berikan secara bertahap agar sembako tidak kedaluwarsa,” ujarnya.
Gede Suyasa lantas menegaskan alasan tidak melakukan isolasi secara keseluruhan dalam satu banjar.
Pertimbangannya adalah wilayah Banjar Celagi Batur di Desa Bondalem sangat luas. Selain itu tidak ada pedagang atau di luar dari keluarga PDP 18 yang positif tes swab.
Alasan lain mempertimbangkan jarak radius rumah PDP 18 yang berdekatan. “Dari 28 KK itu adalah tetangga dekat PDP 18 yang dikarantina setelah dilakukan tracing lebih jauh.
Tetapi 28 KK bukan dari keluarga PDP 18. Karantina yang kami lakukan ini akan dilihat perkembangannya dan dilakukan evaluasi,” pungkasnya.