28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:15 AM WIB

Gubernur Pastika: Info Gunung Agung Penting Bagi Masyarakat Dunia

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Didampingi oleh Kepala  Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, kemarin Pastika melakukan pengamatan Pos Pantau Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem.

Dalam keterangan pers usai memantau melalui seismograf dan Tiltmeter di ruang monitor, Pastika menyebut status awas masih melekat pada Gunung Agung meski terjadi penurunan intensitas gempa.

Dijelaskannya peralatan yang ada semakin diperkuat dan titik titik monitor diperbanyak sehingga informasi yang diperoleh akan semakin akurat.

“Informasi perkembangan Gunung Agung ini penting sekali, tidak hanya bagi masyarakat di sini, tapi juga bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Untuk itu informasinya harus akurat dan jelas, “imbuhnya.

Pastika yang didampingi oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani menegaskan, meskipun terjadi peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Bali ini, namun belum berimbas pada sektor pariwisata. 

Dikatakannya pariwisata Bali masih aman. Pasalnya letak beberapa destinasi wisata unggulan seperti Ubud, Nusa Dua, dan Kuta jauh dari lokasi Gunung Agung. Oleh karena itu wisatawan diminta tak khawatir.

Pada bagian lain, Pastika mengingatkan status awas ini harus dicamkan dengan baik oleh masyarakat di 28 desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Dengan kata lain harus tetap mengungsi. Sebaliknya, warga desa di luar wilayah KRB dipersilakan  kembali ke desanya.

“Saya tegaskan lagi warga desa di wilayah KRB harus mengungsi, sedangkan di luar KRB silahkan kembali ke desanya untuk beraktivitas normal. Tapi kalau mau tetap tinggal di pengungsian silahkan, tidak ada paksaan untuk kembali ke desa, “tuturnya.

Orang nomor satu di Bali ini juga mengklaim pemerintah telah siap dengan segala kemungkinan terburuk termasuk jika Gunung Agung meletus.

Baik dari segi  penganggaran, penyediaan logistik, kesehatan serta pendidikan  bagi para pengungsi . “Kita siap untuk kemungkinan terburuk. Desa yang masuk dalam zona merah sudah kosong, ” pungkasnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PVMBG per tanggal 1 Oktober dari pukul 00:00-23:59 telah terjadi gempa terasa skala II sebanyak 32 kali gempa, tektonik lokal sebanyak 587 kali gempa dan vulkanik dalam sebanyak 306 kali gempa.

Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu

di dalam area kawah gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari kawah puncak gunung agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara -Timur laut dan Tenggara – Selatan Barat Daya sejauh 12 km. 

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung.

Didampingi oleh Kepala  Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, kemarin Pastika melakukan pengamatan Pos Pantau Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem.

Dalam keterangan pers usai memantau melalui seismograf dan Tiltmeter di ruang monitor, Pastika menyebut status awas masih melekat pada Gunung Agung meski terjadi penurunan intensitas gempa.

Dijelaskannya peralatan yang ada semakin diperkuat dan titik titik monitor diperbanyak sehingga informasi yang diperoleh akan semakin akurat.

“Informasi perkembangan Gunung Agung ini penting sekali, tidak hanya bagi masyarakat di sini, tapi juga bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia. Untuk itu informasinya harus akurat dan jelas, “imbuhnya.

Pastika yang didampingi oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani menegaskan, meskipun terjadi peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Bali ini, namun belum berimbas pada sektor pariwisata. 

Dikatakannya pariwisata Bali masih aman. Pasalnya letak beberapa destinasi wisata unggulan seperti Ubud, Nusa Dua, dan Kuta jauh dari lokasi Gunung Agung. Oleh karena itu wisatawan diminta tak khawatir.

Pada bagian lain, Pastika mengingatkan status awas ini harus dicamkan dengan baik oleh masyarakat di 28 desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Dengan kata lain harus tetap mengungsi. Sebaliknya, warga desa di luar wilayah KRB dipersilakan  kembali ke desanya.

“Saya tegaskan lagi warga desa di wilayah KRB harus mengungsi, sedangkan di luar KRB silahkan kembali ke desanya untuk beraktivitas normal. Tapi kalau mau tetap tinggal di pengungsian silahkan, tidak ada paksaan untuk kembali ke desa, “tuturnya.

Orang nomor satu di Bali ini juga mengklaim pemerintah telah siap dengan segala kemungkinan terburuk termasuk jika Gunung Agung meletus.

Baik dari segi  penganggaran, penyediaan logistik, kesehatan serta pendidikan  bagi para pengungsi . “Kita siap untuk kemungkinan terburuk. Desa yang masuk dalam zona merah sudah kosong, ” pungkasnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PVMBG per tanggal 1 Oktober dari pukul 00:00-23:59 telah terjadi gempa terasa skala II sebanyak 32 kali gempa, tektonik lokal sebanyak 587 kali gempa dan vulkanik dalam sebanyak 306 kali gempa.

Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu

di dalam area kawah gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari kawah puncak gunung agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara -Timur laut dan Tenggara – Selatan Barat Daya sejauh 12 km. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/