32.6 C
Jakarta
25 April 2024, 15:44 PM WIB

Digelontor Rp100 Juta, Warga Desa Dilatih Pembibitan Tanaman Produktif

TEJAKULA – Desa Tembok di Kecamatan Tejakula mendapat program Kebun Bibit Desa (KBD). Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas vegetasi tanaman. Baik itu di kawasan hutan yang dikelola desa, maupun di areal perkebunan masyarakat.

Program KBD itu digelontorkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Total nilai program yang disalurkan mencapai Rp 100 juta. Bantuan program disalurkan pada BUMDes Giri Artha Desa Tembok. Bibit yang kini dibudidayakan merupakan bibit bagi tanaman-tanaman produktif.

Total ada 12 jenis tanaman yang dilakukan pembibitan. Yakni juwet, trembesi, indigofera, kelor, akasia, mete, asem, secang, apel futsa, nangkadak, kesambi, dan mangga. Belasan tanaman ini dianggap cukup mudah beradaptasi dengan lahan di Desa Tembok. Mengingat kondisi lahan di sana relatif tandus.

Direktur BUMDes Giri Artha Dewa Ketut Wily Asmawan mengungkapkan, bibit-bibit itu diproduksi oleh warga setempat. Mereka diberdayakan melalui program padat karya tunai. Warga dilatih cara membuat bibit. Nantinya warga juga akan dilibatkan dalam proses penanaman.

“Kebanyakan mereka yang terlibat ini sama sekali tidak punya pengetahuan dalam bertani. Makanya terus dilakukan pendampingan. Dari penyuluh kehutanan juga secara kontinu melakukan pengawasan. Supaya bibitnya benar-benar tumbuh dan sesuai dengan hasil yang diharapkan,” kata Wily.

Nantinya, kata Willy, bibit itu akan disebar pada masyarakat. Sebagian besar bibit akan ditanam di hutan desa. Penanaman di hutan desa dilakukan untuk memastikan kondisi vegetasi tanama di wilayah hulu. Selain itu jenis tanaman di areal hutan juga diharapkan lebih beragam. Tidak hanya terfokus pada tanaman kayu saja.

“Kalau ada tanaman produktif seperti buah-buahan, masyarakat kan tidak lagi fokus ke tanaman keras. Ada buah yang bisa dicari hasilnya. Makanya diusulkan penanaman bibit tanaman produktif. Nanti juga akan kami bagikan pada masyarakat. Awal musim penghujan ini sudah mulai penanaman,” jelasnya.

Sementara itu Penyuluh Kehutanan Neneng Anengsih mengatakan, saat ini Desa Tembok memiliki hak atas pengelolaan hutan desa seluas 148 hektare. Izin pengelolaan hutan desa itu telah diterbitkan Kementerian KLHK pada tahun 2019 lalu.

“Sehingga sekarang kewajiban menjaga dan melestarikan hutan yang 148 hektare itu, ada di tangan desa. Kebun bibit desa ini bisa menjadi salah satu jawaban. Supaya hutan mereka tetap lestari. Tapi bisa juga dimanfaatkan secara produktif, tanpa harus merusak tanaman keras yang ada di hutan itu,” kata Neneng yang juga penerima Piala Kalpataru kategori Pengadi Lingkungan pada tahu 2016 lalu itu.

TEJAKULA – Desa Tembok di Kecamatan Tejakula mendapat program Kebun Bibit Desa (KBD). Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas vegetasi tanaman. Baik itu di kawasan hutan yang dikelola desa, maupun di areal perkebunan masyarakat.

Program KBD itu digelontorkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Total nilai program yang disalurkan mencapai Rp 100 juta. Bantuan program disalurkan pada BUMDes Giri Artha Desa Tembok. Bibit yang kini dibudidayakan merupakan bibit bagi tanaman-tanaman produktif.

Total ada 12 jenis tanaman yang dilakukan pembibitan. Yakni juwet, trembesi, indigofera, kelor, akasia, mete, asem, secang, apel futsa, nangkadak, kesambi, dan mangga. Belasan tanaman ini dianggap cukup mudah beradaptasi dengan lahan di Desa Tembok. Mengingat kondisi lahan di sana relatif tandus.

Direktur BUMDes Giri Artha Dewa Ketut Wily Asmawan mengungkapkan, bibit-bibit itu diproduksi oleh warga setempat. Mereka diberdayakan melalui program padat karya tunai. Warga dilatih cara membuat bibit. Nantinya warga juga akan dilibatkan dalam proses penanaman.

“Kebanyakan mereka yang terlibat ini sama sekali tidak punya pengetahuan dalam bertani. Makanya terus dilakukan pendampingan. Dari penyuluh kehutanan juga secara kontinu melakukan pengawasan. Supaya bibitnya benar-benar tumbuh dan sesuai dengan hasil yang diharapkan,” kata Wily.

Nantinya, kata Willy, bibit itu akan disebar pada masyarakat. Sebagian besar bibit akan ditanam di hutan desa. Penanaman di hutan desa dilakukan untuk memastikan kondisi vegetasi tanama di wilayah hulu. Selain itu jenis tanaman di areal hutan juga diharapkan lebih beragam. Tidak hanya terfokus pada tanaman kayu saja.

“Kalau ada tanaman produktif seperti buah-buahan, masyarakat kan tidak lagi fokus ke tanaman keras. Ada buah yang bisa dicari hasilnya. Makanya diusulkan penanaman bibit tanaman produktif. Nanti juga akan kami bagikan pada masyarakat. Awal musim penghujan ini sudah mulai penanaman,” jelasnya.

Sementara itu Penyuluh Kehutanan Neneng Anengsih mengatakan, saat ini Desa Tembok memiliki hak atas pengelolaan hutan desa seluas 148 hektare. Izin pengelolaan hutan desa itu telah diterbitkan Kementerian KLHK pada tahun 2019 lalu.

“Sehingga sekarang kewajiban menjaga dan melestarikan hutan yang 148 hektare itu, ada di tangan desa. Kebun bibit desa ini bisa menjadi salah satu jawaban. Supaya hutan mereka tetap lestari. Tapi bisa juga dimanfaatkan secara produktif, tanpa harus merusak tanaman keras yang ada di hutan itu,” kata Neneng yang juga penerima Piala Kalpataru kategori Pengadi Lingkungan pada tahu 2016 lalu itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/