33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:54 PM WIB

17 Korban Nasi Basi Masih Jalani Perawatan Intensif, Begini Kondisinya

RadarBali.com – Karya Pedudsan, Memungkah dan Ngenteg Linggih di Pura Penataran Jagat Cangi yang digelar warga

Desa Pakraman Ganggangan Cangi di Banjar Cangi, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kamis (2/11) dini hari berubah menjadi petaka

Sebanyak 118 warga desa mendadak mengeluh mual, muntah hingga berak (muntaber). Dugaan sementara mereka keracunan nasi yasa yang diduga basi.

Menurut Prajuru Pura Penataran Jagat Cangi, Wayan Sukadi, puncak karya akan berlangsung pada Purnama yang jatuh Jumat ini (3/11).

Sebelum puncak karya, maka digelar upacara nedunang (menghadirkan) Ida Batara Ratu Kayangan Tiga dan Ratu Manca bertepatan hari raya Galungan pada Rabu (1/11).

Saat acara Ida Batara tedun itu warga memasak nasi yasa. Nasi yasa itu berupa nasi kuning, mentimun mentah, ayam sitsit dan telur dadar.

“Warga sudah memasak Rabu pagi jam 07.00. Lalu didinginkan dan dibungkus selesai jam dua siang (14.00),” jelas Sukadi.

Sebanyak 14 juru masak dibantu warga desa pun membuat 1500 nasi yasa bagi warga yang ngayah (gotong royong).

Setelah acara nedunang Ida Batara usai, warga mendapat bagian nasi yasa yang sudah dibungkus-bungkus.

“Tapi, saat akan membagikan ada dua keranjang nasi yasa yang basi. Dua keranjang itu sekitar 90 bungkus. Yang sudah basi kami tidak berikan. Dan, yang masih bagus kami cek ulang,” jelasnya.

Kemudian, nasi pun dibagikan bagi warga pada pukul 19.00. Warga pun makan bersama di areal pura.

“Termasuk saya juga ikut makan. Saya pegang nasinya sebelum makan, tidak apa-apa saya,” jelas prajuru asal Banjar Cangi itu.

Usai santap malam, warga pun pulang ke rumah masing-masing. Tak berselang lama, satu persatu warga silih berganti mengeluhkan mual, muntah, pusing.

Bahkan ada yang disertai berak (muntaber). “Yang saya dengar informasi, warga mulai muntah itu sekitar jam sebelas malam (23.00),” jelasnya.

Gelombang warga mengeluhkan hal serupa itu terjadi pada Kamis (2/11) pukul 02.00-03.00. Warga pun mendatangi rumah sakit terdekat.

Ada yang ke RS Ari Canti Mas Ubud; RS Ganesha Celuk dan ada yang dibawa ke RS Sanjiwani Gianyar. “Totalnya setahu kami 118 orang. Tapi pagi ini (Kamis pukul 10.00, red) sudah ada yang pulang,” jelasnya.

Diakui Sukadi, kejadian macam ini yang pertama kali terjadi di desanya. “Di pura sudah biasa melakukan karya. Sudah biasa masak, tidak pernah begini, ini tumben,” terangnya.

Yang jelas, kejadian ini jadi pembelajaran bagi warganya. “Termasuk ini jadi mempererat kami dan semakin ingat kepada Ida Batara,” tukasnya.

Salah satu pasien, Putu Kinar, 7, yang dirawat di RS Ari Canti Mas Ubud, mengeluh mual dan muntah pada Rabu (1/11).

“Setelah mual, muntah. Sempat diam sebentar, tapi muntah lagi,” ujar Kinar, yang mulai pulih saat dirawat di ruang VIP RS Ari Canti dengan jalur pasien umum itu.

Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Sukawati I, dr. Made Udayana, menyatakan, 118 warga yang mengalami keracunan makanan itu berangsur membaik setelah menerima perawatan.

“Sekarang yang masih dirawat 17 orang saja. 16 di Ari Canti dan 1 orang di RS Sanjiwani,” terang dr. Udayana, saat mengomando pengecekan sampel dan pembukaan posko kesehatan kemarin.

Dari hasil pengamatan sementara, pihak Puskesmas mencurigai jika para warga yang keracunan mengarah ke makanan basi.

“Kecurigaan mengarah ke basi. Tapi tetap kami harus tunggu hasil lab. Petugas kami sudah turun mengecek sampel makanan,” ujar dr. Udayana. 

RadarBali.com – Karya Pedudsan, Memungkah dan Ngenteg Linggih di Pura Penataran Jagat Cangi yang digelar warga

Desa Pakraman Ganggangan Cangi di Banjar Cangi, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kamis (2/11) dini hari berubah menjadi petaka

Sebanyak 118 warga desa mendadak mengeluh mual, muntah hingga berak (muntaber). Dugaan sementara mereka keracunan nasi yasa yang diduga basi.

Menurut Prajuru Pura Penataran Jagat Cangi, Wayan Sukadi, puncak karya akan berlangsung pada Purnama yang jatuh Jumat ini (3/11).

Sebelum puncak karya, maka digelar upacara nedunang (menghadirkan) Ida Batara Ratu Kayangan Tiga dan Ratu Manca bertepatan hari raya Galungan pada Rabu (1/11).

Saat acara Ida Batara tedun itu warga memasak nasi yasa. Nasi yasa itu berupa nasi kuning, mentimun mentah, ayam sitsit dan telur dadar.

“Warga sudah memasak Rabu pagi jam 07.00. Lalu didinginkan dan dibungkus selesai jam dua siang (14.00),” jelas Sukadi.

Sebanyak 14 juru masak dibantu warga desa pun membuat 1500 nasi yasa bagi warga yang ngayah (gotong royong).

Setelah acara nedunang Ida Batara usai, warga mendapat bagian nasi yasa yang sudah dibungkus-bungkus.

“Tapi, saat akan membagikan ada dua keranjang nasi yasa yang basi. Dua keranjang itu sekitar 90 bungkus. Yang sudah basi kami tidak berikan. Dan, yang masih bagus kami cek ulang,” jelasnya.

Kemudian, nasi pun dibagikan bagi warga pada pukul 19.00. Warga pun makan bersama di areal pura.

“Termasuk saya juga ikut makan. Saya pegang nasinya sebelum makan, tidak apa-apa saya,” jelas prajuru asal Banjar Cangi itu.

Usai santap malam, warga pun pulang ke rumah masing-masing. Tak berselang lama, satu persatu warga silih berganti mengeluhkan mual, muntah, pusing.

Bahkan ada yang disertai berak (muntaber). “Yang saya dengar informasi, warga mulai muntah itu sekitar jam sebelas malam (23.00),” jelasnya.

Gelombang warga mengeluhkan hal serupa itu terjadi pada Kamis (2/11) pukul 02.00-03.00. Warga pun mendatangi rumah sakit terdekat.

Ada yang ke RS Ari Canti Mas Ubud; RS Ganesha Celuk dan ada yang dibawa ke RS Sanjiwani Gianyar. “Totalnya setahu kami 118 orang. Tapi pagi ini (Kamis pukul 10.00, red) sudah ada yang pulang,” jelasnya.

Diakui Sukadi, kejadian macam ini yang pertama kali terjadi di desanya. “Di pura sudah biasa melakukan karya. Sudah biasa masak, tidak pernah begini, ini tumben,” terangnya.

Yang jelas, kejadian ini jadi pembelajaran bagi warganya. “Termasuk ini jadi mempererat kami dan semakin ingat kepada Ida Batara,” tukasnya.

Salah satu pasien, Putu Kinar, 7, yang dirawat di RS Ari Canti Mas Ubud, mengeluh mual dan muntah pada Rabu (1/11).

“Setelah mual, muntah. Sempat diam sebentar, tapi muntah lagi,” ujar Kinar, yang mulai pulih saat dirawat di ruang VIP RS Ari Canti dengan jalur pasien umum itu.

Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Sukawati I, dr. Made Udayana, menyatakan, 118 warga yang mengalami keracunan makanan itu berangsur membaik setelah menerima perawatan.

“Sekarang yang masih dirawat 17 orang saja. 16 di Ari Canti dan 1 orang di RS Sanjiwani,” terang dr. Udayana, saat mengomando pengecekan sampel dan pembukaan posko kesehatan kemarin.

Dari hasil pengamatan sementara, pihak Puskesmas mencurigai jika para warga yang keracunan mengarah ke makanan basi.

“Kecurigaan mengarah ke basi. Tapi tetap kami harus tunggu hasil lab. Petugas kami sudah turun mengecek sampel makanan,” ujar dr. Udayana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/