RadarBali.com – Kepala UPT Puskesmas Sukawati I, dr. Made Udayana, menyatakan, 118 warga yang mengalami keracunan makanan itu berangsur membaik setelah menerima perawatan.
“Sekarang yang masih dirawat 17 orang saja. 16 di Ari Canti dan 1 orang di RS Sanjiwani,” terang dr. Udayana, saat mengomando pengecekan sampel dan pembukaan posko kesehatan kemarin.
Dari hasil pengamatan sementara, pihak Puskesmas mencurigai jika para warga yang keracunan mengarah ke makanan basi.
“Kecurigaan mengarah ke basi. Tapi tetap kami harus tunggu hasil lab. Petugas kami sudah turun mengecek sampel makanan,” ujar dr. Udayana.
Udayana mengaku, setelah menerima laporan banyak korban menderita muntaber, petugas langsung mengambil sampel air untuk memasak.
Yakni pada dua keran milik PDAM. Dan satu keran yang bersumber dari sumur. Petugas juga mengambil beberapa sampel makanan sisa.
Berupa nasi kuning, mentimun, dan lauk ayam sitsit. Petugas juga mengambil sampel dari loyang tempat memasang, talenan dan lainnya.
“Hasilnya belum bisa ditetapkan, sekitar seminggu atau secepatnya tiga hari ke depan kami sudah bisa dapatkan hasil lab,” jelas dokter yang sempat bertugas di Puskesmas Payangan itu.
Udayana pun mengimbau warga setempat harus memperhatikan kebersihan dalam memasak.
“Pertama waktu makanan, dari dimasak hingga disantap paling lama 4 jam. Lalu ingat mencuci tangan sebelum makan,” pintanya.
Sebagai upaya antisipasi, Puskesmas Sukawati pun membuka pos kesehatan dadakan di salah posko yang ada di depan Kantor Desa Batuan Kaler.
Beberapa petugas medis seperti dokter dan perawat mengecek kondisi warga. “Kami buka posko di sini, untuk mengecek tensi mereka dan keluhannya, gratis. Ini upaya kami menekan jumlah keluhan serupa,” ungkapnya.