SEMARAPURA – Keindahan alam bawah laut membuat Kecamatan Nusa Penida banyak dikunjungi wisatawan mancanegara hingga kini menjadi tujuan wisata favorit para wisatawan saat berkunjung ke Bali.
Hanya saja sejak beberapa tahun terakhir ini kondisi terumbu karang di sepanjang pantai utara Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida mengalami kerusakan.
Pasalnya, itu terjadi akibat kegiatan wisata bahari yang tidak bertanggung jawab. Melihat kondisi tersebut Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta melalui Coral Triangel Center (CTC)
bekerja sama dengan kelompok Nuansa Pulau Nusa Penida menggelar kegiatan penyelamatan terumbu karang
dengan tema Adopsi Karang Solusi Lokal untuk Melindungi Terumbu Karang di Cafe Next Level, Desa Ped, Nusa Penida, Rabu (2/12).
Kegiatan adopsi karang itu pada dasarnya untuk pelestarian ekosistem terumbu karang yang ada di perairan Nusa Penida sehingga tetap lestari dan menarik perhatian wisatawan.
“Lakukan langkah preventif pemeliharaan terhadap terumbu karang. Karena itu satu-satunya kekayaan di Nusa Penida
yang menjadi daya tarik wisata. Kalau terumbu karang hancur, maka tidak ada yang bisa dibanggakan,” ujar Bupati Suwirta.
Bupati Suwirta dalam kesempatan tersebut mengungkapkan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida adalah rumah bagi beberapa ekosistem laut paling beragam di dunia.
Terumbu karang yang ada di Nusa Penida mendukung 296 jenis karang dan 976 jenis ikan. Kawasan ini merupakan habitat penting bagi megafauna laut, seperti pari manta dan mola-mola.
“Adopsi karang ini bagian penting dari pendidikan dan peningkatan kepedulian masyarakat mengenai pentingnya pelestarian terumbu karang demi mendukung ekosistem pesisir dan laut serta perekonomian lokal,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Coral Triangel Center (CTC), Rili Djohani mengatakan, kajian ekologi yang dilakukan oleh CTC pada tahun 2020 menemukan terdapat petak terumbu yang utuh di depan Desa Ped.
Itu menunjukkan tanda-tanda ketahanan, yang dapat dilihat dari warna, pertumbuhan aktif, dan pemulihan penyakit.
Ketahanan terumbu karang di daerah tersebut menjadikannya tempat yang ideal untuk dilakukan rehabilitasi karang karena
kondisinya membantu memastikan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi dari karang yang baru ditransplantasikan.
“Ini merupakan lokasi yang ideal untuk mencoba metode rehabilitasi karang yang dapat diperluas dan direplikasi di tempat lain di sekitar KKP Nusa Penida atau bagian lain Bali dan Indonesia,” katanya.