28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:04 AM WIB

Gempa Terus Terulang, Gelar Upacara Pemarisudha Jagat

GIANYAR – Goncangan gempa yang berlangsung berulang kali membuat Pemkab Gianyar menggelar upacara Pemarisudha Jagat (penyucian bumi) di Padmasana dan halaman Kantor Bupati Gianyar pada Kamis (23/8).

Upacara itu dipuput oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Bun dari Gria Sanur Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, dihadiri para pejabat, Anggota DPRD Gianyar dan pegawai Pemkab.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Bina Mental Setda Kabupaten Gianyar, Ngakan Jati Ambarsika, menyatakan upacara itu digelar terkait dengan adanya bencana alam gempa bumi yang bergoncang beberapa kali.

Terlebih, Kamis pagi pukul 07.00, sebelum upacara, gempa kembali mengguncang di Barat Daya pulau Bali.

“Kalau berdasar sastra atau lontar Roga Sangara Bumi, dalam kurun waktu lima tahun masyarakat di Bali wajib melaksanakan tawur agung yang disebut Panca Wali Krama yang dipusatkan di Pura Besakih,” ujar Ngakan Ambarsika.

Menurutnya, sesuai bunyi lontar itu, selama lima tahun telah terjadi kekotoran di bumi yang disebut cemer. “Maka wajib dilakukan tawur agung,” terangnya.

Apabila terjadi bencana alam yang sifatnya insidental dan masyarakat Bali menginginkan kerahayuan jagat, maka dalam lontar Roga Sangara Bumi dapat dilakukan beberapa jenis upacara keselamatan.

“Maka digelar upacara penyucian bumi ini. Dilakukan sesuai dengan tingkatannya,” imbuh Ngakan Ambarsika.

GIANYAR – Goncangan gempa yang berlangsung berulang kali membuat Pemkab Gianyar menggelar upacara Pemarisudha Jagat (penyucian bumi) di Padmasana dan halaman Kantor Bupati Gianyar pada Kamis (23/8).

Upacara itu dipuput oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Bun dari Gria Sanur Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, dihadiri para pejabat, Anggota DPRD Gianyar dan pegawai Pemkab.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Bina Mental Setda Kabupaten Gianyar, Ngakan Jati Ambarsika, menyatakan upacara itu digelar terkait dengan adanya bencana alam gempa bumi yang bergoncang beberapa kali.

Terlebih, Kamis pagi pukul 07.00, sebelum upacara, gempa kembali mengguncang di Barat Daya pulau Bali.

“Kalau berdasar sastra atau lontar Roga Sangara Bumi, dalam kurun waktu lima tahun masyarakat di Bali wajib melaksanakan tawur agung yang disebut Panca Wali Krama yang dipusatkan di Pura Besakih,” ujar Ngakan Ambarsika.

Menurutnya, sesuai bunyi lontar itu, selama lima tahun telah terjadi kekotoran di bumi yang disebut cemer. “Maka wajib dilakukan tawur agung,” terangnya.

Apabila terjadi bencana alam yang sifatnya insidental dan masyarakat Bali menginginkan kerahayuan jagat, maka dalam lontar Roga Sangara Bumi dapat dilakukan beberapa jenis upacara keselamatan.

“Maka digelar upacara penyucian bumi ini. Dilakukan sesuai dengan tingkatannya,” imbuh Ngakan Ambarsika.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/