GIANYAR – Sarkofagus yang ditemukan di Subak Amping, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh sepekan lalu,
menambah koleksi sarkofagus di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali, di Jalan Raya Tampaksiring, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh.
Total ada 16 sarkofagus Desa Keramas yang ditemukan sejak 1970-an. Kepala BPCB Bali, Wayan Muliarsa yakin masih banyak sarkofagus tertanam di Desa Keramas.
“Yakin saya ada lagi yang lain,” ujar Muliarsa kemarin. Kata dia, selama ditemukan beberapa kali di Desa Keramas, lokasi antara sarkofagus satu dengan lainnya tidak jauh dari areal persawahan di Desa Keramas.
“Ditemukannya antara yang sebelum-sebelumnya berjarak 200 meteran, semuanya terpencar ditemukan kedalaman 3-7 meteran,” jelasnya.
Hanya saja, pihaknya tidak berwenang untuk mengeruk seluruh tanah yang ada di Desa Keramas. “Tidak memungkinkan, karena luasnya dan posisinya,” paparnya.
Diakui, lokasi penemuan selama ini tidak terpusat layaknya kuburan atau setra yang ada di Bali.
“Kami belum bisa simpulkan bagaimana kehidupan saat itu, apakah di samping rumah mereka ditanam sarkofagus ini atau bagaimana, mungkin permukimannya disana,” terangnya.
Yang jelas, kata Muliarsa, sarkofagus yang ditemukan selama ini sejenis dengan atap dan hiasan yang hampir sama.
“Bahkan kiblatnya, kepala di timur atau utara, ini tergolong akhir pra sejarah. Mulai punya peradaban mereka,” jelasnya.
Lanjut Muliarsa, dengan ditemukannya sarkofagus, termasuk penemuan bekal kubur berupa 7 gelang perunggu menampakkan bahwa peradaban saat itu sudah cukup maju.