29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:02 AM WIB

Duh, 200 Benda Peninggalan Prasejarah di Jembrana Belum Diekskavasi

NEGARA – Museum Prasejarah Gilimanuk, menyimpan banyak peninggalan prasejarah yang ditemukan di kawasan Kelurahan Gilimanuk.

Saat ini, ada sekitar 200 temuan dari berbagai jenis temuan yang dipajang di museum, mulai dari kerangka manusia, sarkofagus hingga peralatan yang digunakan manusia 2.000 tahun lalu.

Museum yang ada di kawasan daya tarik wisata teluk Gilimanuk tersebut, sebagian besar dari tahun 195 sebelum masehi hingga awal masehi.

Situs ini ditemukan pertama kali sekitar tahun 1960 dan dibangun museum tahun 1993.

Selain menyimpan kerangka manusia, juga ada tempayan, serta manik-manik, gerabah, ada juga barang-barang dari perunggu peninggalan masa prasejarah.

Dalam museum juga ada tempayan untuk mengubur manusia. Pengunjung yang datang ke museum sebagian besar pelajar, baik untuk wisata edukasi dan membuat tugas sekolah.

Sedangkan untuk wisatawan asing dan domestik, masih jarang yang berkunjung ke museum. “Biasanya hari libur banyak pengunjung,” kata koordinator museum prasejarah Gilimanuk I Gede Bagus Ketut Ari Susila.

Pengelolaan museum oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana. Namun untuk isi museum dan ekskavasi peninggalan prasejarah kewenangan dari Balai Arkeologi.

“Memang diduga masih banyak peninggalan yang masih berada dalam tanah, kalau balai akan melakukan penggalian atau ekskavasi kami fasilitasi,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana I Nengah Alit.

Menurutnya, sejumlah temuan yang saat ini dipajang dalam museum sebagian temuan yang tidak sengaja oleh warga di sekitar pemukiman.

Misalnya, saat warga menggali tanah untuk membuat rumah, ditemukan peninggalan-peninggalan dari prasejarah.

“Diperkirakan masih banyak peninggalan yang tersebar dimana-mana, khususnya di kawasan Gilimanuk,” ungkapnya.

Sejumlah temuan yang belum diekskavasi, lanjutnya, sudah diberi tanda tertentu oleh Balai Arkeologi.

Bahkan, dalam areal museum ada peninggalan prasejarah yang masih di dalam tanah dan hanya digali sebagian untuk dijadikan

bahan penelitian dan pendidikan para pengunjung mengenai bentuk asli peninggalan prasejarah saat masih di dalam tanah.

Jika ekskavasi dilanjutkan dan koleksi museum bertambah, Alit berharap bisa menjadi salah satu daya tarik wisata di Jembrana.

Karena penataan daya tarik wisata Gilimanuk, saat ini menjadi salah satu program prioritas untuk meningkatkan pengunjung. 

NEGARA – Museum Prasejarah Gilimanuk, menyimpan banyak peninggalan prasejarah yang ditemukan di kawasan Kelurahan Gilimanuk.

Saat ini, ada sekitar 200 temuan dari berbagai jenis temuan yang dipajang di museum, mulai dari kerangka manusia, sarkofagus hingga peralatan yang digunakan manusia 2.000 tahun lalu.

Museum yang ada di kawasan daya tarik wisata teluk Gilimanuk tersebut, sebagian besar dari tahun 195 sebelum masehi hingga awal masehi.

Situs ini ditemukan pertama kali sekitar tahun 1960 dan dibangun museum tahun 1993.

Selain menyimpan kerangka manusia, juga ada tempayan, serta manik-manik, gerabah, ada juga barang-barang dari perunggu peninggalan masa prasejarah.

Dalam museum juga ada tempayan untuk mengubur manusia. Pengunjung yang datang ke museum sebagian besar pelajar, baik untuk wisata edukasi dan membuat tugas sekolah.

Sedangkan untuk wisatawan asing dan domestik, masih jarang yang berkunjung ke museum. “Biasanya hari libur banyak pengunjung,” kata koordinator museum prasejarah Gilimanuk I Gede Bagus Ketut Ari Susila.

Pengelolaan museum oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana. Namun untuk isi museum dan ekskavasi peninggalan prasejarah kewenangan dari Balai Arkeologi.

“Memang diduga masih banyak peninggalan yang masih berada dalam tanah, kalau balai akan melakukan penggalian atau ekskavasi kami fasilitasi,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana I Nengah Alit.

Menurutnya, sejumlah temuan yang saat ini dipajang dalam museum sebagian temuan yang tidak sengaja oleh warga di sekitar pemukiman.

Misalnya, saat warga menggali tanah untuk membuat rumah, ditemukan peninggalan-peninggalan dari prasejarah.

“Diperkirakan masih banyak peninggalan yang tersebar dimana-mana, khususnya di kawasan Gilimanuk,” ungkapnya.

Sejumlah temuan yang belum diekskavasi, lanjutnya, sudah diberi tanda tertentu oleh Balai Arkeologi.

Bahkan, dalam areal museum ada peninggalan prasejarah yang masih di dalam tanah dan hanya digali sebagian untuk dijadikan

bahan penelitian dan pendidikan para pengunjung mengenai bentuk asli peninggalan prasejarah saat masih di dalam tanah.

Jika ekskavasi dilanjutkan dan koleksi museum bertambah, Alit berharap bisa menjadi salah satu daya tarik wisata di Jembrana.

Karena penataan daya tarik wisata Gilimanuk, saat ini menjadi salah satu program prioritas untuk meningkatkan pengunjung. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/