29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:30 AM WIB

Diusir Warga, Ini Respons Bule Prancis Setelah Usir Warga Lokal Mandi

SINGARAJA – Kantor Imigrasi Singaraja belum bisa mengambil sikap terkait pengaduan masyarakat Desa Pemaron dengan ulah bule Prancis Roussel Gil Pascal Andre yang mengusir warga local saat berniat mandi di Pantai Pemaron.

Imigrasi berdalih belum bertemu Roussel sehingga belum bisa memutuskan, ada tidaknya pelanggaran keimigrasian. Imigrasi justru berdalih apa yang terjadi hanyalah masalah misskomunikasi.

Yang menarik, Roussel Gil Pascal Andre justru mengaku tengah memperingatkan Jem Tatto untuk tidak membuat api karena ditempat itu terdapat instalasi pipa BBM PLTGU Pemaron milik PT. Indonesian Power.

Bantahan Roussel itu disampaikan kepada Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa saat mempertanyakan sikapnya atas pengusiran warga tersebut.

“Dewa, saya minta maaf, karena takut ada api di pantai di sekitar pipa PLN, explosive, saya mau apologize itu, will never happen (pengusiran itu).

Saya pikir tidak boleh ada fire to burn trash, suksema,” demikian bantahan Roussel yang dikirim melalui whatsApp milik Dewa Ketut Suardipa.

Dengan jawaban Roussel itu, Dewa menyayangkan kasus misskomunikasi itu jadi viral. Bahkan kata Suardipa, kasus tersebut karena WNA Prancis

yang dituduh mengusir itu mencegah agar tidak terjadi kebakaran hebat karena berdekatan dengan pipa instalasi milik PLTGU Pemaron.

“Disana ada saluran pipa bahan bakar minyak milik PLTGU Pemaron. Kemungkinan itu juga yang ditakutkan akan terbakar dan bisa membakar rumah wisatawan itu,” ucap Suardipa.

Suardipa justru menyayangkan peristiwa itu akan semakin memperburuk situasi pariwisata yang sedang terpuruk.

“Kami sangat menyayangkan kenapa hal ini terjadi di Buleleng. Terlebih disaat kunjungan wisatawan menurun. Ditempat lain seperti Air Sanih dan Gerokgak aman-aman saja dan pariwisata normal,” keluh Suardipa.

Terkait peristiwa yang terjadi pada saat lomba kicau burung yang berlokasi tidak jauh dari villa milik Roussel, Suardipa menyatakan, latar belakang Roussel adalah pecinta alam.

Dan, dia prihatin tatkala melihat burung dalam sangkar dan ditonton banyak orang. “Dia mengaku prihatin atas lomba kicau burung yang

ditempatkan dalam sangkar sementara yang lain menonton. Itu yang kami ketahui setelah dijelaskan Roussel atas peristiwa itu,” ungkap Suardipa.

Yang jelas, seringnya ada misskomunikasi antara wisatawan dengan warga pesisir di Pantai Buleleng dikhawatirkan akan memperburuk citra pariwisata Bali.

“Nah, ini akan membuat kunjungan wisatawan kita menurun apalagi Bali penyumbang devisa terbesar dari tingkat kunjungan.

Kami tidak menyalahkan masyarakat, yang jelas terjadi ini misskomunikasi. Dan kami berupaya untuk bisa mempertemukan Roussel bersama aparat desa Pemaron,” pungkas Suardipa.

SINGARAJA – Kantor Imigrasi Singaraja belum bisa mengambil sikap terkait pengaduan masyarakat Desa Pemaron dengan ulah bule Prancis Roussel Gil Pascal Andre yang mengusir warga local saat berniat mandi di Pantai Pemaron.

Imigrasi berdalih belum bertemu Roussel sehingga belum bisa memutuskan, ada tidaknya pelanggaran keimigrasian. Imigrasi justru berdalih apa yang terjadi hanyalah masalah misskomunikasi.

Yang menarik, Roussel Gil Pascal Andre justru mengaku tengah memperingatkan Jem Tatto untuk tidak membuat api karena ditempat itu terdapat instalasi pipa BBM PLTGU Pemaron milik PT. Indonesian Power.

Bantahan Roussel itu disampaikan kepada Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa saat mempertanyakan sikapnya atas pengusiran warga tersebut.

“Dewa, saya minta maaf, karena takut ada api di pantai di sekitar pipa PLN, explosive, saya mau apologize itu, will never happen (pengusiran itu).

Saya pikir tidak boleh ada fire to burn trash, suksema,” demikian bantahan Roussel yang dikirim melalui whatsApp milik Dewa Ketut Suardipa.

Dengan jawaban Roussel itu, Dewa menyayangkan kasus misskomunikasi itu jadi viral. Bahkan kata Suardipa, kasus tersebut karena WNA Prancis

yang dituduh mengusir itu mencegah agar tidak terjadi kebakaran hebat karena berdekatan dengan pipa instalasi milik PLTGU Pemaron.

“Disana ada saluran pipa bahan bakar minyak milik PLTGU Pemaron. Kemungkinan itu juga yang ditakutkan akan terbakar dan bisa membakar rumah wisatawan itu,” ucap Suardipa.

Suardipa justru menyayangkan peristiwa itu akan semakin memperburuk situasi pariwisata yang sedang terpuruk.

“Kami sangat menyayangkan kenapa hal ini terjadi di Buleleng. Terlebih disaat kunjungan wisatawan menurun. Ditempat lain seperti Air Sanih dan Gerokgak aman-aman saja dan pariwisata normal,” keluh Suardipa.

Terkait peristiwa yang terjadi pada saat lomba kicau burung yang berlokasi tidak jauh dari villa milik Roussel, Suardipa menyatakan, latar belakang Roussel adalah pecinta alam.

Dan, dia prihatin tatkala melihat burung dalam sangkar dan ditonton banyak orang. “Dia mengaku prihatin atas lomba kicau burung yang

ditempatkan dalam sangkar sementara yang lain menonton. Itu yang kami ketahui setelah dijelaskan Roussel atas peristiwa itu,” ungkap Suardipa.

Yang jelas, seringnya ada misskomunikasi antara wisatawan dengan warga pesisir di Pantai Buleleng dikhawatirkan akan memperburuk citra pariwisata Bali.

“Nah, ini akan membuat kunjungan wisatawan kita menurun apalagi Bali penyumbang devisa terbesar dari tingkat kunjungan.

Kami tidak menyalahkan masyarakat, yang jelas terjadi ini misskomunikasi. Dan kami berupaya untuk bisa mempertemukan Roussel bersama aparat desa Pemaron,” pungkas Suardipa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/