SINGARAJA – Dinas Perhubungan menjajagi penggunaan angkutan kota (angkot) untuk mengatasi masalah keterbatasan armada bus sekolah di Buleleng.
Pengunaan jasa angkutan kota itu diharapkan sudah bisa terealisasi pada pertengahan tahun ini. Saat ini Dishub Buleleng mengoperasikan dua armada bus sekolah.
Kedua armada ini melayani angkutan siswa pada jam berangkat dan pulang sekolah. Rupanya, animo siswa menggunakan angkutan gratis itu sangat tinggi. Bahkan siswa kerap berdesak-desakan di dalam bus.
Sebenarnya pemerintah sempat mengajukan permohonan tambahan armada bus sekolah pada Kementerian Perhubungan.
Proposal itu diajukan pada tahun lalu. Saat itu Dishub Buleleng mengajukan permohonan delapan armada bus sekolah. Namun belum ada jawaban hingga kini dari Kemenhub.
“Karena belum dapat green light dari Kemenhub soal bus sekolah, kami akan coba menghidupkan angkutan kota. Rencananya angkutan kota itu yang kami fungsikan mengangkut siswa ke sekolah,” kata Kepala Dishub Buleleng Gede Gunawan AP.
Menurutnya alternatif itu diambil, setelah melihta sejumlah kabupaten lain yang melakukan langkah serupa.
“Sebab permintaannya tinggi sekali. Kami sampai kewalahan melayani. Makanya kami akan gunakan angkot sebagai bus sekolah,” imbuhnya.
Berapa dana yang dibutuhkan? Gunawan mengaku pihaknya belum bisa memastikan. Saat ini masih dilakukan studi kelayakan, terkait biaya yang harus dikeluarkan pemerintah apabila menggunakan jasa angkutan kota.
Apabila sudah mendapat angka yang layak, maka Dishub akan mengajukan anggaran itu pada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan DPRD Buleleng.
“Nanti kami akan kerjasama dengan Damri. Jadi kami cukup membayar pada Damri, sedangkan Damri yang mengurus armadanya,” tegas Gunawan.