29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:19 AM WIB

Pantai Cucukan “Minta” Tumbal, Pelajar SMP Lemas Setelah Terseret Arus

GIANYAR – Seorang siswa SMP di Gianyar, I Kadek Dion, 13, terseret arus Pantai Cucukan, di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Jumat sore (4/1) pukul 17.00.

Korban asal Banjar Kaja Kauh, Desa Tulikup, itu berhasil diselamatkan dengan kondisi badan lemas. Korban lalu dilarikan ke RS Sanjiwani.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, korban awalnya mandi bersama 10 orang temannya ke pantai Cucukan.

Mereka mandi di depan Pura Segara. Saat asyik mandi, korban Kadek Dion ini hanyut sekitar 100 meter lebih dari bibir pantai. “Arusnya sangat kuat, maka korban terseret,” ujar Digjaya.

Saat itu, teman-temannya ada yang berusaha menyelamatkan dia. Teman lainnya juga berteriak minta tolong.

Warga setempat, bersama petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) di Pantai Cucukan pun langsung turun ke lokasi.

Termasuk sebuah jukung yang ada di tengah laut berusaha menepi untuk menyelamatkan korban. Korban langsung digotong ke tepi pantai dalam keadaan lemas.

Petugas sempat memberikan pertolongan pertama terhadap siswa yang tubuhnya tidak berdaya itu. Oleh warga setempat, Kadek Dion juga sempat diberikan air minum botol kemasan.

Setelah diminumkan, korban masih tetap lemas, hanya nafasnya yang tampak tersengal-sengal. Melihat kondisi itu, maka petugas Balawista pun menghubungi ambulance.

Tak lama kemudian, mobil ambulance Suzuki APV milik Palang Merah Indonesia (PMI) dengan plat nomor DK 923 K melaju ke pantai Cucukan.

Kadek Dion selanjutnya dimasukkan ke dalam ambulance dan diberi oksigen. Korban lantas dilarikan ke RS Sanjiwani Gianyar untuk memperoleh perawatan intensif.

Sampai di rumah sakit, korban yang lemas mulai sadar. “Berkat kerja tim yang solid, teman Balawista, PMI, sehingga nyawa terselamatkan,” ujar Digjaya.

Pihaknya mengimbau semua pihak tetap waspada dengan cuaca dan musim hujan pada saat ini.

Berdasar data prakiraan cuaca, cuaca buruk dengan potensi gelombang tinggi dan hujan lebat terjadi pada Oktober 2018 hingga Maret 2019.

“Maka kami imbau masyarakat menghindari daerah yang rawan bencana,” tukasnya. 

GIANYAR – Seorang siswa SMP di Gianyar, I Kadek Dion, 13, terseret arus Pantai Cucukan, di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Jumat sore (4/1) pukul 17.00.

Korban asal Banjar Kaja Kauh, Desa Tulikup, itu berhasil diselamatkan dengan kondisi badan lemas. Korban lalu dilarikan ke RS Sanjiwani.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, korban awalnya mandi bersama 10 orang temannya ke pantai Cucukan.

Mereka mandi di depan Pura Segara. Saat asyik mandi, korban Kadek Dion ini hanyut sekitar 100 meter lebih dari bibir pantai. “Arusnya sangat kuat, maka korban terseret,” ujar Digjaya.

Saat itu, teman-temannya ada yang berusaha menyelamatkan dia. Teman lainnya juga berteriak minta tolong.

Warga setempat, bersama petugas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) di Pantai Cucukan pun langsung turun ke lokasi.

Termasuk sebuah jukung yang ada di tengah laut berusaha menepi untuk menyelamatkan korban. Korban langsung digotong ke tepi pantai dalam keadaan lemas.

Petugas sempat memberikan pertolongan pertama terhadap siswa yang tubuhnya tidak berdaya itu. Oleh warga setempat, Kadek Dion juga sempat diberikan air minum botol kemasan.

Setelah diminumkan, korban masih tetap lemas, hanya nafasnya yang tampak tersengal-sengal. Melihat kondisi itu, maka petugas Balawista pun menghubungi ambulance.

Tak lama kemudian, mobil ambulance Suzuki APV milik Palang Merah Indonesia (PMI) dengan plat nomor DK 923 K melaju ke pantai Cucukan.

Kadek Dion selanjutnya dimasukkan ke dalam ambulance dan diberi oksigen. Korban lantas dilarikan ke RS Sanjiwani Gianyar untuk memperoleh perawatan intensif.

Sampai di rumah sakit, korban yang lemas mulai sadar. “Berkat kerja tim yang solid, teman Balawista, PMI, sehingga nyawa terselamatkan,” ujar Digjaya.

Pihaknya mengimbau semua pihak tetap waspada dengan cuaca dan musim hujan pada saat ini.

Berdasar data prakiraan cuaca, cuaca buruk dengan potensi gelombang tinggi dan hujan lebat terjadi pada Oktober 2018 hingga Maret 2019.

“Maka kami imbau masyarakat menghindari daerah yang rawan bencana,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/