27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:56 AM WIB

“Kok Meme Lama Nggak Datang Pak”, Tim Hanya Temukan Bangkai Binatang

Pencarian pemotor Ni Komang Ayu Ardani, 37, yang jatuh ke bawah jembatan Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, memasuki tahap akhir kemarin.

Pihak keluarga korban berharap pencarian terus dilakukan hingga ketemu, dalam keadaan apapun. Tim evakuasi sendiri memutuskan menghentikan pencarian.

 

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SAAT tim gabungan menyisir lokasi kejadian, menyisir sungai Petanu dan tebingnya, suami korban Kadek Sumansa, terlihat berada di rumah duka di Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar.

Sumansa mengaku sempat ke lokasi kejadian saat awal kecelakaan lalu lintas yang melibatkan istri, anak dan ibunya. “Saya sempat ke lokasi, tapi nggak ikut nyari, nggak kuat,” ujar Sumansa.

Di rumahnya, Sumansa menjaga putranya Putu Kevin Ramansa, 9, yang ditemukan selamat saat kejadian karena pegangan di akar pohon.

“Sekarang anak saya ada di kamar, main sih biasa saja. Nggak tahu, trauma atau tidak,” kata Sumansa lagi.

Sebagai ayah, dia tidak berani menanyakan perihal kejadian kecelakaan  yang sempat berlangsung beberapa hari lalu.

“Itu nggak berani saya tanyakan. Baru ketemu, nggak saya tanyai macam-macam, biarkan saja,” jelasnya.

Selama proses pencarian berlangsung, putranya sempat bertanya, kenapa ibunda Komang Ayu Ardani belum pulang.

“Pernah nanya, kok meme (panggilan ibu Komang Ayu Ardanai, red) lama nggak datang. Saya bilang, kayang ne teko be meme (Suatu saat datang dah ibu, red),” ujar Sumansa, menirukan pertanyaan putranya.

Selain dibiarkan, putranya yang selamat belum diziinkan ke sekolah, meskipun Gianyar sudah memberlalukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

“Belum sekolah. Istirahat dulu. Biar nggak ditanya sama teman-temannya,” ungkapnya. Terkait kecelakaan yang berlangsung, Sumansa tidak tahu persis pakaian yang dikenakan istrinya.

“Yang bisa saya pastikan, pakai jaket putih merah, pakai helm. Helm dan tas sudah ditemukan,” terangnya.

Sementara itu, ipar korban, Wayan Sumira ibunya yang ditemukan meninggal dunia dalam kecelakaan itu, kini masih dititipkan di rumah sakit.

“Neneknya masih dititip, menunggu ipar ketemu dulu. Nanti kami pikirkan, langkah apa besok atau kapan,” ujarnya.

Pihak keluarga juga tidak mengerti dengan situasi yang terjadi. “Sampai sekarang, tanda-tanda nggak ada. Kalau seandainya sudah tidak ada (meninggal, red)

seharusnya naik ke permukaan. Seandainya meninggal, bau sudah pasti. Kok tidak ada ciri dan tanda itu,” ujarnya heran.

Pihak keluarga juga sudah melakukan berbagai upaya, termasuk menempuh jalur niskala. Selain itu, banyak relawan ikut membantu proses pencarian dari segi sekala (terlihat) dan niskala (tidak terlihat).

“Karena lama nggak ketemu, ini jadi pikiran. Lain kalau sudah ketemu,” jelasnya. Pihaknya hanya terus berdoa. “Berdoa supaya ipar saya cepat ketemu dalam keadaan apapun,” pintanya.

Mengenai batasan waktu pencarian yang berakhir kemarin, pihak keluarga berharap petugas mencari sampai ketemu.

“Terima kasih dibantu banyak orang. Kalaupun ada prosedur itu (batas waktu pencarian,red), kami mohon dibantu sampai ketemu,” ujarnya penuh harap.

Sementara itu, di lokasi penyisiran, Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar

Gusti Ngurah Dibya Presasta menyatakan petugas gabungan sudah berkoordinasi dengan Kodim Gianyar, untuk minta bala bantuan.

Dalam pencarian kemarin, sejumlah palung sudah disusuri. “Ada palung kedalaman 5-6 meter. Kami tidak menemukan tanda bau,” jelasnya.

Justru, selama proses pencarian, pihaknya menemukan bangkai binatang. “Kami hanya temukan anjing, biawak, babi,” terangnya.

Mengenai penghentian pencarian, kata dia, bukan berarti petugas benar-benar menghentikan pencarian.

“Kami stand by di kantor masing-masing. Kalau ada informasi, atau ada temuan, kami siap menuju lokasi,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan lalu lintas berlangsung Kamis (18/3) pukul 20.00. Saat kejadian motor Honda Vario DK 6488 KAD dikendara Komang Ayu Ardani, 37.

Dia membonceng putranya Putu Kevin Rumansa, 9, dan mertuanya, Ni Ketut Rindit, 55. Tiba dekat jembatan Laplapan, kondisi jalan licin dan gelap.

Kemudian, motor beserta pemotor dan penumpangnya jatuh ke jurang sedalam kurang lebih 15 meter.

Malam itu juga, petugas gabungan bersama warga melakukan pencarian terhadap korban. Sang putra, Putu Kevin Rumansa, ditemukan selamat pegangan di akar pohon dekat sungai Petanu atau 150 meter dari lokasi jatuh.

Sedangkan, sang nenek, Ni Ketut Rindit, ditemukan meninggal sekitar 300 meter dari lokasi jatuh. Sementara itu, pemotor Komang Ayu dilakukan pencarian. (*)

 

Pencarian pemotor Ni Komang Ayu Ardani, 37, yang jatuh ke bawah jembatan Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, memasuki tahap akhir kemarin.

Pihak keluarga korban berharap pencarian terus dilakukan hingga ketemu, dalam keadaan apapun. Tim evakuasi sendiri memutuskan menghentikan pencarian.

 

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SAAT tim gabungan menyisir lokasi kejadian, menyisir sungai Petanu dan tebingnya, suami korban Kadek Sumansa, terlihat berada di rumah duka di Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar.

Sumansa mengaku sempat ke lokasi kejadian saat awal kecelakaan lalu lintas yang melibatkan istri, anak dan ibunya. “Saya sempat ke lokasi, tapi nggak ikut nyari, nggak kuat,” ujar Sumansa.

Di rumahnya, Sumansa menjaga putranya Putu Kevin Ramansa, 9, yang ditemukan selamat saat kejadian karena pegangan di akar pohon.

“Sekarang anak saya ada di kamar, main sih biasa saja. Nggak tahu, trauma atau tidak,” kata Sumansa lagi.

Sebagai ayah, dia tidak berani menanyakan perihal kejadian kecelakaan  yang sempat berlangsung beberapa hari lalu.

“Itu nggak berani saya tanyakan. Baru ketemu, nggak saya tanyai macam-macam, biarkan saja,” jelasnya.

Selama proses pencarian berlangsung, putranya sempat bertanya, kenapa ibunda Komang Ayu Ardani belum pulang.

“Pernah nanya, kok meme (panggilan ibu Komang Ayu Ardanai, red) lama nggak datang. Saya bilang, kayang ne teko be meme (Suatu saat datang dah ibu, red),” ujar Sumansa, menirukan pertanyaan putranya.

Selain dibiarkan, putranya yang selamat belum diziinkan ke sekolah, meskipun Gianyar sudah memberlalukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

“Belum sekolah. Istirahat dulu. Biar nggak ditanya sama teman-temannya,” ungkapnya. Terkait kecelakaan yang berlangsung, Sumansa tidak tahu persis pakaian yang dikenakan istrinya.

“Yang bisa saya pastikan, pakai jaket putih merah, pakai helm. Helm dan tas sudah ditemukan,” terangnya.

Sementara itu, ipar korban, Wayan Sumira ibunya yang ditemukan meninggal dunia dalam kecelakaan itu, kini masih dititipkan di rumah sakit.

“Neneknya masih dititip, menunggu ipar ketemu dulu. Nanti kami pikirkan, langkah apa besok atau kapan,” ujarnya.

Pihak keluarga juga tidak mengerti dengan situasi yang terjadi. “Sampai sekarang, tanda-tanda nggak ada. Kalau seandainya sudah tidak ada (meninggal, red)

seharusnya naik ke permukaan. Seandainya meninggal, bau sudah pasti. Kok tidak ada ciri dan tanda itu,” ujarnya heran.

Pihak keluarga juga sudah melakukan berbagai upaya, termasuk menempuh jalur niskala. Selain itu, banyak relawan ikut membantu proses pencarian dari segi sekala (terlihat) dan niskala (tidak terlihat).

“Karena lama nggak ketemu, ini jadi pikiran. Lain kalau sudah ketemu,” jelasnya. Pihaknya hanya terus berdoa. “Berdoa supaya ipar saya cepat ketemu dalam keadaan apapun,” pintanya.

Mengenai batasan waktu pencarian yang berakhir kemarin, pihak keluarga berharap petugas mencari sampai ketemu.

“Terima kasih dibantu banyak orang. Kalaupun ada prosedur itu (batas waktu pencarian,red), kami mohon dibantu sampai ketemu,” ujarnya penuh harap.

Sementara itu, di lokasi penyisiran, Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar

Gusti Ngurah Dibya Presasta menyatakan petugas gabungan sudah berkoordinasi dengan Kodim Gianyar, untuk minta bala bantuan.

Dalam pencarian kemarin, sejumlah palung sudah disusuri. “Ada palung kedalaman 5-6 meter. Kami tidak menemukan tanda bau,” jelasnya.

Justru, selama proses pencarian, pihaknya menemukan bangkai binatang. “Kami hanya temukan anjing, biawak, babi,” terangnya.

Mengenai penghentian pencarian, kata dia, bukan berarti petugas benar-benar menghentikan pencarian.

“Kami stand by di kantor masing-masing. Kalau ada informasi, atau ada temuan, kami siap menuju lokasi,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan lalu lintas berlangsung Kamis (18/3) pukul 20.00. Saat kejadian motor Honda Vario DK 6488 KAD dikendara Komang Ayu Ardani, 37.

Dia membonceng putranya Putu Kevin Rumansa, 9, dan mertuanya, Ni Ketut Rindit, 55. Tiba dekat jembatan Laplapan, kondisi jalan licin dan gelap.

Kemudian, motor beserta pemotor dan penumpangnya jatuh ke jurang sedalam kurang lebih 15 meter.

Malam itu juga, petugas gabungan bersama warga melakukan pencarian terhadap korban. Sang putra, Putu Kevin Rumansa, ditemukan selamat pegangan di akar pohon dekat sungai Petanu atau 150 meter dari lokasi jatuh.

Sedangkan, sang nenek, Ni Ketut Rindit, ditemukan meninggal sekitar 300 meter dari lokasi jatuh. Sementara itu, pemotor Komang Ayu dilakukan pencarian. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/