TUKADMUNGGA – Pasemetonan Ageng Puri Buleleng melalui wadah Eka Sthana Dharma Puri Ageng Buleleng, akhirnya mengeluarkan pernyataan sikap terkait polemik gelar kebangsawanan yang diberikan pada Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon.
Pasemetonan menyatakan tak mengakui gelar kebangsawanan Sri Paduka Raja yang sempat dianugerahkan pada Fadli Zon, Jumat (30/3) lalu.
Putusan itu diambil setelah pasemetonan menggelar paruman agung di Puri Pemayun Tukadmungga, Rabu (4/4) sore. Paruman dihadiri para manggala puri di Buleleng.
Seperti Puri Pemayun Tukadmungga, Puri Kanginan, Puri Agung Singaraja, Puri Bangkang, Puri Kawanan, Puri Ejung Sanghyang, Puri Keliki Kalibukbuk, Puri Bungkulan, dan Puri Perean.
Paruman berjalan cukup alot. Forum yang dimulai pada pukul 18.00 sore itu, baru mencapai titik temu pada pukul 22.00 malam.
Dalam forum itu juga sempat ditunjukkan salinan sertifikat penganugerahan gelar bangsawan pada Fadli Zon.
Salinan sertifikat itu dipegang mantan manggala Eka Sthana Dharma Puri Ageng Buleleng, Anak Agung Ngurah Mahadipta yang malam itu bertindak sebagai pangeter acara.
Meski sempat alot, manggala-manggala puri akhirnya mencapai titik temu dan mengeluarkan empat pernyataan sikap.
Pernyataan sikap itu langsung dibacakan pada awak media pada pukul 22.10. Poin paling utama adalah, Pasemetonan Puri Ageng Buleleng menyatakan
tidak mengakui dan tidak ikut bertanggungjawab terhadap pemberian gelar dan produk hukum yang dibuat oleh Anak Agung Ngurah Ugrasena, selaku Penglingsir Puri Agung Singaraja.
Pemberian gelar itu, diketahui memicu kegaduhan publik utamanya di Bali. Pasemetonan juga menyatakan memohon maaf pada masyarakat, atas keresahan dan kegaduhan yang terlanjur terjadi.
“Untuk itu segala polemik, keresahan, dan kegaduhan, mohon dengan hormat diakhiri,” kata Manggala Utama Eka Sthana Dharma Puri Ageng Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma.