29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:19 AM WIB

Minta Bongkar Pasar Ditunda, Bupati: Saya yang Pimpin Membuldozer

GIANYAR – Pedagang yang mengatasnamakan Aliansi Pedagang Pasar Gianyar melakukan protes. Mereka tidak mau kios di pasar dibongkar saat pandemi Covid-19.

Pedagang memasang tiga buah spanduk di Jalan Ngurah Rai Gianyar. Isinya ada 5 poin alasan permintaan menunda.

Ada tiga spanduk yang di pasang kemarin. Spanduk dengan judul Tunda Revitalisasi Pasar Gianyar itu juga berisi gambar rencana revitalisasi pasar Gianyar.

Pertama, penyelesaian MoU dengan pedagang pasar Gianyar. Kedua, penundaan relokasi pada masa pandemi Covid-19.

Ketiga, instruksi presiden untuk menjaga social distancing. Keempat, situasi ekonomi yang tidak kondusif. Lima, dapat menimbulkan PHK tenaga kerja karena pendapatan merosot.

Salah satu perwakilan aliansi, Abdul Malik, menyatakan pemasangan spanduk karena situasi Covid-19. “Yang kami butuhkan pendapatan dan sembako. Kondisi kami untuk bertahan hidup saja susah,” ujarnya.

Diakui, pendapatannya merosot sejak Covid-19. “Kami tidak menolak, tapi minta tunda sampai wabah ini berakhir,” pintanya.

Dia juga membacakan kalimat dalam spanduk. “Jangan bebani kami lagi dengan relokasi pasar Gianyar. Tunda revitalisasi pasar Gianyar. Corona membuat kami terpuruk,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Gianyar, Made Mahayastra secara tegas menolak permintaan pedagang yang memasang spanduk itu.

“Sekarang saya tidak lagi ada negosiasi. Sudah dua tahun kami bicarakan dan mereka tandatangan semua.

Kalau ada satu, dua orang, paling banyak tiga orang, saya tidak akan terima,” tegas Mahayastra di lobi kantor bupati kemarin.

Lanjut dia, perjanjian sudah diteken. Sehingga pada 24 Mei 2020, gedung lama pasar Gianyar sudah harus kosong. “Kalau 24 tidak kosong, saya yang pimpin membuldozer toko-toko itu,” ujarnya.

Mengenai klaim pedagang pasar yang mengaku tanah di atas lahan pasar menjadi miliknya, bupati mengaku tidak mempermasalahkannya.

“Tidak peduli. Silakan tuntut. Kalau perlu proses hukum, silakan saja. Kalau 24 tidak kosong, saya yang pimpin membuldozer. Itu catat, sampaikan ke 3 orang itu,” pintanya.

Mengenai situasi Covid-19, Mahayastra mengaku pemulihan situasi tidak saja pada bidang kesehatan. Tapi juga lewat bidang ekonomi.

“Instruksi presiden, kita juga pemulihan ekonomi. Dengan bergulirnya semua aktivitas ekonomi,” jelasnya.

Sehingga dia mempertahankan revitalisasi pasar Gianyar tetap dilanjutkan. “Sehingga berapa yang berputar di toko bangunan. Hitung berapa ratus, mungkin ribuan tenaga kerja yang cari makan dari sana,” terangnya.

Kebutuhan lainnya juga akan kecipratan dari proyek revitalisasi pasar. “Orang jual sabun, orang jual pesan, segala macam, itu dihidupkan,” ungkapnya.

Dia pun menyimak situasi saat ini banyak yang jualan online. “Ada orang jualan babi online. Siapa yang bisa beli, orang nggak ada penghasilan. Inilah yang menjalankan roda perekonomian,” ujarnya.

Bupati juga tetap memprioritaskan pedagang lama tetap menempati kios atau lapak di pasar Gianyar.

“Pedagang kami kunci. Tak ada penambahan lagi. Dia mestinya terima kasih kepada saya,” pungkasnya.

Sementara itu, sekitar tiga jam terpajang menghadap jalan raya, spanduk itu akhirnya dicopot. Petugas dari pemerintah Gianyar mencopot atas perintah langsung dari bupati Gianyar. 

GIANYAR – Pedagang yang mengatasnamakan Aliansi Pedagang Pasar Gianyar melakukan protes. Mereka tidak mau kios di pasar dibongkar saat pandemi Covid-19.

Pedagang memasang tiga buah spanduk di Jalan Ngurah Rai Gianyar. Isinya ada 5 poin alasan permintaan menunda.

Ada tiga spanduk yang di pasang kemarin. Spanduk dengan judul Tunda Revitalisasi Pasar Gianyar itu juga berisi gambar rencana revitalisasi pasar Gianyar.

Pertama, penyelesaian MoU dengan pedagang pasar Gianyar. Kedua, penundaan relokasi pada masa pandemi Covid-19.

Ketiga, instruksi presiden untuk menjaga social distancing. Keempat, situasi ekonomi yang tidak kondusif. Lima, dapat menimbulkan PHK tenaga kerja karena pendapatan merosot.

Salah satu perwakilan aliansi, Abdul Malik, menyatakan pemasangan spanduk karena situasi Covid-19. “Yang kami butuhkan pendapatan dan sembako. Kondisi kami untuk bertahan hidup saja susah,” ujarnya.

Diakui, pendapatannya merosot sejak Covid-19. “Kami tidak menolak, tapi minta tunda sampai wabah ini berakhir,” pintanya.

Dia juga membacakan kalimat dalam spanduk. “Jangan bebani kami lagi dengan relokasi pasar Gianyar. Tunda revitalisasi pasar Gianyar. Corona membuat kami terpuruk,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Gianyar, Made Mahayastra secara tegas menolak permintaan pedagang yang memasang spanduk itu.

“Sekarang saya tidak lagi ada negosiasi. Sudah dua tahun kami bicarakan dan mereka tandatangan semua.

Kalau ada satu, dua orang, paling banyak tiga orang, saya tidak akan terima,” tegas Mahayastra di lobi kantor bupati kemarin.

Lanjut dia, perjanjian sudah diteken. Sehingga pada 24 Mei 2020, gedung lama pasar Gianyar sudah harus kosong. “Kalau 24 tidak kosong, saya yang pimpin membuldozer toko-toko itu,” ujarnya.

Mengenai klaim pedagang pasar yang mengaku tanah di atas lahan pasar menjadi miliknya, bupati mengaku tidak mempermasalahkannya.

“Tidak peduli. Silakan tuntut. Kalau perlu proses hukum, silakan saja. Kalau 24 tidak kosong, saya yang pimpin membuldozer. Itu catat, sampaikan ke 3 orang itu,” pintanya.

Mengenai situasi Covid-19, Mahayastra mengaku pemulihan situasi tidak saja pada bidang kesehatan. Tapi juga lewat bidang ekonomi.

“Instruksi presiden, kita juga pemulihan ekonomi. Dengan bergulirnya semua aktivitas ekonomi,” jelasnya.

Sehingga dia mempertahankan revitalisasi pasar Gianyar tetap dilanjutkan. “Sehingga berapa yang berputar di toko bangunan. Hitung berapa ratus, mungkin ribuan tenaga kerja yang cari makan dari sana,” terangnya.

Kebutuhan lainnya juga akan kecipratan dari proyek revitalisasi pasar. “Orang jual sabun, orang jual pesan, segala macam, itu dihidupkan,” ungkapnya.

Dia pun menyimak situasi saat ini banyak yang jualan online. “Ada orang jualan babi online. Siapa yang bisa beli, orang nggak ada penghasilan. Inilah yang menjalankan roda perekonomian,” ujarnya.

Bupati juga tetap memprioritaskan pedagang lama tetap menempati kios atau lapak di pasar Gianyar.

“Pedagang kami kunci. Tak ada penambahan lagi. Dia mestinya terima kasih kepada saya,” pungkasnya.

Sementara itu, sekitar tiga jam terpajang menghadap jalan raya, spanduk itu akhirnya dicopot. Petugas dari pemerintah Gianyar mencopot atas perintah langsung dari bupati Gianyar. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/