28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:03 PM WIB

Tubuh Korban Tewas Tertinggal di Bawah Batu, Desa Adat Gelar Caru

RadarBali.com – Tokoh masyarakat di Desa Pacung, para prajuru di Desa Pakraman Bangkah, keluarga korban, beserta pemilik lahan melakukan rembug pasca tim berhasil mengevakuasi sebagian tubuh korban tewas Ketut Sutarsana, 52, warga Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Senin (4/9) dini hari.

Hasilnya, tim memutuskan menghentikan upaya pencarian sebagian tubuh korban tewas dengan berbagai pertimbangan.

Perbekel Pacung, Made Yasa mengatakan, sesuai hasil koordinasi awal pihak desa pakraman akan menggelar upacara pecaruan yang cukup besar, karena masih ada bagian jenazah yang tertinggal di lokasi kejadian.

“Itu kan sama saja dengan cuntaka. Sekarang ini sedang dibahas, siapa yang akan melaksanakan upacara, biayanya dari mana, prosesnya juga seperti apa,” kata Yasa.

Yasa menyatakan pihaknya juga menghormati keputusan adat dan keluarga yang meminta proses pencarian dihentikan. Apalagi alasannya cukup masuk akal, karena rentan terjadi longsor susulan dan rentan menyebabkan tim SAR cidera.

“Kami sepakat permasalahan ini diselesaikan lewat dresta desa adat. Kemungkinan nanti upacara tingkatan mecaru balik sumpah. Kami harap upacara ini bisa menyelesaikan semua dengan tuntas, baikskala dan niskala,” imbuhnya.

Apakah tambang akan ditutup? Yasa menegaskan hal itu perlu dibicarakan lebih lanjut dengan para penambang.

Lantaran ada ratusan warga Desa Pacung yang menggantungkan hidupnya menjadi penambang batu pilah tradisional.

“Kami dari desa kan hanya berharap masyarakat kami bisa makan. Kalau memang ini isyarat alam agar berhenti karena lokasinya dekat dengan Pura Ponjok Batu, ya kita harus punya kesadaran. Jangan dijadikan hal kontroversial. Karena ini alam, biar sama-sama bisa dipikirkan dengan kepala dingin,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah tambang batu pilah di Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, longsor dan menimpa dua orang pekerja tambang setempat.

Seorang pekerja, Komang Kardiasa, 27, berhasil diselamatkan dengan kondisi luka berat. Sementara seorang lainnya, Ketut Sutarsana, 52, tewas di tempat kejadian.

RadarBali.com – Tokoh masyarakat di Desa Pacung, para prajuru di Desa Pakraman Bangkah, keluarga korban, beserta pemilik lahan melakukan rembug pasca tim berhasil mengevakuasi sebagian tubuh korban tewas Ketut Sutarsana, 52, warga Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Senin (4/9) dini hari.

Hasilnya, tim memutuskan menghentikan upaya pencarian sebagian tubuh korban tewas dengan berbagai pertimbangan.

Perbekel Pacung, Made Yasa mengatakan, sesuai hasil koordinasi awal pihak desa pakraman akan menggelar upacara pecaruan yang cukup besar, karena masih ada bagian jenazah yang tertinggal di lokasi kejadian.

“Itu kan sama saja dengan cuntaka. Sekarang ini sedang dibahas, siapa yang akan melaksanakan upacara, biayanya dari mana, prosesnya juga seperti apa,” kata Yasa.

Yasa menyatakan pihaknya juga menghormati keputusan adat dan keluarga yang meminta proses pencarian dihentikan. Apalagi alasannya cukup masuk akal, karena rentan terjadi longsor susulan dan rentan menyebabkan tim SAR cidera.

“Kami sepakat permasalahan ini diselesaikan lewat dresta desa adat. Kemungkinan nanti upacara tingkatan mecaru balik sumpah. Kami harap upacara ini bisa menyelesaikan semua dengan tuntas, baikskala dan niskala,” imbuhnya.

Apakah tambang akan ditutup? Yasa menegaskan hal itu perlu dibicarakan lebih lanjut dengan para penambang.

Lantaran ada ratusan warga Desa Pacung yang menggantungkan hidupnya menjadi penambang batu pilah tradisional.

“Kami dari desa kan hanya berharap masyarakat kami bisa makan. Kalau memang ini isyarat alam agar berhenti karena lokasinya dekat dengan Pura Ponjok Batu, ya kita harus punya kesadaran. Jangan dijadikan hal kontroversial. Karena ini alam, biar sama-sama bisa dipikirkan dengan kepala dingin,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah tambang batu pilah di Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, longsor dan menimpa dua orang pekerja tambang setempat.

Seorang pekerja, Komang Kardiasa, 27, berhasil diselamatkan dengan kondisi luka berat. Sementara seorang lainnya, Ketut Sutarsana, 52, tewas di tempat kejadian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/