25.1 C
Jakarta
21 September 2024, 7:58 AM WIB

Cegah Kebakaran Lahan Berujung Korban Jiwa, Warga Buleleng Diminta…

SINGARAJA – Warga di Buleleng diimbau untuk menghindari pembakaran sampah yang berpotensi memicu kebakaran lahan.

Pasalnya peristiwa kebakaran lahan kerap terjadi di Buleleng. Bahkan kebakaran lahan yang terjadi pada Sabtu (3/11) lalu, menimbulkan korban jiwa.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng, Gede Sugiartha mengatakan, potensi kebakaran lahan saat ini masih cukup tinggi.

Menurut Sugiartha, kondisi udara saat ini cukup panas dan kering. Selain itu embusan angin pun cukup kencang, sehingga api cepat membesar.

Buktinya dalam dua bulan terakhir, Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng menerima lebih dari 15 laporan kebakaran lahan di seluruh Buleleng.

Bahkan Dinas Damkar Buleleng pernah menerima tujuh laporan kebakaran lahan dalam sehari. Biasanya kebakaran lahan dipicu masyarakat yang membakar sampah di areal perkebunan.

Warga yang sedang membersihkan kebun, membakar sampah yang diperoleh. Terutama sampah berupa rumput, dahan kayu, hingga daun-daun kering.

Saat dibakar, ternyata angin kencang berhembus. Api pun cepat membesar sehingga memicu kebakaran lahan. Warga pun kewalahan memadamkan api, karena kebakaran terus meluas.

“Memang lebih baik tidak dibakar. Lebih baik dikumpulkan di satu tempat, dibuatkan lubang. Toh nanti jadi kompos.

Kalau memang harus dibakar, tentu harus dalam pengawasan yang sangat ketat. Jangan sampai akhirnya menimbulkan korban,” kata Sugiartha.

Selain itu warga juga dihimbau lebih waspada dalam menyalakan api. Terutama api dupa. Pasalnya api dupa bukan hanya berpotensi menimbulkan kebakaran lahan, namun juga berpotensi memicu kebakaran bangunan.

Warga juga dihimbau tidak membuang puntung rokok sembarangan. “Semua pihak harus berpartisipasi melakukan langkah pencegahan.

Kalau tidak, akibatnya bisa fatal. Kami harap peristiwa kebakaran yang menimbulkan korban jiwa tidak terjadi lagi,” ujar Sugiartha.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang kakek bernama Gede Sumandra alias Kaki Ribut, tewas terbakar di kebunnya sendiri.

Sebelum ditemukan tewas, Sumandra diketahui sempat membakar sampah berupa daun kering di lahan miliknya.

Diduga ia terjebak di pusaran api dan tak berhasil menyelamatkan diri. Akibatnya korban mengalami luka bakar parah pada bagian kepala dan punggung. 

SINGARAJA – Warga di Buleleng diimbau untuk menghindari pembakaran sampah yang berpotensi memicu kebakaran lahan.

Pasalnya peristiwa kebakaran lahan kerap terjadi di Buleleng. Bahkan kebakaran lahan yang terjadi pada Sabtu (3/11) lalu, menimbulkan korban jiwa.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng, Gede Sugiartha mengatakan, potensi kebakaran lahan saat ini masih cukup tinggi.

Menurut Sugiartha, kondisi udara saat ini cukup panas dan kering. Selain itu embusan angin pun cukup kencang, sehingga api cepat membesar.

Buktinya dalam dua bulan terakhir, Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng menerima lebih dari 15 laporan kebakaran lahan di seluruh Buleleng.

Bahkan Dinas Damkar Buleleng pernah menerima tujuh laporan kebakaran lahan dalam sehari. Biasanya kebakaran lahan dipicu masyarakat yang membakar sampah di areal perkebunan.

Warga yang sedang membersihkan kebun, membakar sampah yang diperoleh. Terutama sampah berupa rumput, dahan kayu, hingga daun-daun kering.

Saat dibakar, ternyata angin kencang berhembus. Api pun cepat membesar sehingga memicu kebakaran lahan. Warga pun kewalahan memadamkan api, karena kebakaran terus meluas.

“Memang lebih baik tidak dibakar. Lebih baik dikumpulkan di satu tempat, dibuatkan lubang. Toh nanti jadi kompos.

Kalau memang harus dibakar, tentu harus dalam pengawasan yang sangat ketat. Jangan sampai akhirnya menimbulkan korban,” kata Sugiartha.

Selain itu warga juga dihimbau lebih waspada dalam menyalakan api. Terutama api dupa. Pasalnya api dupa bukan hanya berpotensi menimbulkan kebakaran lahan, namun juga berpotensi memicu kebakaran bangunan.

Warga juga dihimbau tidak membuang puntung rokok sembarangan. “Semua pihak harus berpartisipasi melakukan langkah pencegahan.

Kalau tidak, akibatnya bisa fatal. Kami harap peristiwa kebakaran yang menimbulkan korban jiwa tidak terjadi lagi,” ujar Sugiartha.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang kakek bernama Gede Sumandra alias Kaki Ribut, tewas terbakar di kebunnya sendiri.

Sebelum ditemukan tewas, Sumandra diketahui sempat membakar sampah berupa daun kering di lahan miliknya.

Diduga ia terjebak di pusaran api dan tak berhasil menyelamatkan diri. Akibatnya korban mengalami luka bakar parah pada bagian kepala dan punggung. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/