DENPASAR – Heboh teror ular pyton dan ular kobra masuk rumah warga tak hanya terjadi di luar Bali.
Saat memasuki musim penghujan, teror reptil melata mengerikan ini juga dialami sebagain warga yang tinggal di Denpasar dan Badung.
Saat hujan, banyak warga Badung dan Denpasar yang dihebohkan dengan banyaknya temuan ular jenis kobra dan pyton.
Selain ukurannya yang besar, hewan jenis pemangsa daging (karnivora) ini juga berukuran panjang.
Kasubag Tata Usaha BKSDA Bali, Prawono menyebut beberapa bulan belakangan memang sedang masanya musim telur ular untuk menetas
“Biasanya telur ular akan menetas setelah ditingalkan selama kurang lebih dua bulan,” ujarnya kepada radarbali.id papa Senin (6/1)
Lanjutnya, prediksi secara ilmiah, dikatakan fenomena teror ular terjadi adanya kerusakan habitat ular kobra akibat oleh ulah manusia itu sendiri.
“Ular kobra seperti halnya ular sawah, mereka memang secara habitat berada dekat dengan manusia, namun dengan perkembangan pembangunan di indonesia sehingga sebagian habitat mereka sedikit terganggu,” akunya.
Dijelaskan lagi, ilustrasi sederhana saat mereka (ular) bertelur mungkin masih dirasa aman buat habitat mereka, namun pembangunan perumahan dan lain-lain membuat telur mereka berada dalam kumparan pembangunan itu.
“Sehingga disaat mereka menetas, habitat sudah berubah sedemikian rupa. Harapan, semoga masyrakat tetap berhati hati dan selalu waspada,” ujarnya.
Begitu juga soal ular phyton yang sama halnya dengan yang lain.
“Mereka memilih tempat yang lembab untuk berkembang biar, dikatakan bahaya juga bahaya, tidak bahaya ya iya juga,” tuturnya.
Dikatakan, serangan phyton lebih cenderung melilit bila dia akan memangsa makanannya dan itu sangat kuat.
“Bila masyarakat menemukannya, bisa laporkan kepada Call Centre kami atau call centre BNPB,” tutupnya