SUKASADA – Air di Danau Buyan terus meluap dan kian mendekati pemukiman warga. Sementara pada satu sisi, kondisi pendangkalan di Danau Buyan, juga kian parah.
Dalam waktu sepekan terakhir, air sudah naik setinggi 1,3 meter. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Buleleng Nyoman Genep mengaku
sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat agar pengerukan Danau Buyan bisa segera dilakukan.
Menurut Genep, pengerukan akan dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. “Kami sudah ajukan usulan pemulihan daya dukung dan daya tampung kawasan Danau Buyan.
Semua sudah kami rangkum dan kami sampaikan ke pemerintah pusat. Selanjutnya untuk masalah pengerukan, itu pemerintah pusat,” kata Genep.
Genep menegaskan pemerintah tak lepas tangan dalam pemulihan daya dukung Danau Buyan. Meski tak bisa melakukan pengerukan, DLHK Buleleng bersama beberapa instansi teknis, berupaya melakukan rehabilitasi lahan.
Caranya, mendorong petani beralih dari sayur ke tanaman kopi. Selain itu, Dinas Pertanian juga mendorong petani menggunakan pupuk organik.
Asal tahu saja, Danau Buyan kini mengalami pendangkalan parah. Data di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Buleleng menyebutkan, Danau Buyan mengalami pendangkalan hingga 20 meter, hanya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Pemicunya pertanian tak ramah lingkungan di sekitar danau. Lahan resapan air diganti menjadi lahan pertanian sayur mayur. Dampaknya terjadi erosi, hingga memicu pendangkalan.
Kondisi itu diperparah dengan penggunaan pupuk anorganik. Residu pupuk mengalir ke danau dan memicu suburnya pertumbuhan eceng gondok. Eceng gondok juga menyebabkan pendangkalan makin parah saja.