NEGARA – Lagi-lagi kapal kandas di perairan Selat Bali. Kali ini bukan kapal motor penumpang (KMP) yang melayani penyebrangan lintas Jawa-Bali yang kandas, tetapi sebuah kapal tanker.
Kapal pengangkut aspal itu kandas saat hendak menuju Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi.
Menurut informasi, kapal tanker Edricko 11 itu berlayar dari pelabuhan Manyar, Gresik, Jawa Timur (Jatim) dengan mamuat aspal.
Selama pelayaran, kapal tanker itu tidak mengalami masalah sampai masuk ke selat Bali. Namun saat akan menuju pelabuhan Tanjungwangi, mesin kapal yang memuat puluhan ton aspal itu mengalami masalah.
Kapal jumbo itu bahkan hanyut terseret arus lalu kandas di perairan sebelah selatan kuburan Gilimanuk sekitar pukul 05.30.
Upaya awak kapal untuk mengatasi kerusakan mesin tidak membuahkan hasil. Kapal tanker tersebut tetap tertahan di selat Bali sekitar 500 meter di selatan dermaga pendaratan BBM untuk PLTG Gilimanuk dua mil dari pelabuhan Gilimanuk.
Kandasnya kapal yang dinahkodai Andreas Toni itu kemudian diinformasikan ke TNI AL dan Pos SAR Jembrana.
Tim SAR kemudian menuju ke lokasi kapal tanker dengan 20 anak buah kapal (ANK) itu kandas untuk mengantipasi peristiwa yang tidak diinginkan.
Untuk menghindari kemungkinan buruk, kapal tanker dengan bobot 2.997 ton dan panjang 96,17 meter tersebut diputuskan ditarik dengan tag boat.
Penarikan kemudian dilakukan mengunakan tag boat Anggada milik PT Pelindo Tanjugwangi, Banyuwangi mulai pukul 09.00.
Upaya penarikan akhirnya berhasil dan sekitar pukul 09.15, atau setelah hamper 4 jam kandas kapal Tanker Edricko 11 berhasil ditarik.
“Kami langsung ke lokasi untuk mengantisipasi jika ABK harus dievakuasi. Namun setelah ditarik Tag boat kapal tanker itu
berhasil dibawa ke pelabuhan Tanjungwangi tanpa dilakukan evakuasi untuk ABK nya,” ujar Koordinator Pos SAR Negara I Komang Sudiarsa.