29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:12 AM WIB

Tebing Belakang SDN 6 Tamblang Jebol, Rusak Senderan Rumah Warga

KUBUTAMBAHAN – Tebing yang terletak di belakang ruang kelas VI SDN 6 Tamblang, jebol pada Kamis (4/3) sore lalu.

Dampaknya tebing itu merusak senderan rumah milik Gede Sumerta Wibawa, 33, warga Banjar Dinas Tangkid, Desa Tamblang. Sumerta kebetulan tinggal tepat di belakang sekolah.

Pemilik rumah, Gede Sumerta menuturkan, musibah longsor itu terjadi sekitar pukul1 4.00 Kamis (4/3) lalu.

Saat itu hujan lebat tengah mengguyur wilayah Desa Tamblang. Tiba-tiba saja tebing sekolah longsor dan langsung menimbun senderan rumahnya.

Saat kejadian, ia mengaku sedang menonton televisi bersama istri dan anak-anaknya. “Tahu-tahu ada suara gemuruh di belakang rumah. Saya lihat sudah jebol tertimpa longsor.

Sekarang tidak ada jalan keluar masuk rumah, karena tertimbun. Sekarang harus buat tangga. Sepeda motor saya titip di tetangga,” ujar Sumerta.

Untuk sementara waktu, ia terpaksa menginap di rumah kerabatnya. Apabila cuaca mulai mendung, ia juga memilih mengungsikan keluarganya ke rumah kerabat.

“Takutnya kan ada longsor lagi. Sementara menginap di rumah paman dulu sampai kondisi aman,” imbuhnya.

Ia menyebut kerugian akibat longsor itu mencapai Rp 15 juta. Sebab senderan sepanjang 10 meter dengan ketinggian 2,5 meter sudah rusak diterjang longsor. Selain itu sebuah pelinggih juga rusak tertimbun.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, tebing telah ditutup menggunakan terpal oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.

Sebab kondisi tanah masih labil. Sehingga rentan terjadi longsor susulan, apabila tak ditutup menggunakan terpal.

Sementara itu Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Wayan Duala Arsayasa mengatakan, pihaknya sudah mengecek lokasi pada Kamis malam lalu.

TRC langsung memasang terpal sebagai langkah antisipasi. Ia menyebut tebing itu memang cukup rawan.

Berdasar keterangan pihak sekolah, sebenarnya tebing itu akan dibuatkan senderan tahun lalu. Namun keburu pandemi, sehingga rencana ditunda.

“Karena ini tercatat sebagai aset pemerintah, dalam hal ini Disdikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Red) Buleleng, perbaikannya akan dilakukan Disdikpora.

Kami hanya melakukan langkah darurat, dengan memasang terpal. Untuk senderan rumah warga, kami akan laporkan pada BPBD Bali, mudah-mudahan bisa dibantu dana stimulant,” ujar Duala. 

KUBUTAMBAHAN – Tebing yang terletak di belakang ruang kelas VI SDN 6 Tamblang, jebol pada Kamis (4/3) sore lalu.

Dampaknya tebing itu merusak senderan rumah milik Gede Sumerta Wibawa, 33, warga Banjar Dinas Tangkid, Desa Tamblang. Sumerta kebetulan tinggal tepat di belakang sekolah.

Pemilik rumah, Gede Sumerta menuturkan, musibah longsor itu terjadi sekitar pukul1 4.00 Kamis (4/3) lalu.

Saat itu hujan lebat tengah mengguyur wilayah Desa Tamblang. Tiba-tiba saja tebing sekolah longsor dan langsung menimbun senderan rumahnya.

Saat kejadian, ia mengaku sedang menonton televisi bersama istri dan anak-anaknya. “Tahu-tahu ada suara gemuruh di belakang rumah. Saya lihat sudah jebol tertimpa longsor.

Sekarang tidak ada jalan keluar masuk rumah, karena tertimbun. Sekarang harus buat tangga. Sepeda motor saya titip di tetangga,” ujar Sumerta.

Untuk sementara waktu, ia terpaksa menginap di rumah kerabatnya. Apabila cuaca mulai mendung, ia juga memilih mengungsikan keluarganya ke rumah kerabat.

“Takutnya kan ada longsor lagi. Sementara menginap di rumah paman dulu sampai kondisi aman,” imbuhnya.

Ia menyebut kerugian akibat longsor itu mencapai Rp 15 juta. Sebab senderan sepanjang 10 meter dengan ketinggian 2,5 meter sudah rusak diterjang longsor. Selain itu sebuah pelinggih juga rusak tertimbun.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, tebing telah ditutup menggunakan terpal oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.

Sebab kondisi tanah masih labil. Sehingga rentan terjadi longsor susulan, apabila tak ditutup menggunakan terpal.

Sementara itu Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Wayan Duala Arsayasa mengatakan, pihaknya sudah mengecek lokasi pada Kamis malam lalu.

TRC langsung memasang terpal sebagai langkah antisipasi. Ia menyebut tebing itu memang cukup rawan.

Berdasar keterangan pihak sekolah, sebenarnya tebing itu akan dibuatkan senderan tahun lalu. Namun keburu pandemi, sehingga rencana ditunda.

“Karena ini tercatat sebagai aset pemerintah, dalam hal ini Disdikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Red) Buleleng, perbaikannya akan dilakukan Disdikpora.

Kami hanya melakukan langkah darurat, dengan memasang terpal. Untuk senderan rumah warga, kami akan laporkan pada BPBD Bali, mudah-mudahan bisa dibantu dana stimulant,” ujar Duala. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/