33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:43 PM WIB

Susul Santri, 20 Ustaz Pondok Pesantren Sukorejo Dipulangkan ke Bali

SINGARAJA – Setelah sebelumnya 142 santri putra dan 186 santri putri dilakukan pemulangan oleh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Kini giliran sebanyak 20 orang para ustaz dan ustazah dipulangkan kembali ke Buleleng, Selasa (5/5) kemarin.

Pemulangan para ustaz dan ustazah yang pulang ke Buleleng merupakan penduduk asli ber – KTP Bali.

Mereka dipulang selain karena memasuki masa liburan di bulan Ramadhan. Juga menyusul diliburkannya kegiatan belajar mengajar untuk mencegah penyebaran Covid-19.   

Ketua Pengurus Ikatan santri Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo H. Mulyadi Putra mengatakan,

sebanyak 20 orang ustaz dan ustazah yang pulang ke Buleleng ada mereka yang bersekolah S1 dan S2 di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.

Kemudian sebelum mereka pulang ke Bali sudah menjalani masa karantina selama 14 hari lebih di pondok pesantren yang langsung dipantau oleh pihak pondok.

“Sehingga pada saat mereka pulang ke Bali membawa surat keterangan sehat bebas covid-19 dan surat jalan dari Polres setempat,” kata H. Mulyadi Putra.

Menurutnya, pemulangan ustaz dan ustazah penduduk Buleleng ber KTP Bali ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, pondok pesanteran mereka tengah dilakukan pembatasan sosial untuk memutus mata rantai persebaran virus corona.

Selain itu adanya kebijakan pemerintah yang memperpanjang masa libur kegiatan belajar di sekolah.

“Jadi para ustaz dan ustazah pulang ke Bali dalam kondisi bebas Covid-19. Dan begitu pula nanti saat berada di Buleleng mereka akan menjalani masa karantina mandiri selama 14 hari kedepan,” tuturnya.

Diakui H. Mulyadi, para ustaz dan ustazah saat pulang menggunakan bus ke Bali. Mereka tidak diperkenankan untuk turun dari bus.

Begitu pula saat tiba di Gilimanuk mereka juga menjalani pemeriksaan kesehatan sangat ketat. Dengan mengukur suhu tubuh dan menjalani rapid tes.

Namun, ada kententuan pelaksanaan rapid tes di pelabuhan Gilimanuk tidak semua di rapid tes hanya bagi orang dengan suhu tubuh tinggi kendati para ustaz dan ustazah bebas Covid-19.

“Kami minta mereka taat protokol kesehatan dan menjalai karantina mandiri,” tandasnya. (uli)

 

SINGARAJA – Setelah sebelumnya 142 santri putra dan 186 santri putri dilakukan pemulangan oleh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Kini giliran sebanyak 20 orang para ustaz dan ustazah dipulangkan kembali ke Buleleng, Selasa (5/5) kemarin.

Pemulangan para ustaz dan ustazah yang pulang ke Buleleng merupakan penduduk asli ber – KTP Bali.

Mereka dipulang selain karena memasuki masa liburan di bulan Ramadhan. Juga menyusul diliburkannya kegiatan belajar mengajar untuk mencegah penyebaran Covid-19.   

Ketua Pengurus Ikatan santri Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo H. Mulyadi Putra mengatakan,

sebanyak 20 orang ustaz dan ustazah yang pulang ke Buleleng ada mereka yang bersekolah S1 dan S2 di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.

Kemudian sebelum mereka pulang ke Bali sudah menjalani masa karantina selama 14 hari lebih di pondok pesantren yang langsung dipantau oleh pihak pondok.

“Sehingga pada saat mereka pulang ke Bali membawa surat keterangan sehat bebas covid-19 dan surat jalan dari Polres setempat,” kata H. Mulyadi Putra.

Menurutnya, pemulangan ustaz dan ustazah penduduk Buleleng ber KTP Bali ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, pondok pesanteran mereka tengah dilakukan pembatasan sosial untuk memutus mata rantai persebaran virus corona.

Selain itu adanya kebijakan pemerintah yang memperpanjang masa libur kegiatan belajar di sekolah.

“Jadi para ustaz dan ustazah pulang ke Bali dalam kondisi bebas Covid-19. Dan begitu pula nanti saat berada di Buleleng mereka akan menjalani masa karantina mandiri selama 14 hari kedepan,” tuturnya.

Diakui H. Mulyadi, para ustaz dan ustazah saat pulang menggunakan bus ke Bali. Mereka tidak diperkenankan untuk turun dari bus.

Begitu pula saat tiba di Gilimanuk mereka juga menjalani pemeriksaan kesehatan sangat ketat. Dengan mengukur suhu tubuh dan menjalani rapid tes.

Namun, ada kententuan pelaksanaan rapid tes di pelabuhan Gilimanuk tidak semua di rapid tes hanya bagi orang dengan suhu tubuh tinggi kendati para ustaz dan ustazah bebas Covid-19.

“Kami minta mereka taat protokol kesehatan dan menjalai karantina mandiri,” tandasnya. (uli)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/