GIANYAR – Banyaknya warga Kabupaten Bangli yang positif Covid-19, ternyata berdampak luas. Sepekan terakhir, pedagang yang berasal dari Bangli dilarang berjualan di Pasar Umum Gianyar.
Kebijakan itu pun dikeluhkan sejumlah pedagang asal Bangli. Pedagang Bangli pun banyak yang meluapkan unek-uneknya di media sosial.
Pedagang Bangli yang mengaku baru tiba di pasar Gianyar untuk meraup rezeki langsung diminta pulang.
Hal itu pun membuat pedagang Bangli kecewa. Apalagi, barang dagangan harus kembali pulang, tanpa membawa rupiah.
Fakta ini diakui Kepala Pasar Umum Gianyar, Nengah Artawa. “Kami hanya imbau saja. Terutama yang dari (Banjar) Serokadan (Desa Abuan, Kecamatan Susut, red). Memang jangan jualan dulu,” ujar Artawa kemarin.
Pihaknya mengaku telah memiliki data identitas pedagang. Bagi pedagang asal Bangli langsung didatangi.
Mereka diminta tidak berjualan untuk sementara waktu. “Memang untuk sementara, kami sampaikan jangan dulu jualan,” pintanya.
Pedagang asal Bangli yang dilarang itu, lanjut dia, berlaku rata untuki seluruh pedagang. “Yang kami imbau yang dari Bangli saja. Baik itu pedagang pelataran ataupun mobil,” tegasnya.
Terlebih lagi, dari data yang ada, jumlah positif Covid-19 di Kabupaten Bangli lebih banyak dibanding Gianyar.
Berdasar data penyebaran Covid-19 Provinsi Bali pada Selasa (5/5), tercatat jumlah positif di Bangli mencapai 52 orang. Dengan tingkat kesembuhan mencapai 30 orang. Sebanyak 22 orang masih dalam perawatan.
Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat 12 orang. Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 34.
Selanjutnya, Orang Tanpa Gejala (OTG) mencapai 350 orang. “Kami imbau saja, menghindari hal-hal yang tidak kita kehendaki,” ungkapnya lagi.
Untuk pedagang dari daerah lainnya, seperti Klungkung atau dari Denpasar maupun Badung diperbolehkan. “Daerah lain boleh,” tegasnya.
Lanjut Artawa, pihaknya telah menjalankan prosedur dalam menghindari wabah Covid-19. “Pedagang sudah pakai masker. Kalau tidak pakai masker, kami tegur mereka,” ungkapnya.
Bahkan, sebelum jam pasar dibuka, diawali dengan pengumuman, bahwa Pasar Umum Gianyar merupakan zona wajib masker.
“Masuk pasar wajib mengenakan masker. Dan sebelum dan sesudah aktivitas harus cuci tangan,” tukasnya.
Di bagian lain, pedagang di pasar menjadi perhatian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gianyar. Sebelumnya pedagang Pasar Umum Gianyar sempat dibagikan masker dan pelindung wajah berupa mika secara gratis.
Kini, gilliran pedagang pasar Telepud di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang menjadi sasaran IDI Gianyar.
Uniknya, saat membagikan masker gratis ke pedagang, anggota IDI Gianyar mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Hal itu sempat mengundang perhatian pedagang dan pengunjung pasar.
Pemimpin rombongan bagi-bagi masker dari IDI Gianyar, dr. Ni Luh Saptiaryati, mengaku pasar menjadi tempat pertemuan banyak orang.
Sambil membagikan masker, IDI juga memberikan edukasi pencegahan Covid. Diantaranya jaga jarak aman, pakai masker dan rajin cuci tangan.
Termasuk menjaga imun tubuh dengan berolahraga. “Kami membantu sedikit. Termasuk mengetuk hati masyarakat yang mampu untuk ikut peduli,” pungkasnya.