28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:39 AM WIB

5 Koleksi Lukisan Rusak Berat, Mayoritas Tak Dapat Penanganan Serius

SEMARAPURA – Sumber daya manusia dan sarana-prasarana yang serba terbatas membuat Museum Semarajaya berstatus tipe C ini tidak mendapat perlakuan sebagaimana mestinya.

Pasalnya karena kapasitas museum yang terbatas, sejumlah koleksi tidak dapat dipajang di dalam ruang pameran.

Bahkan, sejumlah lukisan dalam kondisi rusak parah karena cukup lama disimpan di gudang sehingga direncanakan dihapuskan dari aset.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Museum Semarajaya Klungkung, Ida Bagus Wibawa Adnyana saat ditemui di Museum Semarajaya membenarkan kondisi itu.

Diungkapkannya, Museum Semarajaya memiliki sebanyak 387 koleksi terdiri dari eknografika sebanyak 241 koleksi, historika sebanyak 63 koleksi dan seni rupa sebanyak 83 koleksi.

Hanya saja kapasitas tempat pameran Museum Semarajaya cukup terbatas sehingga sejumlah koleksi tidak bisa dipajang di ruang pameran. “Daya tampungnya sangat kurang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, puluhan koleksi museum yang tidak bisa ditampung di ruang pameran akhirnya ada yang dipajang di ruang pegawai, disimpan di lemari, gudang, dan ada pula yang diletakkan di teras museum.

“Seperti tempat pembuatan garam yang akhirnya kami letakkan di luar karena sudah tidak ada tempat lagi.

Ada juga silsilah kerajaan Klungkung yang kami simpan di lemari karena tidak ada tempat untuk memajangnya,” katanya.

Bahkan karena lama disimpan di gudang, sekitar 5 koleksi lukisan koleksi Museum Semarajaya ada yang rusak.

Syukurnya sejumlah lukisan yang pengadaannya dilakukan tahun 1992 itu bukanlah peninggalan jaman kerajaan sehingga dalam waktu dekat ini akan dilakukan penghapusan aset lukisan tersebut.

“Lukisan tersebut bukan lukisan masterpiece. Itu lukisan kamasan. Kondisinya gambarnya sudah tidak terlihat. Yang tersisa hanya bingkai dan kanvas saja,” bebernya.

Tidak hanya masalah daya tampung, menurutnya jumlah sumber daya manusia di Museum Semarajaya juga sangat terbatas.

Atas kondisi itu, Museum Semarajaya sampai saat ini masih berstatus tipe C atau tipe museum paling terendah.

Selain itu dengan keterbatasan pegawai yang profesional di bidang kemuseuman, pihak museum juga bisa melakukan perawatan dan lainnya secara maksimal dalam menunjang kebutuhan di Museum Semarajaya.

“Untuk perawatan keris misalnya, kami tidak bisa menggunakan sat kimia karena ada tenaga khususnya. Sehingga kami lakukan perawatan

cukup sederhana dengan menggunakan alkohol dan minyak. Untuk lukisannya, kami bersihkan dengan menggunakan kuas kosmetik,” ujarnya.

SEMARAPURA – Sumber daya manusia dan sarana-prasarana yang serba terbatas membuat Museum Semarajaya berstatus tipe C ini tidak mendapat perlakuan sebagaimana mestinya.

Pasalnya karena kapasitas museum yang terbatas, sejumlah koleksi tidak dapat dipajang di dalam ruang pameran.

Bahkan, sejumlah lukisan dalam kondisi rusak parah karena cukup lama disimpan di gudang sehingga direncanakan dihapuskan dari aset.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Museum Semarajaya Klungkung, Ida Bagus Wibawa Adnyana saat ditemui di Museum Semarajaya membenarkan kondisi itu.

Diungkapkannya, Museum Semarajaya memiliki sebanyak 387 koleksi terdiri dari eknografika sebanyak 241 koleksi, historika sebanyak 63 koleksi dan seni rupa sebanyak 83 koleksi.

Hanya saja kapasitas tempat pameran Museum Semarajaya cukup terbatas sehingga sejumlah koleksi tidak bisa dipajang di ruang pameran. “Daya tampungnya sangat kurang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, puluhan koleksi museum yang tidak bisa ditampung di ruang pameran akhirnya ada yang dipajang di ruang pegawai, disimpan di lemari, gudang, dan ada pula yang diletakkan di teras museum.

“Seperti tempat pembuatan garam yang akhirnya kami letakkan di luar karena sudah tidak ada tempat lagi.

Ada juga silsilah kerajaan Klungkung yang kami simpan di lemari karena tidak ada tempat untuk memajangnya,” katanya.

Bahkan karena lama disimpan di gudang, sekitar 5 koleksi lukisan koleksi Museum Semarajaya ada yang rusak.

Syukurnya sejumlah lukisan yang pengadaannya dilakukan tahun 1992 itu bukanlah peninggalan jaman kerajaan sehingga dalam waktu dekat ini akan dilakukan penghapusan aset lukisan tersebut.

“Lukisan tersebut bukan lukisan masterpiece. Itu lukisan kamasan. Kondisinya gambarnya sudah tidak terlihat. Yang tersisa hanya bingkai dan kanvas saja,” bebernya.

Tidak hanya masalah daya tampung, menurutnya jumlah sumber daya manusia di Museum Semarajaya juga sangat terbatas.

Atas kondisi itu, Museum Semarajaya sampai saat ini masih berstatus tipe C atau tipe museum paling terendah.

Selain itu dengan keterbatasan pegawai yang profesional di bidang kemuseuman, pihak museum juga bisa melakukan perawatan dan lainnya secara maksimal dalam menunjang kebutuhan di Museum Semarajaya.

“Untuk perawatan keris misalnya, kami tidak bisa menggunakan sat kimia karena ada tenaga khususnya. Sehingga kami lakukan perawatan

cukup sederhana dengan menggunakan alkohol dan minyak. Untuk lukisannya, kami bersihkan dengan menggunakan kuas kosmetik,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/