26.6 C
Jakarta
21 November 2024, 4:23 AM WIB

Ada Larangan Mudik, Pelabuhan Gilimanuk Seperti Mati Suri

NEGARA – Dua hari setelah diberlakukan larangan mudik, Pelabuhan Gilimanuk sebagai salah satu penyeberangan di Bali sepi dari aktivitas kendaraan dan orang. Seperti mati suri.

Dalam waktu 24 jam, pengguna jasa penyeberangan menurun drastis. Hanya kendaraan angkutan logistik yang keluar dan masuk Bali.

 

Pantauan di Pelabuhan Gilimanuk Jumat (7/5) siang, lalu lintas kendaraan yang keluar Bali sebagian besar pikap, truk sedang dan tronton tanpa muatan barang. Begitu juga dengan kendaraan yang masuk Bali, sebagian besar kendaraan angkutan barang. Sedangkan motor dan penumpang yang berjalan kaki, dalam sehari tidak ada yang masuk pelabuhan untuk menyeberang.

 

 

Namun demikian, meskipun pada hari kedua larangan mudik tidak ada pelanggar larangan mudik, perlu diantisipasi pada H-3 hari raya. Karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, puncak arus mudik terjadi pada tiga hari sebelum hari raya. 

 

 

Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa mengatakan, sejak diberlakukan larangan mudik hari raya efektif 6 Mei lalu, lalu lintas kendaraan dan orang yang keluar Bali menurun drastis. Dalam waktu 24 jam kemarin, hanya sekitar seribu orang yang didominasi pengemudi angkutan logistik.

 

 

“Sejak diberlakukan larangan mudik, lalu lintas kendaraan dan orang yang menyeberang sudah turun,” ungkapanya.

 

 

Sementara itu, General manager ASDP Cabang Ketapang Suharto mengatakan, sejak diberlakukan larangan mudik Terjadi penurunan drastis arus kendaraan yang menyeberang ke Bali maupun Banyuwangi. Hanya kendaraan roda empat dan roda dua yang menyeberang namun jumlahnya sangat sedikit. Itupun merupakan kendaraan petugas.

 

Jasa penyeberangan Jawa-Bali menurutnya masih buka dan hanya ditutup bagi kendaraan pemudik termasuk bus. Sedangkan yang dikecualikan hanya kendaraan logistik dan barang. Karena menurunnya pengguna jasa penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk, membuat pengelola berencana pelabuhan mengurangi jumlah kapal yang beroperasi. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) kemungkinan akan dikuranginya kapal yang beroperasi di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Dari awalnya 32 kapal yang disiagakan hanya 27 kapal yang beroperasi itupun melayani kendaraan barang.

 

“Kemungkinan melihat kondisi yang terjadi belakangan ini, jumlah itu bisa berkurang lagi,” ujarnya.

 

 

 

 

 

NEGARA – Dua hari setelah diberlakukan larangan mudik, Pelabuhan Gilimanuk sebagai salah satu penyeberangan di Bali sepi dari aktivitas kendaraan dan orang. Seperti mati suri.

Dalam waktu 24 jam, pengguna jasa penyeberangan menurun drastis. Hanya kendaraan angkutan logistik yang keluar dan masuk Bali.

 

Pantauan di Pelabuhan Gilimanuk Jumat (7/5) siang, lalu lintas kendaraan yang keluar Bali sebagian besar pikap, truk sedang dan tronton tanpa muatan barang. Begitu juga dengan kendaraan yang masuk Bali, sebagian besar kendaraan angkutan barang. Sedangkan motor dan penumpang yang berjalan kaki, dalam sehari tidak ada yang masuk pelabuhan untuk menyeberang.

 

 

Namun demikian, meskipun pada hari kedua larangan mudik tidak ada pelanggar larangan mudik, perlu diantisipasi pada H-3 hari raya. Karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, puncak arus mudik terjadi pada tiga hari sebelum hari raya. 

 

 

Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa mengatakan, sejak diberlakukan larangan mudik hari raya efektif 6 Mei lalu, lalu lintas kendaraan dan orang yang keluar Bali menurun drastis. Dalam waktu 24 jam kemarin, hanya sekitar seribu orang yang didominasi pengemudi angkutan logistik.

 

 

“Sejak diberlakukan larangan mudik, lalu lintas kendaraan dan orang yang menyeberang sudah turun,” ungkapanya.

 

 

Sementara itu, General manager ASDP Cabang Ketapang Suharto mengatakan, sejak diberlakukan larangan mudik Terjadi penurunan drastis arus kendaraan yang menyeberang ke Bali maupun Banyuwangi. Hanya kendaraan roda empat dan roda dua yang menyeberang namun jumlahnya sangat sedikit. Itupun merupakan kendaraan petugas.

 

Jasa penyeberangan Jawa-Bali menurutnya masih buka dan hanya ditutup bagi kendaraan pemudik termasuk bus. Sedangkan yang dikecualikan hanya kendaraan logistik dan barang. Karena menurunnya pengguna jasa penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk, membuat pengelola berencana pelabuhan mengurangi jumlah kapal yang beroperasi. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) kemungkinan akan dikuranginya kapal yang beroperasi di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Dari awalnya 32 kapal yang disiagakan hanya 27 kapal yang beroperasi itupun melayani kendaraan barang.

 

“Kemungkinan melihat kondisi yang terjadi belakangan ini, jumlah itu bisa berkurang lagi,” ujarnya.

 

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/