27.2 C
Jakarta
1 Mei 2024, 5:28 AM WIB

Ayah – Anak Pertama Meninggal, Istri – Anak Kedua Dosen Unipas Kritis

SINGARAJA – Kabar duka kembali datang dari keluarga mendiang Ketut Wetan Sastrawan. Putri sulung mendiang, Luh Widya Andari Sadnyani, 13, menyusul kepergian ayahnya.

Widya dinyatakan meninggal, Senin (6/8) pagi karena kondisinya terus menurun. Korban Widya Andari Sadnyani memang mengalami luka cukup parah.

Korban mengalami luka robek pada pelipis dan dagu. Selain itu ia juga mengalami trauma organ dalam. Korban sempat dirawat di Ruang ICU RSUD Buleleng karena kondisinya tak sadarkan diri.

Namun sejak Minggu (5/8) lama kondisinya terus merosot, dan Widya dinyatakan menghembuskan nafas terakhir pada Senin pagi.

Sementara adik Widya, Made Desiani Andari, 9, masih dirawat di ICU RSUD Buleleng karena dalam kondisi kritis.

“Kakak dan adiknya memang sama-sama kritis. Tapi tangan Desiani lebih sering bergerak. Rencananya mau dirujuk ke RS Sanglah,” imbuhnya.

Sementara sang istri, Ni Nyoman Puspa Adnyani, 48, disebut baru usai menjalani operasi karena mengalami trauma pada bagian perut dan mengalami patah tulang kaki pada kaki kanan.

Puspa juga tengah dirawat di ICU RSUD Buleleng. Jenazah ahli hukum pidana Unipas Ketut Wetan Sastrawan dan Luh Widya, disemayamkan di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng.

Pihak keluarga akan melangsungkan upacara pengabenan pada Jumat (10/8) mendatang.

Seperti diberitakan sebelumnya, kecelakaan mau terjadi di KM 8-9 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, tepatnya di Banjar Dinas Pumahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, pada Minggu (5/8) siang lalu.

Mobil dengan nomor polisi DK 1896 UN yang dikemudikan pakar hukum pidana Ketut Wetan Sastrawan tiba-tiba kehilangan kendali dan menabrak pohon nangka yang ada di pinggir jalan.

Akibatnya Wetan yang juga dosen di Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja itu dinyatakan meninggal di RSUD Buleleng pada Minggu sore

SINGARAJA – Kabar duka kembali datang dari keluarga mendiang Ketut Wetan Sastrawan. Putri sulung mendiang, Luh Widya Andari Sadnyani, 13, menyusul kepergian ayahnya.

Widya dinyatakan meninggal, Senin (6/8) pagi karena kondisinya terus menurun. Korban Widya Andari Sadnyani memang mengalami luka cukup parah.

Korban mengalami luka robek pada pelipis dan dagu. Selain itu ia juga mengalami trauma organ dalam. Korban sempat dirawat di Ruang ICU RSUD Buleleng karena kondisinya tak sadarkan diri.

Namun sejak Minggu (5/8) lama kondisinya terus merosot, dan Widya dinyatakan menghembuskan nafas terakhir pada Senin pagi.

Sementara adik Widya, Made Desiani Andari, 9, masih dirawat di ICU RSUD Buleleng karena dalam kondisi kritis.

“Kakak dan adiknya memang sama-sama kritis. Tapi tangan Desiani lebih sering bergerak. Rencananya mau dirujuk ke RS Sanglah,” imbuhnya.

Sementara sang istri, Ni Nyoman Puspa Adnyani, 48, disebut baru usai menjalani operasi karena mengalami trauma pada bagian perut dan mengalami patah tulang kaki pada kaki kanan.

Puspa juga tengah dirawat di ICU RSUD Buleleng. Jenazah ahli hukum pidana Unipas Ketut Wetan Sastrawan dan Luh Widya, disemayamkan di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng.

Pihak keluarga akan melangsungkan upacara pengabenan pada Jumat (10/8) mendatang.

Seperti diberitakan sebelumnya, kecelakaan mau terjadi di KM 8-9 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, tepatnya di Banjar Dinas Pumahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, pada Minggu (5/8) siang lalu.

Mobil dengan nomor polisi DK 1896 UN yang dikemudikan pakar hukum pidana Ketut Wetan Sastrawan tiba-tiba kehilangan kendali dan menabrak pohon nangka yang ada di pinggir jalan.

Akibatnya Wetan yang juga dosen di Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja itu dinyatakan meninggal di RSUD Buleleng pada Minggu sore

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/